Dekranasda) dan Gabungan Organisasi Wanita (GOW) Kota Bukittinggi melakukan sharing informasi tentang organisasi dan upaya peningkatan produk kerajinan ke Dekranasda Kota Bandung. |
Sejumlah pengurus dan anggota Dewan Kerajinan Nasional Daerah (Dekranasda) dan Gabungan Organisasi Wanita (GOW) Kota Bukittinggi melakukan sharing informasi tentang organisasi dan upaya peningkatan produk kerajinan ke Dekranasda Kota Bandung. Rombongan yang dipimpin oleh Ny.Yesi Endriani Ramlan tersebut diterima secara langsung oleh Ketua Dekranasda Kota Bandung Ny.Siti Muntamah Oded dan Wakil Ketua Dekranasda Ny.Yulimar Yana Maulana beserta sejumlah anggota Dekranasda di Pendopo Kota Bandung, Rabu (7/11).
Turut hadir dari Kota Bukittinggi Ketua GOW Ny.Khadijah Irwandi, Ketua Dharma Wanita Persatuan Ny.Muclisah Yuen Karnova, Isteri Ketua DPRD Ny. Ria Beny Yusrial, sejumlah Organisasi Wanita serta UKM dan SKPD terkait.
Dalam sambutannya Ny.Yesi Ramlan mengatakan, banyak hal yang dapat dipelajari dari Kota Bandung. Bandung kota yang indah yang penuh dengan kreasi, Bandung merupakan kota pengelola sampah nasional. Dari Bandung kota Bukittinggi belajar pada tahun 2016 yang lalu tentang pengolahan sampah rumah tangga sehingga Kota Bukittinggi menjadi satu – satunya kota menjadi pilot projek Wanita Peduli Sampah di Sumatera Barat dan kali ini dengan mengikutsertakan UMKM berharap peran Dekranasda mampu mendorong ekonomi Kota Bukittinggi.
“Bandung merupakan kota tujuan pendidikan bagi masyarakat Bukittinggi, karena Dekranasda, GOW dan PKK merupakan mitra pemerintah dan bagaimana kita bisa membantu pemerintah kota dalam segala hal, kalau tahun lalu kami mempelajari tentang pengelolaan sampah, pada kesempatan ini kami ingin belajar banyak tentang Usaha Kecil dan Menengah (UKM). Karena kami melihat Bukittinggi hampir mirip dan punya banyak kesamaan dengan Bandung, namun kreatifitas masih kurang, dan kami ingin belajar dan mudah – mudahan ini bisa memotivasi UKM kami nantinya karena Bukittinggi juga merupakan kota tujuan utama pariwisata di Sumbar,” jelas Ny.Yesi Ramlan.
Ditambahkan Ny.Yesi Ramlan bahwa kunjungan ini juga sekaligus ingin mengadopsi kreatifitas, inovasi serta pelayanan – pelayanan yang telah dilakukan masyarakat Bandung dalam menerima tamu baik itu tamu wisata, tamu pendidikan dan tujuan lainnya karena Dekranasda Bukittinggi terus mendorong pengusaha untuk meningkatkan inovasi dan kreativitasnya khususnya para UKM yang menjadi produsen kerajinan.
Disamping itu Ny.Yesi juga memaparkan tentang program Sekolah Keluarga yang dikelolanya cukup berhasil. Dimana Sekolah Keluarga ini merupakan suatu upaya untuk mengantisipasi dan menekan masalah sosial.
Sementara itu Ny. Siti Muntamah Oded mengatakan merasa sangat senang dengan kunjungan Dekranasda dan GOW Kota Bukittinggi yang memiliki latar belakang dan potensi daerah yang mempunyai banyak kesamaan. Setelah memperkenalkan pengurus Dekranasda Kota Bandung yang hadir, dijelaskan Ny.Siti Muntamah Oded dimana Kota Bandung juga tidak memiliki hutan, industri, pantai dan lahan pertanian untuk menghidupi kota dan warganya, namun harus menghadirkan kesejahterakan bagi masyarakatnya yang merupakan cita – cita dari pembangunan sehingga mau tidak mau warga Bandung harus berkreativitas.
“dengan segala keterbatasan sumber daya yang ada, warga Bandung harus berkreativitas dan kreativitas inilah yang kemudian kita olah maka lahirlah kreativitas yang tidak hanya dalam bentuk barang tetapi juga dalam bentuk lain. Selain dikenal dengn kota kuliner, Bandung juga dikenal dengan kreativitas craft dan fashion-nya sehingga Bandung yang dikenal dengan Paris van Java melahirkan tren hijab pertama di Indonesia”, ungkapnya.
Kemudian Ny.Siti juga menjelaskan dan trik – trik pembinaan yang dilakukan kepada para UMKM di bawah binaannya sampai kepada manajemen pemasaran produk yang dihasilkan.
“Dekranasda mengembangkan kreativitas dari sisi craft dan kuliner. Kita memiliki program disamping membina juga mengembangkan pengrajin, baik usaha berupa kayu, batik maupun craft yang lainnya, juga dengan melibatkan UP2K PKK agar peningkatan ekonomi keluarga benar – benar terwujud, dengan kreativitas bisa menghadirkan kesejahteraan warga kota”, katanya.
Kemudian lanjutnya, “Bandung menghasilkan 1.650 ton sampah setiap harinya, kalau biasanya digunakan istilah Reduce, Reuse dan Recycle (3R) tetapi Bandung menggunakan istilah Kurangi, Pisahkan dan Manfaatkan. Apabila sejak 5 tahun lalu dalam pengurangan sampah menggunakan GPS yakni Gerakan Pungut Sampah yang dilakukan disetiap lini masyarakat baik Kantor, Sekolah dll, sekarang ditingkatkan menjadi GPPS yakni Gerakan Pungut Pilah Sampah”, terangnya. Kemudian juga dijelaskan upaya-upaya yang dlakukan dalam pemberdayaan 3.500 UMKM yang ada di Kota Bandung.
Selain mengunjungi Dekranasda Kota Bandung, guna peningkatan kompetensi SDM dan mempelajari peningkatan perluasan pemasaran produk unggulan, rombongan juga menyambangi IFI (Islamic Fashion Institute) sekolah fashion Islam pertama di Indonesia pimpinan Irna Mutiara dan Shafco (Shafira Corporation) dibawah pimpinan Feny Mustafa. (Sy)