IMPIANNEWS.COM
“ Pak Saiful Guci, apakah masih berdinas di Sosial ?, saya mau tanya apa syarat-syarat untuk mengantarkan keluarga ke Panti Jompo “ tulis Oktorina.
“ Pak Saiful Guci, apakah masih berdinas di Sosial ?, saya mau tanya apa syarat-syarat untuk mengantarkan keluarga ke Panti Jompo “ tulis Oktorina.
“ masih buk Oktorina, Syarat-Syarat Penerimaan untuk panti jompo adalah : Laki-laki/ Perempuan usia 60 tahun keatas, Miskin/terlantar dengan surat keterangan dari Wali Nagari/Lurah, Photo Copy KTP 3 lembar, Atas keinginan sendiri/ keluarga disertai surat permohonan, Persetujuan dari pihak keluarga (surat izin keluarga), Mampu mengurus diri sendiri, Surat keterangan sehat dari dokter tentang : ( tidak mengidap penyakit menular, Sehat mental/tidak sakit jiwa, tidak lumpuh / tidak buta. Persyaratan keluarga untuk dapat menerima kembali apabila sakit dan memerlukan perawatan khusus/meninggal dunia.” tulis saya.
“ terimakasih Pak Saiful Guci “ balas Oktorina
“ ohya, siapa yang akan buk Oktorina antarkan ke Panti Jompo ?” Tanya saya.
“ bapaknya dari anak-anak, supaya hidup saya tentram beribadah di hari tua “ tulis Oktarina
“ bukankah bapaknya dari anak-anak suaminya buk Oktorina sendiri, sepengetahuan saya dia pensiun eselon dua, dalam pikiran saya tentu saja dia akan hidup bahagia bersama istri dan anak-anak setelah beliau pensiun” ujar saya.
“ itulah pak Saiful Guci, jika saya ceritakan banyak orang tidak percaya apa yang saya alami selama bekeluarga, sejak tahun 2005 kami sudah pisah ranjang, walaupun suami saya pejabat eselon dua nafkah lahir batin tidak diberikannya, keluarga dan pendidikan anak-anak tidak dia hiraukan, untung saja saya juga bekerja bisa membiayai anak-anak sampai tamat kuliah untuk 2 orang anak lelaki saya. Selama menjabat dia hanya berselingkuh, dengan stafnya, mahasiswa dan kalau keluar daerah dengan perempuan muda. Dan selama dia menjabat saya simpan saja perangai suami saya, supaya anak-anak tidak malu atas perbuatan ayahnya. Uang pensiunnya sudah tidak ada lagi karena sudah dipinjamkan buat membeli rumah istri simpanannya. Dan sekarang karena pendapatan sampingan tidak ada lagi, dia diusir oleh istri simpanananya. Sekarang tinggal di rumah hanya bermenung dan marah-marah di suruh bertobat dan sholat tidak mau, kemenakannya tidak mau menerimanya, dengan alasan di waktu dia menjabat tidak ada memperhatikan dan membantu mereka, makanya saya mau menitipkan dia ke Panti Jompo Pak Saiful Guci “ terang Oktorina.
“Subhanallah..Mahasuci Allah, sesak nafas saya mendengar kisah ibuk. Sudah tua tidak mau bertobat, pertanda sudah jauh dari sunah nabi dan pedoman Allah. Ohya kalau boleh saya tau, ibuk dulu menikah berpacaran, dan diawal pernikahan saling memangil dengan pangilan apa ? “ Tanya saya.
“ kami menikah berpacaran diwaktu kuliah, kami satu kampus tapi jurusan berbeda. Setelah menikah memanggil papa-mama , dan setelah punya anak pangil Ayah- Bunda “ Jawab Oktorina.
“ itulah, hasil pengamatan saya kepada pejabat yang suka selingkuh , dirumahnya dia berkata mesra panggil Ayah-Bunda, mama-papa dan melalui telepon mereka panggil sayang, yang atau say… kepada istrinya. Secara psikologis kadang-kadang inilah penyebab perselingkuhan karena dalam diri mereka sejak pernikahan telah ditanamkan peran ayah atau ibu kepada pasangannya.
Dan khususnya di Indonesia, secara emosi perempuan lebih memerankan diri sebagai ibu dibanding sebagai istri.Ada berapa banyak perempuan yang mengingatkan suami seolah dia anak kecil, misalnya baju disediakan, sepatu di semirkan makan disuapkan menunjukan kemanjaan seakan akan laki-laki tidak berdaya. Perempuan lupa, bahwa peran dia sebagai istri bukan hanya ibu anak-anak. Dia harus tahu bagaimana berperan sebagai istri, lelaki butuh sentuhan halus, disayang, kecupan, pelukan, variasi bercinta. Bagi pasangan yang memanggil dengan nama sendiri atau nama lain yang tidak mencerminkan peran ibu atau bapak, biasanya lebih kurang perselingkuhan.
“ itu tergantung dari iman, apabila iman kuat tentu saja lelaki kuat menahan godaan dari wanita cantik dan muda, tetapi imannya lemahnya, uang banyak, kesempatan ada, ingin tantangan baru, merasa bosan dengan intri, ego tinggi ingin pengakuan sebagai lelaki jantan, ingin bersenang-senang dengan perempuan lain tanpa emosi, apalagi komunikasi tidak nyambung dengan istri, maka pintu selingkuh terbuka lebar buk Oktorina “ ujar Saya.(ul)
Dari banyak penelitian, ternyata faktor utama laki-laki selingkuh adalah tidak mampu mengkomunikasikan kebutuhannya. Misalnya dia sedang ingin mendapat perhatian dari istrinya, tapi tidak bisa memintanya. Tetapi dengan selingkuhannya tanpa diminta selalu mendapat sentuhan halus, disayang, kecupan, pelukan, apa salahnya suami langsung minta sama istri sendiri. Ada banyak laki-laki yang ingin mendapatkan cinta dalam bentuk tertentu, tapi dia tidak memintanya kepada istrinya" Ujar saya
“ yaa pak saiful Guci, saya berdoa kepada Allah semoga anak lelaki saya tidak meniru perbuatan ayahnya “ ujar Oktorina.
sumber : H. Saiful Guci (ciloteh Tampa Suara)