Teddy Antonius berhasil membesut Pagang Dalam menjadi kampung berseri, melahirkan inovasi kecamatan literasi dan mengorbitkan Gurun Laweh jadi Kampung Budaya. |
Tangan dingin Camat Nanggalo, Teddy Antonius berhasil membesut Pagang Dalam menjadi kampung berseri, melahirkan inovasi kecamatan literasi dan mengorbitkan Gurun Laweh jadi Kampung Budaya. Hal itu mengantarkannya menjadi camat terbaik Kota Padang dan masuk 6 besar nominasi penilaian kompetensi camat tingkat Provinsi Sumatera Barat tahun ini.
Walikota Padang Mahyeldi Ansharullah mengakui inovasi Camat Nanggalo telah mampu memunculkan perubahan positif dalam masyarakat. Dalam pelaksanaan tugasnya juga mampu mengungkit semangat partisipasi warga untuk pembangunan.
"Inovasi yang telah dibuat dan kecepatan merespon keinginan masyaraka memang sesuatu hal positif yang telah dilakukan Camat Nanggalo," kata Walikota Padang Mahyeldi Ansharullah saat menerima kunjungan tim penilai kompetensi camat tingkat provinsi di Kecamatan Nanggalo, Senin (17/9/2018).
Mahyeldi mengatakan, dirinya bersama camat langsung turun ke kampung Pagang Dalam untuk merespon harapan masyarakat. Didapati masyarakat yang bersemangat dalam pembangunan. Masyarakat setempat rela menyerahkan lahan dan menebang tanaman mereka untuk pembangunan drainase dan jalan.
"Melihat hal itu pemerintah harus lebih responsif. Secepatnya Pemko menurunkan bantuan alat berat untuk membersihkan lahan," ujar Mahyeldi.
Lebih lanjut, Walikota Mahyeldi berharap kinerja Camat Nanggalo yang sudah mendapatkan penilaian baik tingkat Kota Padang terus berlanjut dengan menjadi yang terbaik di tingkat Provinsi Sumatera Barat.
"Jika ditanya harapan kami dan seluruh warga tentunya berharap Camat Nanggalo menjadi nomor satu," tukasnya.
Dalam penilaian ini hadir Wakil Ketua DPRD Kota Padang Wahyu Iramana Putra, unsur Forkopimka dan seluruh komponen masyarakat.
Mewakili tokoh masyarakat, H. Maigus Nasir mengungkapkan peranan Camat Nanggalo dalam mengubah kampung tertinggal Pagang Dalam menjadi kampung yang lebih maju. Camat Teddy merangkul semua elemen dan menyatu dengan warga sehingga setiap gagasan untuk pembangunan terlaksana secara bersama-sama.
"Peran Camat Teddy dalam pembangunan kampung kami mengingatkan saya pada perubahan Yastrib menjadi Madinah. Rasulullah mengubah Yastrib yang tertinggal menjadi kota metropolitan," kata Maigus.
Sementara itu, tim penilai diwakili Yohanes Dahlan mengatakan, penilaian ini merupakan evaluasi kinerja pemerintah di tingkat kecamatan. Penilaian meliputi aspek pemerintahan, aspek pembangunan dan pemberdayaan masyarakat.
"Penilaian dilakukan untuk mengevaluasi kinerja pemerintah di tingkat kecamatan," katanya.
Ia menjelaskan, penilaian aspek pemerintahan berkaitan dengan aturan-aturan dan menjaga ketentraman dan ketertiban umum bersama unsur Forkopimka. Sedangkan, aspek pembangunan lebih pada pencapaian hasil kerja yang dilakukan dengan kebersamaan. Selanjutnya, pemberdayaan masyarakat. Pada aspek ini dilihat kinerja camat dalam mendorong partisipasi masyarakat.
"Sejauh mana camat mampu mendorong partisipasi masyarakat dalam pembangunan, sehingga terwujud perubahan-perubahan yang diharapkan," tukasnya. (yt).