Bersatu itu hukumnya wajib. Dan dosa besar bagi siapa saja yang mencoba mengadu domba atau membuat perpecahan. |
Bersatu itu hukumnya wajib. Dan dosa besar bagi siapa saja yang mencoba mengadu domba atau membuat perpecahan. Karena itu adalah perbuatan orang-orang musyrik, sesuai apa yang dijelaskan di dalam kitab suci Alquran. Demikian disampaikan Walikota Padang Mahyeldi Ansharullah sewaktu menjadi khatib salat Jumat di Masjid At Taqwa Komando Resor Militer (Korem) 032/Wirabraja, Jumat (21/9).
Dalam khutbahnya Mahyeldi membahas pentingnya menjaga persatuan dan kesatuan. Sebagaimana Allah Swt berfirman di dalam Alquran Surat Ali Imran Ayat 103, terjemahannya "Dan berpeganglah kamu semuanya kepada tali (agama) Allah, dan janganlah kamu bercerai berai, dan ingatlah akan nikmat Allah kepadamu ketika kamu dahulu (masa Jahiliyah) bermusuh-musuhan, maka Allah mempersatukan hatimu, lalu menjadilah kamu karena nikmat Allah, orang-orang yang bersaudara”.
"Dari ayat ini Allah Swt berpesan kepada kita, dimana persatuan itu diungkapkan oleh Allah Swt dengan menggunakan tiga kalimat. Pertama kata bersatu yaitu mengajak untuk berpegang teguhlah semuanya di jalan Allah. Kemudian kedua kata bersama dan ketiga janganlah kamu berpecah-belah yang juga memiliki pesan terhadap persatuan. Sehingga dapat kita pahami, bahwasanya bersatu dan menjaga persatuan itu hukumnya wajib dan dosa besar bagi siapa saja yang mengadu domba. Karena itu adalah perbuatan orang-orang musyrik," ujar Mahyeldi.
Kemudian tambah Mahyeldi, pada ayat lain juga ditegaskan bagaimana perilaku orang-orang yang terhadap ajaran-ajaran Allah serta bagaimana perilakunya. Sebagaimana firman Allah Swt dalam Surat Al Hujurat ayat 10 terjemahannya "Sesungguhnya orang-orang yang beriman itu bersaudara. Sebab itu damaikanlah (perbaikilah hubungan) antara kedua saudaramu itu dan takutlah terhadap Allah Swt, supaya kamu mendapat rahmat”.
"Jadi orang-orang yang beriman itu adalah orang-orang yang memang senantiasa berupaya untuk menyatukan dan juga menyelesaikan urusan-urusan perbedaan-perbedaan yang ada. Jika ada terddapat perbedaan jangan jadikan perpecahan, tapi perbedaan itu untuk difahami bukan untuk dipertentangkan,” ujarnya.
Di akhir khtbahnya Mahyeldi berharap seluruh warga Kota Padang untuk senantiasa menjaga persatuan dan kesatuan. Sehingga segala bentuk program dan agenda pembangunan dapat berjalan dengan baik dan lancar. Di samping itu tentunya demi menghindari hal-hal yang akan memecah belah dan merusak persatuan dari berbagai hal.
“Untuk itu mari kita senantiasa menjaga persatuan dan kesatuan selalu, sebagaimana di dalam Islam sangat jelas bahwa menjaga dan merawat persatuan itu hukumnya adalah wajib,” imbaunya.
Usai salat Jumat, Walikota pun membuka sesi dialog dengan jajaran Komando Resor Militer (Korem) 032/ Wirabraja. Sebagaimana hal ini memang senantiasa dilakukannya setiap Jumat ke masjid-masjid di Kota Padang.
Danrem diwakili Kepala Staf Korem (Kasrem) 032/Wirabraja, Kolonel Arh Sonny Septiono pun menyambutnya dengan antusias dengan membuka beberapa pertanyaan yang ditujukan bagi Pemko Padang. Sementara di akhir pertemuan, Walikota Mahyeldi menyerahkan bantuan Alquran dengan terjemahan bahasa Minang disertai buku autobiografi Mahyeldi yang berjudul 'Memimpin Adalah Melayani'. Juga hadir para pimpinan OPD di lingkup Pemko Padang pada kesempatan itu. (dv)