BAZNAS PADANG SALURKAN DANA UNTUK GAZA RP. 25 JUTA. Sepekan terakhir saja sudah tujuh orang warga Gaza ditembak mati Israel Laknatullah.

IMPIANNEWS.COM (Padang). 

Hingga hari ini perhatian ummat Islam Indonesia terhadap warga Gaza Palestina tidak pernah pudar. 

Termasuk kecintaan  ummat Islam yang berdomisili di Kota Padang, Provinsi Sumatra Barat. Cinta itu terbuhul semata mata karena iman pada Allah.

Ketua Baznas Padang, H. Episantoso, Kamis, 15 November 2018  menyerahkan bantuan  kepada warga Gaza Palestina sebanyak Rp.25 juta. 

Bantuan yang berasal dari sedekah dan infaq kaum muslimin Kota Padang diterima Syech Ahmad Ali Muhammad Al Badili.

"Uang ini bukan uang zakat. Tapi sedekah serta  infaq ummat Islam yang dihimpun melalui masjid dan karyawan di lingkungan Pemerintah Kota (Pemko) Padang," ujar Episantooso  di Kantor Baznas Padang.

Sebelum uang diserahkan di Aula Kantor Baznas Padang, Jalan Baypas KM 12 Simpang Sungai Sapih, Kec. Kuranji, diawali dengan mendengar kondisi Gaza terkini.

Melalui penterjemahnya Ustadz Oktarizal,  Syech Ahmad Ali Muhammad Al Badili dalam bahasa Arab menjelaskan, kondisi Palestina sekarang.

"Sepekan terakhir saja sudah tujuh orang warga Gaza Palestina meninggal dunia akibat kekejaman Israel laknatullah," ujar Syech Ahmad Ali dihadapan pimpinan dan karyawan Baznas Padang.

Orang Israel kebanyakan Yahudi. Salah  satu sifat jelek Yahudi,  tutur Syech Ahmad Ali mereka berjanji akan damai. Tapi kemudian mereka ingkari sendiri janjinya. 

Kenapa Gaza menjadi sasaran Israel? Gaza adalah kota sucil. Namun penduduk Gaza mereka sangat beriman pada Allah. Mereka memahami ajaran Islam dengan baik.

Anak anak warga Gaza kebanyakan penghafal qur'an. Mereka sangat mencintai agamanya. "Warga Gaza sangat menderita. Apa lagi sejak 11 tahun lalu Gaza diembargo membuat Gaza terisolir," ujar Syech Ahmad Ali putra kelahiran Gaza.

Ditanya tentang kondisi kehidupan warga Gaza saat ini, tokoh muda Gaza tersebut menjelaskan, nasib warga Gaza sangat memperihatinkan.   

"Kehidupan warga Gaza sangat paya.  Mencari makan pun sulit. Apa lagi masuk ke dalam Masjid Aqsa menunaikan ibadah," katanya.

Melaksanakan shalat dan bentuk ibadah lainnya di Palestina khususnya di Jalur Gaza tidak bebas. Beda dengan di Indonesia atau negara lain.

Syech Ahmad Ali menceritakan, beberapa waktu lalu ada seorang perempuan muslim ditempak mati tentara Israel.  

"Muslimah itu istiqamah menutup mukanya dengan memakai cadar. Tentara Israel  memaksanya membuka cadar. Dia tidak mau. Lalu tanpa rasa kemanusiaan Israel laknatullah itu, menbak muslimah tadi," ungkap Syech Ahmad Ali.**
Awkar.