Pemko Padang Panjang, Tak Pernah Telantarkan Warganya


IMPIANNEWS.COM (Padang Panjang). 

Menanggapi pemberitaan yang beredar mengenai ibu Las (Murni Sulastri), warga RT 05 Kelurahan Silaying Atas,  yang tinggal di kandang kambing, Sekdako Padang Panjang, Martoni, S.Sos.M.Si menugaskan OPD terkait untuk mengunjungi lokasi tinggal Ibu Las, guna mencari kebenaran dan solusinya, Jumat (16/11).

Dari hasil kunjungan tersebut, selain bertemu dengan ibu Las, tim utusan juga bertemu dengan ayahnya bernama Rusli, (63th). Dari penjelasan Pak Rusli, bahwa Ibu Las merupakan anak pertama dari 4 bersaudara. Bernama asli Murni Sulastri.  

Singkat cerita sepulang merantau dari Batam, bu Las baru kembali menjadi penduduk kota Padang Panjang akhir tahun 2017. Sebelumnya yang bersangkutan tinggal di Padang Pariaman. 

Pak Rusli yang asli Sungai Limau, Padang Pariaman, pernah bekerja sawit di PTPN 3 di Kampur IX,  Koto Baru, Kab. 50 Kota. Dia dan keluarga lama tinggal di sana. Karena sesuatu sebab, Pak Rusli berpisah dengan istrinya.  Dia pindah ke Padang Panjang membawa ke 4 anaknya termasuk ibu Las. 

Ibu Las setelah dewasa menikah dan ikut suami ke Batam. Mengalami masalah rumah tangga dengan suami, akhirnya  Ibu Las pulang ke kampung halaman keluarganya di Pariaman membawa 2 anaknya yang masih kecil. Dari hasil kerja kerasnya, Ibu Las membelii seekor kambing. 

Karena selisih paham dengan saudara ibunya di kampung. Akhirnya, Ibu Las kembali ikut Pak Rusli ke Padang Panjang dengan membawa anak serta kambingnya. 

Sehari harinya, Ibu Las tinggal bersama ayahnya di rumah hasil bedah rumah, yang dibangun warga tetangga di atas tanah keluarga Pak Rusli di daerah kelurahan Silaying Atas. Di sebelah rumah itu, dibuat kandang kambing sebagai lokasi usahanya. Berkat kegigihannya pula usaha kambing Ibu Las berkembang. Hingga menjadi 15 ekor. 

Tersebab  tetangga  tidak nyaman dengan bau kotoran kambing, ibu Las dan Pak Rusli memindahkan kandang kambing itu ke lokasi yang cukup jauh dari tempat semula. 

Pak Rusli kebetulan, mendapat pinjaman tanah untuk bertani. Di lokasi itulah, dia membangun kandang kambing, berjarak sekitar 150 m dari rumahnya, arah ke tepi sungai.  Lahan tersebut menjadi sumber mata pencarian Pak Rusli juga. Dengan pemilik tanah mereka berbagi hasil kebun.  

Dari hasil investigasi tim ke lokasi kediaman ibu Las,  dapat diperoleh kesimpulan, bahwa bangunan yang jadi kandang kambing, itu sejatinya bukanlah rumah tinggal sehari hari Ibu Las. Pondok kayu berdinding seng bekas itu, sengaja dibuat Pak Rusli dua tingkat, supaya  Ibu Las bisa istirahat sambil menjaga kambingnya. 

Kepastian tersebut juga diperoleh dari Ketua RT 05 Silaying Atas, Nasrul.  Menurut Nasrul,  sehari hari Ibu Las tinggal di rumah ayahnya. Hunian di kandang kambing yang dikabarkan tempat tinggal bu Las tersebut, tidaklah terus menerus. "Di pondok itu tidak ada tempat mandinya. Ibu Las selalu ganti pakaian di rumah Pak Rusli," kata Nasrul.

Pak Rusli, juga mengakui, tempat itu dibangunnya untuk Ibu Las hanya untuk menjaga kambing-kambingnya. "Anak saya tidur di sana, ketika kambing musim beranak. Untuk memastikan kondisi anak kambing baik-baik saja. Kadang kadang kambing itu beranak malam hari," katanya.

Ketika dijumpai di rumah Pak Rusli, Ibu Las baru saja pulang dari salah satu bank  membuat rekening tabungan. Dia minta dibuatkan bangunan  tempat tinggalnya, tapi tidak jauh dari kambingnya. 

"Saya tak mau jauh dari kambing. Saya mesti memelihara kambing. Kambing itu harapan hidup saya demi masa depan anak saya," kata lulusan SMK Elektro ini.

Sementara Lurah Silaing Atas, Jeff Raymoon, S.Sos, mengatakan,  segala upaya untuk kesejahteraan keluarga Pak Rusli sudah dilakukan sejak 2016. Dimana Pak Rusli menerima bantuan mulai dari bedah rumah,  sembako,  kelengkapan rumah seperti kasur, lemari dan lain lain.  

Disebutkan, untuk bu Las, juga sudah terdaftar di data BDT (Basis Data Terpadu) dan mendapat  KIS (Kartu Indonesia Sehat), JMKPP (Jaminan Kesehatan Masyarakat Padang Panjang). 

Pak Rusli selama ini mendapat  bantuan beras 15 kg setiap bulannya,  yang diserahkan langsung dari Dinas Sosial ke Pak Rusli. "Untuk ibu Las sendiri karena baru terdaftar sebagai penduduk Padang Panjang Maret 2018. Kartu Keluarganya baru ada sejak 9 Maret 2018, untuk pendaftaran BDT masih dalam proses pengajuan," kata Jeff. 

Menurutnya, pihak kelurahan akan tetap mencari solusi masalah bu Las ini. "Pemko tidak pernah membiarkan warganya terlantar. Kendala kami saat ini, Ibu Las ini masih  enggan  tinggal jauh dari kambingnya. Dia  takut kambingnya hilang atau mati," tegas Jeff.

Berkat pendekatan berbagai pihak kepada bu Las, kini dia dan dua anaknya sudah tidur di rumah Pak Rusli. "Kini si Las hanya memberi makan kambing saja ke pondok itu. Dia sudah tinggal kembali di sini," kata Pak Rusli.

Pak Rusli mengucapkan terimakasih kepada semua pihak, yang telah memberikan perhatian kepada anaknya. (as)