Padang, --- Kisruh beberapa hari belakangan terkait penggunaan aula Mesjid Agung Nurul Iman untuk pesta resepsi menggugah Ketua MUI Sumbar untuk menuntaskan masalah yang menghebohkan muslim di bumi minangkabau dan di rantau.
Setelah berdialog pada Rabu (31/10/2018) dengan keluarga yang menyewa aula Masjid Nurul Iman Padang yang juga dihadiri pengurus mesjid terkait kasus pesta yang membuat tersinggungnya umat Islam khususnya di Ranah Minang maupun di rantau, telah disadari sebagai suatu kekhilafan oleh keluarga dan dengan setulus hati mewakili keluarga memohon maaf kepada kaum muslimin.
Ketua MUI Provinsi Sumatera Barat, H. Gusrizal Gazahar secara tegas bernasehat agar kejadian serupa jangan terulang lagi, kedepan.
"Kepada pengurus, kami pesankan agar disempurnakan berbagai aturan penggunaan aula dan khusus untuk walimah al-‘ursy, tidak usah diizinkan.
Untuk aqad pernikahan pun harus diberikan ketentuan-ketentuan supaya jangan terlanggar adab berada di Rumah Allah SWT," Buya nasehati.
“Mudahan-mudahan Kusut Sudah Selesai," pinta Gusrizal Gazahar.
Semoga dengan permohonan maaf keluarga, perkara ini sudah bisa diselesaikan dalam batas kewenangan yang ada di tangan Majelis Ulama Sumbar.
Lebih dari itu, karena Masjid Nurul Iman berstatus sebagai masjid Agung kota Padang maka kewenangan lebih luas ada di tangan penanggungjawab dan pengelola.
Kepada umat Islam khususnya di Ranah Minang dan di Rantau, kami menghimbau, “mari kita jaga kesatuan umat dan ukhuwwah Islamiyyah sesama kita”.
Adalah Edison, sang peminjam aula Mesjid Nurul Iman untuk akad nikah dan resepsi anaknya pada tanggal 28 Oktober 2018, dengan penuh kesadaran sampaikan ungkapan maaf dan penyesalan kepada muslim di ranah minang dan di rantau. Atas kekhilafan ini, edison bersama keluarga besarnya ungkapan rasa sesal.(ul)
Sumber : surau buya gusrizal gazahar