Limapuluh Kota, ---- Entah berstatus apa mereka (WNA diduga asal China) berada di Kawasan Manggani Jorong Pua Data koto tinggi Kec. Gunung Omeh Kab. 50 Kota ? Apa status mereka di lokasi bekas tambang emas. Apakah sedang study, melancong, ITAS atau lainnya ?
Pasalnya, beberapa hari belakangan kehadiran puluhan WNA China yang tidak bisa berdialeg Ondoensia di kawasan tambang emas Manggani di Jorong Pua Data, Nagari Koto Tinggi, Kecamatan Gunung Omeh, Kabupaten Limapuluh Kota, membuat heboh dan risau warga.
Keberadaan puluhan WNA China ini baru diketahui setelah mereka keluar dari lokasi tambang terbesar di masa pemerintah kolonial Belanda itu.
Kehebohan ini bermula ketika salah seorang aktivis perempuan Luak 50, Wirda Ningsih memposting status di facebooknya pada 22 November 2018 pukul 11.40 WIB. Dalam status tersebut ia memperingati masyarakat Gunung Omeh bahwa ada puluhan WNA China melakukan aktivitas puluhan WNA China di Jorong Pua Data di lokasi bekas tambang emas.
Meskipun warga enggan untuk berbicara panjang lebar, namun terkait status ini, media mencoba berkomunikasi dengan warga nagari Koto Tinggi yang enggan disebutkan namanya. Dirinya membenarkan keberadaan WNA China ini dan beraktivitas di dalam hutan.
“Ya, memang ada orang Cina masuk ke kampung kami. Mereka banyak dan tidak mengerti bahasa Indonesia. Mereka cuma mengangguk apa yang kami katakan dan kami juga mengangguk apa yang mereka sampaikan. Kami tak mengerti apa yang mereka katakan dan mereka tak mengerti apa yang kami sampaikan ,” terang salah seorang warga Nagari Koto Tinggi tersebut Senin (26/11/2018) malam.
Katanya, rombongan warga asing ini pergi ke kawasan tambang emas Manggani yang ada di Jorong Pua Data sekitar akhir Oktober lalu.
“Tapi apa yang mereka lakukan di dalam hutan kami tidak tahu. Karena tidak ada satupun warga yang berani mengikuti mereka. Selain mereka di dalam hutan, kami takut mereka melakukan hal-hal aneh dan membuat kami terancam," ucapnya.
Hal tersebut dibenarkan juga oleh Iswandi, Kepala Jorong Pua Data, Nagari Koto Tinggi. Namun saat ini puluhan WNA China ini telah keluar dari lokasi.
“Mereka sudah keluar tanggal 14 November lalu. Sekarang mereka tidak kembali lagi,” kata Kepala Jorong Pua Data ini.
Lokasi yang didatangi warga asing tersebut, ucapnya, sangat jauh. Berada di dalam hutan sekitar 14 kilometer dari pemukiman penduduk. Itupun tidak bisa dilewati oleh kendaraan roda empat.
“Mereka datang menumpangi satu unit mobil double gardan. Sesampai di Koto Tinggi, mereka menyewa ojek untuk ke lokasi tambang emas,” katanya.
Dikatakan Iswandi, rombongan warga asing tersebut seperti pekerja. Memakai sepatu boot dan menyandang tas ransel. Awal kedatangan warga asing itu, kata kepala Jorong Pua Data, mereka dipandu oleh salah seorang WNI. Kemudian, warga asing tersebut ditinggalkan di tengah hutan kawasan tambang emas Manggani.
“Ada pemandunya. Awal-awal pemandu itu yang menunjukkan jalan dan untuk berkomunikasi dengan warga. Katanya ingin melihat tambang emas Manggani. Beberapa hari kemudian, pemandu sudah jarang terlihat,” ucapnya lagi.
Warga asing itu, katanya, sering bolak-balik ke dalam kawasan tambang, setidaknya ada satu kali dalam tiga hari. Tetapi, mereka sempat bermalam di kawasan tambang emas.
“Mereka sempat bermalam. Sekitar 10 hari mereka di dalam hutan dan tidak keluar-keluar. Mereka mempersiapkan tenda untuk menginap di kawasan tambang,” kata Kepala Jorong Puah Data.
Menurut Iswandi, selama rombongan keluar dari hutan, warga asing tersebut menginap kawasan Bukittinggi dan keesokan harinya kembali lagi ke dalam hutan kawasan tambang Manggani.
“Melihat kondisi tidak aman, mereka sudah disuruh pulang. Sampai sekarang mereka tidak kembali lagi,” terang Iswandi.
Dikatakan Kepala Jorong Puah Data itu, kawasan tambang emas Manggani, sampai saat ini masih beroperasi. Ada sekitar 40an warga Koto Tinggi yang mengeruk emas kawasan hutan lindung tersebut.
“Sekarang hanya tambang kecil-kecilan, ada 40 orang di sana yang tiap hari melakukan tambang. Hasilnya tidak terlalu banyak. Ya, sekadar untuk memenuhi kebutuhan sehari-hari oleh warga,” kata Iswandi.
Ketua DPRD Kabupaten Limapuluh Kota, Safaruddin akan memastikan apakah benar ada warga asing masuk ke lokasi tambang emas Manggani, Koto Tinggi tersebut.
"Sampai sekarang kita belum dapat informasi pasti soal itu,"ucap Safaruddin.
Sementara Kepala Polisi Resor Limapuluh Kota, AKBP Haris Hadis akan mencek apakah benar ada orang asing masuk ke Limapuluh Kota. Karena itu, kata AKBP Haris Hadis masih melakukan pemantauan terhadap aktifitas orang asing tersebut.
"Ini yang kita cek, apakah benar mereka orang asing dan kita juga terus memantau apa kegiatan mereka dan apa yang mereka lakukan," kata Kapolres.(tim)