International Council on Monuments and Sites (ICOMOS), salah satu dari tiga organisasi penilai formal yang diberi mandat oleh United Nations Educational, Scientific, and Cultural Organization (UNESCO) untuk melakukan evaluasi terhadap situs-situs yang diusulkan menjadi Warisan Budaya Dunia, telah sampai di Kota Padang dan akan melakukan evaluasi final terhadap Tambang Batu Bara Ombilin (TBBO) Sawahlunto, satu-satunya situs yang diusulkan Pemerintah Republik Indonesia kepada UNESCO untuk ditetapkan sebagai Warisan Budaya Dunia.
Wakil Gubernur Sumbar Nasrul Abit di kesempatan yang sama menyebutkan agar seluruh pihak, baik Pemerintah Provinsi maupun Pemerintah Kabupaten/Kota untuk memberi dukungan penuh agar TBBO benar-benar dapat menjadi salah satu Warisan Budaya Dunia yang diakui UNESCO.
"Sawahlunto tentu tidak mungkin sendiri tanpa bantuan Kabupaten/Kota tetangga. Dukungan kami harapkan jika seandainya dipertanyakan tentang kesiapan ini, tentu kita membantu dan mendukung semua agar Ombilin ini jadi heritage pertama di Sumbar," Imbau Nasrul Abit, saat menghadiri Rapat pada acara Rapat Evaluasi Teknis Tambang Batu Bara Ombilin di Ruang Rapat Kantor Gubernur Sumbar, Senin (3/9/2018).
Nasrul Abit juga mengharapkan PT Bukit Asam dan PT KAI Divre II dapat memberikan dukungan dengan memberikan keterangan teknis yang detail kepada Tim ICOMOS jika memang dibutuhkan.
"Pasti nanti informasi akan diminta yang detail. Saya mohon dukungan kita semua," ujarnya kepada perwakilan PT Bukit Asam dan PT KAI Divre II yang turut hadir pada kesempatan tersebut.
Sebagaimana disebutkan Kepala Dinas Kebudayaan Prov. Sumatera Barat (Sumbar) Gemala Ranti, evaluasi akan dilaksanakan sejak hari ini, Senin (3/9) hingga 7 September mendatang.
"Proses ini sudah berlangsung selama kurang lebih 4 tahun dan hari ini sampai tanggal 7 akan dievaluasi langsung oleh ICOMOS. Mudah-mudahan ini menjadi evaluasi terakhir dan situs (Tambang Batu Bara Ombilin) bisa segera ditetapkan sebagai warisan wisata dunia," ujar Gemala
Kepala Balai Pelestarian Cagar Budaya (BPCB) Sumbar Nurmatias, menyambung Gemala Ranti, dalam paparannya mengungkapkan, Tim ICOMOS yang dikepalai Sarah Janes Brazil nantinya akan mengunjungi sejumlah titik yang terkait dengan seluruh proses produksi dan distribusi batu bara dan akses-akses transportasinya di, dan dari Kota Sawahlunto ke Teluk Bayur.
"Jadi nanti ICOMOS akan kunjungi Silo Teluk Bayur, Stasiun Kayu Tanam, Jembatan Tinggi di perbatasan Kota Padang panjang-Kab. Padang Pariaman, Stasiun Solok, Sungai Lasi," paparnya.
Kunjungan ke titik-titik tersebut, urai Nurmatias, karena memang dalam usulannya, wilayah situs TBBO dikembangkan hingga ke luar Sawahlunto. Selain agar seluruh keunikan historis dan teknis TBBO dari hulu hingga hilir dapat tergambar dengan baik, juga agar manfaat yang dirasakan dengan penetapan situs TBBO sebagai Warisan Budaya Dunia nantinya tak hanya berdampak bagi Kota dan masyarakat Sawahlunto saja, namun juga bagi Prov. Sumatera Barat.
"Karena kalau cuma buat Sawahlunto, belum berkontribusi ke Sumbar. Ini yang coba kita upayakan. Mudah-mudahan tambang batu bara ini bisa dimanfaatkan untuk semua dan berkontribusi untuk kesejahteraan Sumbar," terangnya.
Atas dasar itu, Nurmatias meminta Pemprov Sumbar untuk membantu mengoordinasikan Kabupaten/Kota yang tercakup dalam kawasan TBBO, mencakup, Kota Solok, Kab. Solok, Kab. Tanah Datar, Kota Padang Panjang, Kab. Padang Pariaman, dan Kota Padang.
"Kami harap Wagub sebagai Pemprov untuk mengoordinasikan Kabupaten/Kota ini agar leading sektornya tak hanya Sawahlunto melainkan ke tujuh daerah ini kareuna telah menjadi bagian dari cagar budaya dunia," pintanya.
Sarah Janes Brazil yang juga turut hadir dalam rapat itu menyebutkan, secara umum, penilaian TBBO akan dilakukan pada dua hal, yakni, otentisitas & pengelolaan situs dan teknologi yang digunakan TBBO yang membuatnya unik dibanding situs-situs lain di dunia. Disebutkannya, ICOMOS akan memusatkan perhatian pada aspek yang pertama,(zs).