Presiden Turki Recep Tayyip Erdogan dan Presiden Amerika Serikat Donald Trump disebut sempat berdiskusi masalah pembunuhan wartawan Jamal Khashoggi yang tewas di gedung konsulat Arab Saudi di Istanbul pada 2 Oktober lalu.
Seorang pejabat Gedung Putih mengatakan percakapan itu berlangsung saat kedua pemimpin itu menghadiri jamuan makan malam di sela-sela peringatan 100 tahun Gencatan Senjata 1918 Perang Dunia I, Minggu (11/11), di Paris, Perancis.
Dikutip Hurriyet Daily, Trump tengah mempertimbangkan merespons pembunuhan Khashoggi secara lebih tegas. Pada Rabu (7/11) lalu, Trump bahkan mengaku tengah berkoordinasi dengan Kongres, Turki, dan Saudi, untuk menetapkan pihak yang bertanggung jawab atas pembunuhan tersebut.
Sementara itu, Erdogan pada Sabtu (10/11) lalu mengatakan Turki telah memberikan rekaman pembunuhan Khashoggi kepada AS, Saudi, dan sejumlah negara lainnya seperti Jerman, Perancis, dan Inggris.
"Kami telah memberikan rekaman itu. Kami memberikannya kepada Arab Saudi, AS, Jerman, Perancis, dan Inggris. Negara-negara itu telah mendengarkan percakapan yang terekam dalam rekaman itu. Mereka tahu," tutur Erdogan.
Erdogan tidak menjelaskan secara detail isi dari rekaman tersebut. Namun, dua sumber yang mengetahui penyelidikan kasus tersebut mengatakan kepada Reuters bahwa Turki memiliki beberapa rekaman terkait pembunuhan Khashoggi.
Rekaman-rekaman itu termasuk rekaman saat pembunuhan Khashoggi terjadi dan rekaman beberapa hari sebelum eksekusi berlangsung.
Trump dan Erdogan merupakan dua di antara sedikitnya 70 pemimpin negara yang hadir dalam peringatan 110 tahun Perang Dunia I tersebut. Presiden Rusia Vladimir Putin dan Kanselir Jerman Angela Merkel juga hadir dalam pertemuan itu.
Dikutip AFP, Trump dan Putin juga sempat berbincang di sela-sela acara itu. Putin mengaku perbincangan singkat keduanya berjalan baik.
Putin tak menjelaskan secara detail percakapan keduanya. Namun, Presiden Perancis Emmanuel Macron, sebagai tuan rumah, mengatakan Putin dan Trump berbicang cukup lama saat jamuan makan siang berlangsung setelah upacara peringatan.
Juru bicara Gedung Putih, Sarah Sanders, membenarkan bahwa Trump bertemu sejumlah kepala negara dalam acara tersebut termasuk dengan Putin, Merkel, dan Macron.
Sanders menyebut para pemimpin itu terlibat dalam perbincangan "yang sangat sangat baik dan produktif."
"Para pemimpin berdiskusi terkait berbagai macam isu, termasuk INF (traktat nuklir), isu Suriah, perdagangan, situasi di Arab Saudi, sanksi, Afghanistan, China, dan Korea Utara," ucap Sanders. (rds/has)