Masyarakat Kota Padang masih terus menggalang dana untuk bantuan bencana gempa dan tsunami Palu, Sulawesi Tengah. Hingga Selasa (30/10/2018) siang sudah terkumpul dana sebesar Rp.1, 370 milyar di Dinas Sosial Kota Padang.
Walikota Padang Mahyeldi Ansharullah mengatakan, bantuan untuk Palu sampai hari ini masih digalang. Bantuan dari masyarakat baik, lembaga, instansi, dan masjid maupun secara pribadi dihimpun ke Dinas Sosial.
"Penggalangan bantuan untuk Palu masih terus dilakukan sampai akhir November nanti," kata Mahyeldi.
Bantuan masyarakat Kota Padang nanti akan diprioritaskan untuk pembangunan sarana umum, seperti musala dan madrasah. Lebih diprioritaskan lagi terhadap sarana umum di tempat yang ada masyarakat perantau asal Sumatera Barat.
"Bantuan nanti diprioritaskan untuk pembangunan madrasah dan sarana umum lainnya, diutamakan di tempat perantau Minang bermukim," ujar pria yang disapa Buya itu.
Selanjutnya Buya Mahyeldi mengatakan, koordinasi pengelolaan bantuan nantinya melalui Baznas dan Dinas Sosial dengan Baznas setempat. "Dilakukan survey terlebih dahulu ke lokasi bencana di Palu dan Donggala," ujarnya.
Sementara itu, Kepala Dinas Sosial Kota Padang Amasrul menyebutkan, total bantuan yang terkumpul hingga siang ini kembali bertambah. Beberapa instansi mengantarkan sumbangan langsung diterima walikota di kediaman.
"Seperti dari BPS Padang yang menggalang dana dari keluarga besar yang ada di jajarannya. Terkumpul bantuan sebesar Rp. 17.350 juta," jelas Amasrul.
Bantuan tidak hanya dari instansi-instansi tetapi juga dari sejumlah komunitas. Bahkan ada yang menghimpun dana secara pribadi.
Yang mengesankan adalah ketulusan dari seorang pengamen yang mengumpulkan penghasilannya seharian diniatkan untuk masyarakat Palu. Dari Candra, misalnya, pengamen ini datang langsung ke Dinas Sosial menyerahkan hasil mengamennya sebesat Rp150 ribu. Ada juga seorang pengojek yang menyumbang Rp200 ribu dari hasil mengojek seharian.
Komunitas pemusik jalanan bahkan rela berkeliling menggalang donasi untuk Palu. Dari komunitas yang menyebut dirinya (Ikatan Komunitas Pemusik Jalanan) Padang berhasil menghimpun dana sebesar Rp8 juta yang diserahkan langsung ke Dinas Sosial.
"Kita terharu dengan empati yang ditunjukkan masyarakat untuk Palu. Ada beberapa komunitas yang antusias menggalang dana, seperti pemusik jalanan, komunitas difabel, bahkan tukang ojek dan pengamen," sebut Amasrul.
Disamping menggalang dana untuk musibah gempa Palu. Dinas Sosial juga menggalang bantuan untuk Pasaman yang dilanda longsor dan banjir bandang beberapa waktu lalu.
"Disamping bantuan untuk Palu, bantuan untuk masyarakat Pasaman yang terdampak galodo dan banjir bandang juga sudah diamtarkan langsung ke lokasi bencana," kata dia.
Lebih lanjut Amasrul, rencananya pertengahan November nanti akan dilakukan survei untuk sasaran bantuan di Palu dan Donggala.
"Kita prioritaskan membantu pembangunan sarana pendidikan yang rusak. Untuk menentukan sasaran, dilakukan survei pertengahan November nanti," imbuhnya.
Sedangkan untuk realisasi pelaksanaannya dilakukan setelah berakhirnya masa tanggap darurat. "Pelaksanaannya nanti setelah masa tanggap darurat dicabut," tukas Amasrul.(yt).