Sebagai wujud dukungan penuh Sekolah Tinggi Agama Islam Darul Al quran (STAIDA) Payakumbuh demi optimalisasi ketercapaian misi kepala daerah Payakumbuh, civitas STAIDA Payakumbuh menggelar seminar sehari bertemakan metode hafidz al quran dengan sepuluh jari.
Seminar sehari ini yang dikuti sekitar 300-an peserta yang dipusatkan di aula serbaguna Kankemenag Payakumbuh Sabtu (10/11/2018) dibuka langsung Walikota Payakumbuh melalui Staf Ahli Syahrir bersama Ketua STAIDA Payakumbuh Ahmad Deski, MA dan menghadirkan narasumber David Sugiarto Jafris, Lc. MH dari Tanah Datar. Seminar ini juga dihadiri Kepala Kankemenag Kota Payakumbuh.
Kepada Walikota, Ketua STAIDA Payakumbuh Ahmad Deski melaporkan bahwa Milad STAIDA Payakumbuh ke 8 jatuh pada tanggal 2 November 2018 dan sebelumnyabeberapa rangkaian kegiatan telah digelar. Seminar ini adalah puncak dari milad tersebut.
"tampa terasa, delapan tahun sudah STAIDA Payakumbuh mengelola 2 program studi (prodi), Ilmu Al Quran / tafsir (iat) dan pendidikan bahasa arab (pba). Prodi yang dikelola saat ini sangat mendukung visi dan misi Pemko Payakumbuh, khususnya misi nomor lima, mewujudkan masyarakat Payakumbuh yang berakhlak mulia berdasarakan ABS ABK. Civitas STAIDA Payakumbuh selalu berupaya bagaimana STAIDA mampu menciptakan lulusan yang siap pakai di dunia kerja. Dan itu telah kami buktikan. Semua itu tidak terlepas dari dukungan Pemko Payakumbuh dan semua unsur terkait.
"Terima kasih Pemko Payakumbuh, STAIDA sudah tempati kampus baru Jalan Khatib Sulaiman Kelurahan Limbukan Kecamatan Payakumbuh Selatan. Dan aktifitas keakademisan sudah sepenuhnya dijalankan di kampus itu. Di usia yang ke 8 tahun, STAIDA Payakumbuh Bertekad Menjadi Kampus yang Berkualitas,"lapor Ahmad Deski.
Sementara Staf Ahli Setdako Payakumbuh Syahrir mengawali sambutannya dengan menyampaikan salam maaf dari Walikota Payakumbuh. Pada saat bersamaan, Walikota Payakumbuh Riza Falepi bersama Forkopimda sedang mengikuti rangkaian peringatan Hari Pahlawan.
"Selamat Milad ke 8 untuk STAIDA Payakumbuh, satu-satunya Sekolah Tinggi Ilmu Al quran di Luak Limopoluah yang lahir dari rahim Pemko Payakumbuh, dan ini satu kebanggaan kita. Sekarang STAIDA sudah tempati kampus baru dan Pemko Payakumbuh akan selalu mengoptimalkan tenaga untuk terus mengembangkan kampus kebanggaan ini melalui penganggaran dana.
Dikatakan, STAIDA telah menunjukkan lulusan yang sudah mulai abdikan diri di berbagai lembaga penyelenggara pendidikan, serta giat dalam pembinaan keagamaan di Payakumbuh termasuk MTQ kemaren. Selamat milad, bersama kita majukan STAIDA Payakumbuh. Serta selamat mengikuti seminar pagi ini kepada semua peserta. Dengan mengucapkan basmallah, seminar kita buka secara resmi," tandas Syahrir.
Terkait materi, narasumber seminar David Sugiarto Jafris mengawali materinya dengan materi penting, yakni mukharijul huruf, hukum nun sukun dan tanwin, hukum mim sukun, hukum idgham dan qalqalah, hukum ra, dan huruf syamsiyah serta qamariyah dan waqaf.
"metode hafidz dengan 10 jari pada dasarnya hanyalah sebuah metode saja, yang kami bukukan tahun 2018, baru-baru ini. Metode ini disebut juga 'roks al-ayah' (kepala ayat). Yaitu bagaimana setiap ruas jari dimanfaatkan untuk mengingat kepala ayat. Insyaallah bisa optimal, tergantung kesucian niat para hafidz/ah. Semoga ilmu yang didapat peserta bisa ditularkan. Berdasarkan pengamatan kami, peserta ada dari guru dan siswa," tutuk David usai paparkan materi.
Masih di lokasi yang sama, Ketua STAIDA Ahmad Deski menyebut bahwa seminar sehari tersebut para peserta diberikan sertifikat dan buku metode hafidz dengan 10 jari. Selain itu juga dibagikan hadiah pemenang lomba sebelumnya.
"lomba takraw antar instansi dimenangkan tim Kemenag Kab. 50 Kota, takraw antar SMA / MA dimenangkan MAN 3 Payakumbuh. Untuk lomba hafidz SMA / MA putra dan putri dijuarai SMA ICBS. Harapan kita kedepan, STAIDA Payakumbuh tumbuh dan berkembang sejalan dengan pertumbuhan Luak Limopuluh.(ul)