IMPIIANNEWS.COM (Padang).
Uztad Wardas Tanjung sebagai Khatib shalat jumat Masjid Ukhuwah di lingkungan Pemerintah Kota Padang di Air Pacah Baypass Padang, Jumat (28/9).
Hijrah para sahabat bersama Rasulullah SAW dilaksanakan telah beberapa kali hijrah pertama diikut sebanyak 15 orang tujuan Medinah, sedangkan hijrah ke Etopia jumlah lebih banyak di ikuti 104 orang saja, laki 85 orang dan perempuan 19 orang, perempuan isteri dari para sahabat Rasulullah.
13 tahun kenabian Muhammad SAW, kembali melakukan hijrah disebabkan saat itu kondisi tidak kondusif di Mekkah, hasut dan memfitnah, adu domba sudah di luar batas, dapat memancu peperangan, dan pembunuhan serta kegaduhan.
Disebabkan kondisi yang tak kondusif di Mekkah Nabi Besar Muhammaf SAW, bersama para sahabat laksanakan hijrah supaya tidak terjadi tumpah darah antara umat Islam dengan kaum Kures di Mekah, yang selalu buat onar dan kekacauan, Sebut Khatib Wardas Tanjung.
Keberadaan Nabi Besar Muhammad, SAW dimekkah salah satu memperbaiki aklak dan aqidah umat, supaya menjadikan Allah sebagai Allah tempat di sembah tidak ada yang lainnya yang berhak untuk disembah.
Saat itu Rasullah sangat di benci oleh kaum kures, bahkan berniat membunuh Rasulullah, dengan mengumumkan lewat sayembara yang dapat menangkap dan membunuh Nabi Muhammad, SAW diberi hadiah 100 ekor hunta, begitu kejam kaum kures, jelas Uztad.
Kondisi Kota Mekkah tidak kondusif, sering terjadi kekacauan dan Nabi Muhammad nengizinkan para sahabat untuk nemberi ceramah keluar daerah Mekkah.
Kedatangan Nabi Muhammad ke Medinah di elu-elu dan disambut luar biasa oleh masyarakat Medinah, seperti seorang raja saat itu, kehadiran Rasulullah bersama sahabat mendapat tempat dihati masyarakat Medinah demi kemajuan umat Islam kedepannya.
" Kelompok bani badikok yaitu orang-orang keturunan Yahudi yang suka mengadu domba, memfitnah dan mengasut, sehingga terjadilah keributan, kegaduahan di Mekkah, sehingga kaum muajurin merasa tak nyaman dan aman," sebut Wardas Tanjung.
Maka itu, lahirlah Perjanjian Madinah, Rasulullah SAW, menjamin kebebasan beragama, salah satunya bunyi perjanjian itu, memeberikan kebebasan memeluk agama kepada siapapun, saat itu umat islam sudah ramai dan banyak penduduknya.
Khatib Wardas Tanjung katakan, Membangun ekonomi syariat menurut ajaran islam karena ayat sudah turun sebagai pedoman perekonomia, sistim ekonomi syariah sangat baik, sudah maju dan berkembang sangat pesat sekali sebab sistim ini menguntungkan semua pihak, menghancurkan sistim tengkulak secara cepat, masyarakat percaya dengan sistim ekonomi syariat.
Rasulullah, dengan ada masjid kuba, dimanfaatkan berbagai kegiatan terutama sekali mengambangkan ajaran Agama Islam, pusat perekonomian disamping sebagai tempat diadakan diskusi, dialog, musyawara dan mufakat, serta tempat mengatur strategi perang dan sebagainya, sebut Uztad Wardas
Dilokasi Masjid Kuba inilah di mulai Azan pertama yang di kumandangkan oleh Bilal Bin Rabbah yang lokosi di atas bukit supaya umat Islam dapat mendengar suara azan sebagai panggilan tanda masuknya waktu shalat bagi umat Islam.
Saat ini pemerintah kita mengambil sebuah kebijakan dibawah kewenangan menteri agama untuk dapat mengatur volome suara azan tidak terlalu keras, sehingga umat islam dinegeti ini lakukan protes keras. dan tidak menerimanya, bahkan menunjukan tantangan, biasa toa 3 buah, kini ditambah menjadi 8 buah, akan lebih keras lagi.
Demi meningkatkan perekonomian disegala bidang, Rasulullah SWA, memfungsikam Masjid Kuba sebagai tempat mengatur ekonomi umat, segala kepentingan umat, jadi masjid dapat di manfaatkan semaksimal mungkin untuk umat.
Wardas Tanjung juga mengingatkan kita semua, tahun ini tahun politik bangsa kita Republik Infonesia, Kita harus memilih pemimpin yaitu pemimpin yang dekat ke masjid, bukan orang yang dekat-dekat masjid bila ada kepentingannya.
Mari kita fungsikan dan manfaatkan Masjid sebagai penggerak perekonomian kerakyatan dengan menggunakan sistim perekonomian syariat, Madjid bukan saja sebagai tempat ibadah, tapi dapat juga di gunakan sebagai pusat pertumbuhan perekonomia, pusat pengaturan pemerintahan, pusat mengatur strategi perekonomian, pusat perdagangan dan sebagai pusat pendidikan Agama dan sebagainya, subut Uztad Wardas Tanjung, Mantan Camat Pauh Kota Padang. (tf).