Catatan Delramiati : Guru Pahlawan di Masa Milenium

Delramiati, S. Pd (Guru Prakarya MTsN 2 Payakumbuh)

IMPIANNEWS.COM
Guru sejak dulu sampai sekarang adalah pahlawan bagi generasi penerus bangsa. Gurulah yang menciptakan  sarjana di berbagai bidang pekerjaan, mulai dari pegawai baik negeri maupun swasta, berbagai instansi pemerintah maupun swasta, pejabat sampai presiden, tidak sedikit pula yang berprofesi jadi guru juga. Guru adalah pribadi dan profesi yang terhormat dalam masyarakat Indonesia. 
Pada masa sekarang (milenium) pandangan sosio-kultural terhadap guru mengalami pergeseran, tetapi profesi guru masih dianggap terhormat dan mulia dihadapan masyarakat, karena guru merupakan garda depan dalam pencapaian tujuan nasional, yaitu mencerdaskan kehidupan bangsa (Gunawan, 2013:49). 
Gurulah yang “menciptakan” orang-orang cerdik pandai yang diantaranya telah menjadi guru bangsa ini. Oleh karena memiliki kedudukan dan peranan yang strategis dalam pembangunan nasional bidang pendidikan khususnya dalam upaya mencerdaskan kehidupan bangsa, tidak berbeda dengan pada masa tradisional, dengan bahasa dan istilah yang lain pada masa sekarang ini guru dituntut untuk memiliki kualifikasi, kompetensi, dan profesionalisme.

Aku adalah salah seorang anak yang dulu senang melihat guru mengajar sampai bermain pun jadi seorang guru, umurku sekarang sudah berumur 40 tahun, aku berprofesi sebagai seorang guru di MTsN 2 Payakumbuh. Mata pelajaran yang diajarkan adalah Prakarya dan Bimbingan TIK. Mengabdi pada madrasah ini baru  lebih kurang 14 tahun. Bakat guru ini dari almahumah ibu tercinta yang semasa gadisnya juga seorang guru, sedangkan sifat dan karakter dari almarhumah, gigih dalam bekerja tanpa malu melakukan pekerjaan yang dianggap pekerjaan laki-laki serta kasar.
Menjadi walikelas sudah dipegang semenjak masih jadi guru honor. Walaupun pengalaman belum ada atau masih seujung rambut aku berusaha sebaik mungkin memberikan ilmu, perhatian dan bimbingan, menjadi tauladan bagi peserta didik, teman dan diri sendiri, seperti yang dikutip dari dalam Permendiknas Nomor 16 Tahun 2007 tentang Standar Kualifikasi Akademik dan Kompetensi Guru. Guru merupakan salah satu komponen terpenting dalam pendidikan, dimana guru memegang peranan yang sangat vital dalam penyelengaraan pendidikan formal pada khususnya, menguasai kompetensi pedagogik, profesionalisme, kepribadian dan sosial.
Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI) arti guru adalah orang yang pekerjaannya, mata pencahariannya, dan profesinya mengajar. Sedangkan didalam Undang-Undang Nomor 14 Tahun 2005 Tentang Guru yaitu guru adalah pendidik profesional dengan tugas utama mendidik, mengajar, membimbing, mengarahkan, melatih, menilai, dan mengevaluasi peserta didik pada pendidikan anak usia dini jalur pendidikan formal, pendidikan dasar, dan pendidikan menengah dan pendidikan non formal.

Peran guru dalam mengembangkan kepribadian peserta didik sangatlah nampak, perlu adanya keteladanan pada pribadi guru itu sendiri, yang ditampilkan dalam kehidupan sehari-hari, baik di lingkungan sekolah atau masyarakat, dilihat peserta didik atau tidak, guru tetap menampilkan kepribadian yang anggun. Jika guru memiliki kepribadian baik, memiliki kasih sayang terhadap peserta didik, ketenangan hati, maka menjadi seorang guru yang dirindukan oleh pesera didik (Khalifah dan Quthub, 2009:35). 
Guru yang dicintai adalah sosok yang menerima dengan tulus dan berbahagia segala sesuatu, sebagai manusia. Hal ini akan menjadikan guru lebih bisa memahami peserta didik dan berinteraksi baik dengan peserta didik. Guru yang dicintai adalah seorang guru yang memiliki sifat ramah dalam berinteraksi kepada sesama, memahami orang lain, menghormati tanggungjawab, disiplin dalam sikap dan tugas-tugasnya, dan mampu berinisiatif dan inovatif.

Peserta didik yang berkepribadian baik diajar oleh guru yang berkepribadian baik pula. Peserta didik yang memiliki kepribadian kurang baik berubah menjadi baik dan sukses. Sebaliknya peserta didik memiliki kepribadian baik tiba-tiba berubah menjadi kurang baik. Baik atau buruknya kepribadian peserta didik dipengaruhi oleh kepribadian guru. Sehingga sebelum menuntut peserta didik berkarakter baik, maka perlu mengembangkan karakter baik pada guru.
Tugas  guru manusiawi adalah tugas-tugas membantu peserta didik agar dapat memenuhi tugas-tugas utama dan manusia kelak dengan sebaik-baiknya.Jadi dapat disimpulkan kalau guru itu sebagai sosok atau peran guru, yang dalam filosofi Jawa disebut digugu dan ditiru. Karena guru adalah ujung tombak di kelas, yang berhadapan langsung dengan peserta didik. 
Guru adalah model bagi anak, sehingga setiap anak mengharapkan guru mereka dapat menjadi model atau contoh baginya. Seorang guru harus selalu memikirkan perilakunya, karena segala hal yang dilakukannya akan dijadikan teladan murid-muridnya dan masyarakat. 
Salah satu nilai luhur bangsa Indonesia yang merupakan falsafah peninggalan Ki Hadjar Dewantara yang dapat diterapkan yakni "tringa" yang meliputi ngerti, ngrasa, dan nglakoni dikutip dari artikel ( Hafis Muadaad  2011 : Mei ). 
Ki Hadjar Dewantara mengingatkan, bahwa terhadap segala ajaran hidup, cita-cita hidup yang kita anut diperlukan pengertian, kesadaran dan kesungguhan pelaksanaannya. Tahu dan mengerti saja tidak cukup, kalau tidak merasakan menyadari, dan tidak ada artinya kalau tidak melaksanakan dan tidak memperjuangkannya. 
Hal ini dapat diterapkan saat kita memberikan teladan pada peserta didik, kita contohkan dalam bekerja atau gotong royong kita berikan pengertian bekerja sama, mereka dapat merasakan manfaatnya dan dapat diterapkan dalam bekerjasama, jadi mereka paham maksud dan tujuan yang disampaikan guru dan dapat diterapkan secara bersama “Ilmu tanpa amal seperti pohon kayu yang tidak berbuah”.
Semoga artikel ini bermanfaat bagi guru - guru dimasa millennium yang banyak tantangan yang mesti dihadapi, dimanapun guru itu berada, marilah sama-sama kita berjuang membenuk karakter anak bangsa.(ul)