Sebelum ditetapkan sebagai Kampung KB, Berok hanyalah daerah kumuh perkotaan. Keadaannya jauh tertinggal dari wilayah tetangga |
RW 12 Berok, Kelurahan Gunung Pangilun, Kecamatan Padang Utara bakal didapuk sebagai Kampung KB percontohan di Provinsi Sumatera Barat. Hal ini seiring meningkatnya kualitas kehidupan warga di wilayah yang dulunya jarang tersentuh program pembangunan itu.
Badan Kependudukan dan Keluarga Berencana (BKKBN) menilai, dalam beberapa bulan terakhir, Berok mengalami kemajuan signifikan. Respon masyarakat yang baik untuk pemberdayaan semua potensi dapat disinergikan dengan setiap pelaksanaan program, baik program pembangunan fisik maupun kegiatan berupa, pelatihan keterampilan, kebersihan dan kesehatan lingkungan.
Sebelum ditetapkan sebagai Kampung KB, Berok hanyalah daerah kumuh perkotaan. Keadaannya jauh tertinggal dari wilayah tetangga. Meskipun diapit dua jalan besar, Khatib Sulaiman dan Gajah Mada, namun untuk ke sini tidak ada akses jalan yang layak. Hanya ada jalan kecil yang tidak memiliki drainase. Bila musim penghujan, jalan tersebut dipastikan becek bahkan tidak jarang terendam banjir.
"Alhamdulillah, keinginan untuk berubah dari masyarakat disini cukup kuat. Pemko Padang pun merespon dengan cepat sehingga dalam waktu setahun sejak ditetapkan sebagai kampung KB kondisinya kini jauh lebih baik," kata Lurah Gunung Pangilun Andi Amir saat menerima kunjungan Deputi Bidang Keluarga Sejahtera dan Pemberdayaan Keluarga (KS-PK) Badan Kependudukan dan Keluarga Berencana Nasional (BKKBN) Dr. dr. M. Yani, M.Kes di Palanta Kampung KB setempat, Sabtu (10/11/2018).
Dituturkan Lurah Terbaik Kota Padang 2018 itu, melalui program kampung KB akhirnya banyak kegiatan, terintegrasi, baik pembangunan fisik maupun kegiatan pelatihan keterampilan, sosialisasi dan edukasi untuk masyarakat.
"Sekarang banyak kegiatan-kegiatan dari OPD Pemko Padang yang diarahkan ke Berok. Selain itu beberapa perguruan tinggi juga tertarik bekerjasama dalam melakukan penelitian dan kegiatan pengabdian masyarakat," tuturnya.
Turut menyambut kehadiran Deputi KS-PK dalam kesempatan ini Wakil Ketua DPRD Kota Padang Wahyu Iramana Putra. Tokoh yang satu ini termasuk yang paling memperhatikan perkembangan kampung KB. Banyak anggaran pembangunan dari pokok-pokok pikirannya yang diarahkan ke Gunung Pangilun, khususnya kampung KB.
Selain itu pria yang dianugerahi predikat Ayah Bunda Genre atau ABG Award ini juga berpikir untuk memajukan taraf kehidupan masyarakat dengan menggagas koperasi serta usaha-usaha skala kecil bagi warga setempat. Dia berkeinginan dari Berok lhir sebuah produk yang berpeluang pasar ril. Produk tersebut misalnya, sandal hotel. Barang ini memiliki pasar yang jelas karena di Padang banyak hotel yang relatif baru sedangkan kebutuhannya masih didatangkan dari luar Kota Padang.
"Dari sini harus ada produk yang diunggulkan. Misanya sandal hotel. Nanti hotel di Padang diminta untuk menggunakan produk lokal. Tentunya kita harus bisa memenuhi standar mereka," kata Wahyu.
Dari sisi penguatan modal usaha, politisi Partai Golkar ini juga sedang mencoba bekerjasama dengan Bank Pembangunan Daerah agar bisa memprioritadkan Kredit Usaha Rakyat (KUR) bagi warga kampung KB.
"Kita sudah ada pembicaraan terkait KUR dengan BPD. Nanti kita upayakan warga Berok mendapatkan kredit modal usaha. Tentunya nanti harus dikembangkan dalam bentuk usaha yang ril dan masyarakat harus segera memiliki badan usaha koperasi berbadan hukum," kata Wahyu yang juga Ketua Dekopinda Kota Padang.
Sementara itu Deputi KS-PK M Yani yang didampingi Kepala Perwakilan BKKBN Sumbar merasa surprise melihat capaian kemajuan Kampung KB di Kelurahan Gunung Pangilun. Pasalnya, sejauh ini beberapa wilayah di Jawa dan Sumatera yang telah lebih dulu kampung KB-nya dibentuk justru banyak yang belum menunjukkan kemajuan.
"Saya merasa surprise dan kagum dengan perkembangan kampung KB di kelurahan ini. Saya hampir tidak percaya saat diceritakan tentang semangat warganya. Terlebih melihat lurahnya yang energik, terbayang oleh saya pasgi telah banyak yang diperbuat di sini," kata M. Yani.
Lebih lanjut dokter lulusan Universitas Andalas ini mengungkapkan, Kampung KB merupakan inovasi strategis dalam memberdayakan masyarakat sekaligus menjadi salah satu 'senjata pamungkas' baru pemerintah dalam mengatasi masalah kependudukan, terutama di wilayah-wilayah yang jarang tersentuh pembangunan.
"Awalnya sangat susah memberikan pemahaman terhadap masyarakat terkait oemnentukan kampung KB. Masyarakat mengira kampung KB identik dengan pembatasan jumlah anak dan kontrasepsi" kata pria berdarah Aceh tersebut.
Ia menyebut, kampung KB Berok Gunung Pangilun patut dijadikan percontohan. Melalui BKKBN Perwakilan Sumbar akan direkomendasikan untuk pilot project di Sumbar.
"Penetapan kampung KB percontohan nantinya ditandatangani langsung oleh Gubernur Sumbar," tukuknya.
Kampung KB, kedepannya akan menjadi ikon program kependudukan, KB dan Pembangunan Keluarga (KKBPK). Kehadiran Kampung KB bertujuan meningkatkan kualitas hidup masyarakat di tingkat kampung atau yang setara melalui program KKBPK serta pembangunan sektor lain dalam rangka mewujudkan keluarga kecil berkualitas.
Prinsipnya Program KKBPK mewujudkan keluarga kecil bahagia sejahtera dengan melaksanakan delapan fungsi keluarga. Penerapan fungsi keluarga ini membantu keluarga lebih bahagia dan sejahtera, terbebas dari kemiskinan, kebodohan dan keterbelakangan.
Keberhasilan program KKBPK dapat dilihat dari beberapa aspek. Pertama, aspek pengendalian kuantitas penduduk, kedua, aspek peningkatan kualitas penduduk yang dalam hal ini diukur dengan peningkatan ketahanan dan kesejahteraan keluarganya.
Peningkatan ketahanan dan kesejahteraan keluarga dapat ditelusur melalui berbagi indikator yang merupakan pencerminan dari pelaksanaan delapan fungsi keluarga. Hal tersebut tercantum dalam Peraturan Pemerintah No 87 Tahun 2014 tentang Perkembangan Kependudukan dan Pembangunan Keluarga, Keluarga Berencana dan Sistem Informasi Keluarga. Dalam PP disebutkan delapan fungsi keluarga meliputi (1) fungsi keagamaan, (2) fungsi social budaya, (3) fungsi cinta kasih, (4) fungsi perlindungan, (5) fungsi reproduksi, (6) fungsi sosialisasi dan pendidikan, (7) fungsi ekonomi dan (8) fungsi pembinaan lingkungan.(dr)