Puskesmas Alai Sosialisasikan Gema Cermat pada Kader Lansia


IMPIANNEWS.COM (Padang).

Kepala Puskesms Alai drg. Yenni  bersama Lurah Gunung Pangilun Andi Amir, SH  membuka secara resmi Pertemuan Kader Lansia  diwilayah kerja Puskesmas Alai tahun 2018 sekaligus Sosialisasi Gerakan Masyarakat Cerdas Menggunakan Obat (Gema Cermat)  yang diselenggarakan oleh Puskesmas Alai  di Aula Puskesmas, Sabtu (24/11).

Dalam sambutannya Lurah Andi Amir  mengatakan, dengan diadakannya kegiatan ini, kedepan diharapkan dapat mewujudkan kader Lansia yang lebih berkompetensi.

Sehingga Kader tersebut dapat mengaktifkan Pelayan Posyandu Lansia di wilayah RW/RT  serta melaksanakan berbagai kegiatan yang bermanfaat untuk meningkatkan Umur Harapan Hidup bagi kelompok Lansia di wilayah kerja puskesmas alai yaitu Kelurahan Alai Parak Kopi dan Kelurahan Gunung Pangilun  harapnya.

Sementara itu  Sosialisasi Gema Cermat merupakan salah satu upaya bersama Kelurahan, Puskesmas dan masyarakat  guna mewujudkan kepedulian, kesadaran, keterampilan dan pemahaman masyarakat dalam menggunakan obat secara tepat dan benar

" Salah satu permasalahan yang ada yaitu masih kurangnya pemahaman masyarakat dan kurangnya informasi yang memadai tentang penggunaan obat menyebabkan penggunaan antibiotik secara tidak tepat di kalangan masyarakat dapat memicu resistensi (Kekebalan) terhadap antibiotik," ujar Andi.

Lurah menghimbau para kader posyandu atau kader PKK, Kader Lansia , terus meningkatkan pelayanan terhadap lansia yang ada di daerahnya, serta membiasakan pola hidup sehat serta menjaga pola makan, sehingga lansia kita, dapat menjadi apa yang kita harapkan, selain itu kader diminta untuk berikan pemahaman kepada masyarakat untuk Cerdas dalam menggunakan obat.

Sementra itu Kapus Alai drg. Yenni mengatakan bahwa  penggunaan obat yang tidak tepat malah justru memicu penyakit. Untuk itu, dalam sosialisasi itu juga dijelaskan soal Dagusibu, yaitu Dapatkan, Gunakan, Simpan, dan Buang obat secara benar.

"Masyarakat itu sering mengonsumsi obat tapi tidak bisa mendapatkan, menggunakan, menyimpan, bahkan membuang obat secara benar. Jadi pengetahuan pada masyarakat awam cukup memprihatinkan. Tak hanya masyarakat, tenaga kesehatan juga masih banyak yang belum tahu, hanya sekitar 25 persen dari tenaga kesehatan yang care pada penggunaan obat yang benar," tuturnya.

"Sosialisasi ini jadi satu hal yang penting dan strategis, karena selama ini sosialisasi obat seperti ini masih sangat kurang. Kita berharap penggunaan obat secara cerdas ini bisa diketahui dan dipahami masyarakat luas," terang Yenni. (aa).