Ajang Indonesia Expo 2018 di Jeddah International Exhibition & Convention Center - Jeddah yang diselenggarakan di Jeddah, Arab Saudi, dari 28 November sampai 1 Desember 2018, mendatangkan “berkah” tersendiri bagi rendang Payakumbuh. Produk khas Rang Pikumbuah itu dilirik dunia usaha di Negeri Kurma dimaksud.
Dalam ajang itu, Payakumbuh ikut berpartisipasi membuka stand yang menggelar sejumlah produk khas daerah, antara lain rendang dan coklat Chocatto Payakumbuh. Walikota H. Riza Falepi dan Ketua Dekranasda Ny. Hj. Henni Yusnita Riza Falepi yang memimpin rombogan tak segan mempromosikan rendang di stand Payakumbuh di ajang tersebut.
Dalam kesempatan itu, Wako Riza juga membawa Ketua DPRD Kota Payakumbuh Yendri Bodra, Sekdako H. Amriul Dt. Karayiang, Asisten III H. Rida Ananda, Kadis Koperasi UMKM Dahler, Kadis Naker Perindustrian Dafrul Pasi, Kadisparpora Hj. Elfriza Zaharman, serta sejumlah pejabat terkait lainnya, seperti Kabid Perindustrian M. Faizal, Kepala UPTD Promosi Produk UMKM Elvi Rahmawati, Kasubag TUP Elya Harmi.
Walikota juga mengikutsertakan empat UMKM bergerak di Industri Rendang. Ke empat pengusaha itu adalah, Haris Budiman dari Rendang Riri, Fransiska dari Rendang Erika, Witria Dameiyenti dari Rendang Gadih dan Elda dari Rendang Kokoci. Kota Payakumbuh membawa sekitar 400 Kg produk rendang. Dan semuanya ludes di hari kedua pameran.
Ada beberapa perusahaan besar di Arab Saudi yang berminat melakukan kerjasama dengan Pemko Payakumbuh. Di antaranya Mohammed Bawazir for Trading, Babatin Factory for sweets & chocolate, Gjolib Almahdi, Nahdi Medical Company, Garuda Indonesia KAIA Jeddah Arab Saudi dan beberapa Restauran dan Supermarket di Jeddah Arab Saudi.
Ajang ini menjadi menarik, karena setiap tahun sekitar satu juta muslimin dibelahan dunia, termasuk orang Indonesia yang beragama Islam pergi ke Saudi Arabia untuk menunaikan ibadah haji dan umroh yang tentunya menjadi pasar potensian produk - produk Indonesia di Arab Saudi. Jumlah tersebut belum termasuk penduduk Indonesia yang bermukim di sana seperti para professional, pelajar dan mahasiswa serta TKI.
Walikota Payakumbuh H. Riza Falepi dan Ketua Dekranasda Henny yang mempresentasikan rendang di ajang pameran, dalam keterangannya menjelaskan, ketertarikan utusan Komjen Jeddah Mohamad Hery Saripudin itu akan segera ditindaklanjuti dengan pembicaraan yang lebih detail di antara kedua belah pihak, yang waktunya akan segera ditentukan. “Yang kita harapkan, dari sana nanti akan bisa disusun kesepakatan kerja sama soal pengadaan rendang yang dibutuhkan oleh pihak Arab Saudi,” terang Wako Riza.
Bagi Riza, ketertarikan Komjen Jeddah merupakan angin segar yang sangat berarti untuk pengembangan pasar rendang Payakumbuh. “Ini peluang yang tidak main-main,” tandas Wako Riza. “Sebab, pasar yang dibidik adalah jemaah haji, yang setiap tahun jumlahnya mencapai jutaan orang dari seluruh penjuru dunia yang mendatangi Mekkah,” kata mantan anggota DPD RI ini.
Kalau kelak kerja sama itu berlanjut, imbuh Riza, rendang Payakumbuh yang selama ini baru sebatas “bermain” di pasar lokal dan regional, dipastikan akan mendapatkan pangsa pasar yang luas lagi. Kalau pun sejauh ini rendang Payakumbuh sudah menjangkau pasar internasional, dikatakannya lagi, hanya sebatas ke negeri jiran, Malaysia, dengan jumlah pasokan yang masih sangat terbatas.
“Kita memang sangat mengharapkan ketertarikan Komjen Jeddah berlanjut ke tataran realitas,” ia menambahkan. Selain membuat rendang Payakumbuh semakin mendunia, bila kelak ketertarikan itu ditindaklanjuti dalam wujud jalinan kerja sama, “Dipastikan akan terbuka peluang berusaha yang makin luas bagi masyarakat, dan penyerapan tenaga kerja yang juga dipastikan akan bertambah banyak,” tambahnya.
Produk Andalan
Pada bagian lain Walikota Riza Falepi mengakui, rendang merupakan usaha home industry yang bisa dijadikan sebagai salah satu produk andalan dari Payakumbuh. “Dibandingkan dengan rendang yang dihasilkan daerah-daerah lain di Sumbar, rendang Payakumbuh memiliki sejumlah keunggulan komparatif,” katanya.
Akibat cita rasa yang khas itu, ungkap Riza, rendang Payakumbuh punya peminat tersendiri. Imbasnya, usaha itu sejak beberapa waktu belakangan mengalami pertumbuhan yang cukup menggembirakan. Sejauh ini, dalam catatan Wako Riza, setidaknya tercatat sebanyak 10 usaha home industry di kota itu yang khusus memproduksi rendang. “Sejauh ini mereka tetap eksis, dan tampak terus berkembang,” katanya.
Makanya, menurut Riza, Pemko Payakumbuh terus melakukan berbagai upaya agar rendang Payakumbuh semakin mendapat segmen pasar yang luas. Sejumlah pihak terkait di jajaran Pemko Payakumbuh seperti Dinas Naker Perindusterian, Koperasi UMKM serta Dekranasda, secara intens melakukan pembinaan yang diperlukan. “Termasuk dari segi kualitas rendang yang dihasilkan.”
Langkah pembinaan belum akan berhenti pada kondisi yang ada sekarang. “Yang sekarang sedang serius diupayakan adalah peningkatan daya tahan rendang dan packaging.” Dikatakannya, kalau selama ini daya tahan rendang Payakumbuh maksimal hanya enam bulan, sedang diupayakan untuk membuat lebih tahan lagi. “Termasuk juga pembinaan di segi pengemasan, yang dibuat semanarik mungkin agar mampu bersaing di segmen pasar yang lebih luas,” terangnya.
Sementara di segi usaha, menurut Wako Riza, sejauh ini sudah dibangun sebuah gedung yang dimaksudkan untuk dijadikan sebagai pabrikan pembuatan rendang di Padang Kaduduk Kelurahan Ompang Tanah Sira, Kecamatan Payakumbuh Utara. Menelan dana Rp10 miliar lebih dari DAK (dana alokasi khusus) tahun 2017 dan 2017, menurut Riza, gedung itu difungsikan untuk tempat pembuatan rendang secara massal.
“Bagi yang berminat dengan rendang, silahkan datangi langsung tempat ittu,” tuturnya. Selain bisa secara langsung melihat proses pembuatan rendang khas Payakumbuh, menurut Riza, gedung itu juga menbuka peluang terjadinya transaksi rendang antara produsen dengan calon konsumen. (rel/ul)