Palang Merah Indonesia (PMI) Kota Padang mendapatkan bantuan 1 unit mobil operasional dari Pemko Padang untuk menunjang kegiatan membantu kemanusiaan. Mobil tersebut diserahkan Walikota Padang Mahyeldi Ansharullah secara simbolis di sela Musyawarah Kerja PMI Padang di Hotel Mariani, Sabtu (15/12/2018).
Mahyeldi yang juga selaku Ketua PMI Kota Padang mengatakan, seiring meningkatnya kapasitas relawan, PMI Padang memberikan kontribusi yang semakin besar dalam tugas kemanusiaan. Terbukti dengan telah turut serta membantu masyarakat dalam beberapa bencana besar yang terjadi di Tanah Air.
"PMI Padang sudah turut membantu saudara-saudara kita di Lombok, Palu dan Donggala yang jadi korban gemoa dan tsunami," kata Mahyeldi.
Lebih lanjut Mahyeldi mengatakan, untuk menyebarluaskan informasi terkait kegiatan PMI, baru saja dilakukan MoU dengan RRI Padang dan Radio Arbes. "Diharapkan MoU ini dapat menyampaikan informasi lebih luas kepada masyarakat tentang PMI," ujarnya.
Walikota mengapresiasi PMI yang tahun ini, mengumrahkan 10 orang pendonor yang telah mendonorkan darah lebih dari 130 kali. Bukan itu saja, Korps Sukarela (KSR) PMI yang paling aktif dari 9 perguruan tinggi di Kota Padang juga diberi reward.
“Pendonor yang lebih dari 130 kali menyumbangkan darah diberangkatkan umrah, sedangkan KSR PMI yang ada di 9 perguruan tinggi yang dinilai paling aktif diberi reward," jelasnya.
Kegiatan sepanajang 2018 selain pemberian reward bagi pendonor, juga melaksanakan kebiatan peningkatan kapasitas sukarelawan PMI. Di antaranya, mengikuti latihan gabungan sukarelawan/Siaga Bencana Berbasis Masyarakat (Sibat) se-Kota Padang, Diklat Speasialis Pertolongan Pertama, Diklat Kehumasan dan Jurnalistik dan Training of Fasilitator (ToF) bagi pembina PMR.
“Pelatihan-pelatihan ini perlu untuk peningkatan kapasitas dan kecakapan insan PMI dalam menjalankan tugas kemanusiaan,” ujarnya.
Ia juga mendorong semua sukarelawan PMI agar meningkatkan kemampuan komunikasi dan penguasaan bahasa asing. Sebab, para sukarelawan PMI akan berhadapan dengan beragam karakter masyarakat dan bertemu dengan berbagai bangsa di dunia dalam menjalankan pengabdiannya.
“Kemampuan komunikasi dan penguasaan bahasa asing diperlukan karena kerja PMI tidak saja Indonesia, tetapi suatu saat juga dikirim ke luar daerah dan negara lain di dunia,” imbuh Mahyeldi. (th)