Ketua Yayasan Pertiwi Kota Padang, Harneli meresmikan Pojok Minang Tahun 2018 yang diadakan oleh SMA Pertiwi 1 Padang di Halaman SMA, Jalan Cendrawasih No.7 Air Tawar Barat Kecamatan Padang Utara, Rabu (21/11).
Dikesempatan tersebut Harneli yang juga Ketua PKK Kota Padang mengatakan, Pojok Minang ini merupakan salah satu terobosan yang dilaksanakan oleh SMA Pertiwi 1 Padang sesuai dengan himbauan Bapak Gubernur Sumatera Barat kembali ke Nagari.
Dijelaskan Harneli, orang Minang ini dimana saja berada selalu bisa menempatkan diri, bisa menjadi tokoh masyarakat yang diutamakan di daerah tersebut.
“Orang Minang itu tutur bahasanya sopan, tahu raso jo pareso (Tahu dengan perasaan orang lain), tahu ereng jo gendeng (Tahu dengan kata kiasan) dan banyak lagi yang harus dipahami,”ujar Harneli.
Oleh karena itu sebagai orang minang yang selalu memegang teguh adat istiadat berdasarkan Adat Basandi Sarak, Sarak Basandi Kitabulah (ABS-SBK) Sarak mangato, Adat mamakai, sehingga apa yang dikatakan orang bahwa di Sumatera Barat peringkat 2 LGBTnya tidak benar.
“Maka dari itu, marilah kita bersama-sama memberikan perhatian khusus dan menjaga generasi muda kita, agar terhindar dari perilaku yang menyimpang tersebut,”kata Harneli.
Sementara itu Kepala SMA Pertiwi 1 Padang, Sri Astuti menyampaikan, berdasarkan himbauan Bapak Wali Kota Padang dan Gubernur Sumatera Barat tentang kembali ke Nagari, semua mata pelajaran itu terintegrasi ke karakter Minangkabau.
Berdasarkan hal itulah, pihak sekolah menggagas berdirinya Pojok Minang (Sudut Minang), agar Siswa - siswi bisa mempelajari tentang budaya Minang,”ungkap Sri Astuti.
Di Pojok Minang tersebut para siswa-siswi disediakan tempat untuk belajar silsilah dan falsafah minang, bagaimanan minang itu yang sebenarnya.
“itulah sebabnya SMA Pertiwi 1 membuat suatu Pojok Minang (Sudut Minang) yang isinya ada pelaminan dan peralatan-peralatan yang digunakan oleh orang minang sebelumnya,”ulas Astuti.
Ditambahkan Sri Astuti, di Pojok Minang itu ada juga rangkiang, seperti yang kita ketahui bahwa rangkiang tersebut biasanya tempat lumbung padi, bagi kami disini dimasukkan beras gengam. Beras gengam itu dikumpulkan 2 kali dalam sebulan setiap Jum’at dan kembali dibagikan untuk siswa-siswi yang kategori kurang mampu.
“Saya berharap, apa yang kita lakukan ini berguna dan bermanfaat bagi siswa-siswi SMA Pertiwi 1 Padang dan menjadi contoh bagi yang lainnya,”imbuhnya. (VN)