ANDI AMIR |
Pada jaman now saat ini, kemajuan negara dirasakan bersama, dan harapan semua masyarakat. Kini hampir semua negara sudah mengalami kemajuan tersebut, mulai dari kemajuan ilmu pengetahuan, teknologi informasi, transportasi, dan lain sebagainya. Itulah kemajuan saat sekarang.
Akibat dari pengaruh kemajuan pada Jaman now tersebut banyak dampak positif maupun negatif yang ditimbulkan. Dampak positif dari pengaruhnya sudah bisa dirasakan bersama, yaitu teknologi informasi kian canggih, kemajuan sarana transportasi dan ilmu pengetahuan lebih luas. Tetapi dari sisi negatifnya, karena pengaruh dari kemajuan jaman now (modern), beragam banyak budaya asing juga ikut masuk di republik tercinta ini.
Akibat pengaruh budaya asing tersebut, banyak generasi muda yang lebih memilih budaya barat dari pada budaya tradisionalnya, Minangkabau. Kenyataan itu telah membentang. Maka pola pikir mereka menganggap, bahwa budaya asing itu lebih modern, mengasikkan serta populer. Jadi, kesadaran generasi muda dalam melestarikan budaya tradisional Minangkabau tidak diminatinya.
Kini untuk memunculkan rasa mencintai budaya Minangkabau kepada mereka, sehubungan dengan itu pula Pemko Padang sudah tahun kedua menyelenggarakan lomba kelurahan penerapan Adat Basandi Syara' Syara' Basandi Kitabullah (ABS-SBK), dengan tujuan untuk membenahi, menyamakan persepsi, supaya bersama mencintai Adat Minangkabau.
Memang tidak mudah memulihkan pemikiran para generasi muda, akibat pengaruh budaya asing tersebut. Setidaknya dimulai dari yang kecil-kecil, kata Ketua Bundo Kandung Sumbar Prof. Dr. Hj. Puti Reno Raudah Thaib, M.Si. jadi sebelum semua itu terkikis, para orang tua harus memperjuangkan kembali budaya Minangkabau agar generasi muda mencintai dan bangga terhadap budayanya sendiri.
Kemajuan zaman yang ditandai dengan perkembangan teknologi dewasa ini, membawa implikasi terhadap pergeseran nilai-nilai budaya, etika dan moralitas di tengah masyarakat.
Penerapan nilai adat, agama dan budaya, diperlukan wadah pemersatu anak nagari khususnya di Kampuang Alai Gunung Pangilun, Kecamatan Padang Utara, Forum Anak Nagari Kampuang Alai Gunung Pangilun (FANKA GP). Keberadaan wadah itu tentu diharapkan menjadi menjadi rajutan silaturahmi dan konsultasi bagi anak nagari.
Kampung Alai Gunung Pangilun, merupakan salah satu dari 13 kampung yang ada di Salapan Suku Nagari Padang. Dahulunya banyak berlangsung kegiatan seni, budaya dan sasaran silek (silat). Ingin menggugah kembali semangat banagari di tengah masyarakat Kampung Alai Gunung Pangilun . Hal itu juga seiring dengan upaya pengembangan anak nagari, termasuk peransertanya dalam pembangunan Kampung Alai Gunung Pangilun.
Terlebih lagi tuo-tuo nagari, tuo-tuo adaik (adat) sekarang ini sudah berada di ujung masa, sehingga anak nagari perlu diwarisi nilai-nilai sejarah yang ada di Kampung Alai Gunung Pangilun. Ini dijadikan tugas bersama mulai hari ini hingga masa mendatang.
Dari wadah berhimpunnya anak anak nagari itu, tentu nantinya diharapkan pula akan lahir tokoh-tokoh agama, adat, buadaya yang berperanserta dalam pembangunan Kampung Alai Gunung Pangilun, Kecamatan Padang Utara khususnya, serta Kota Padang pada umumnya.
Harapan forum ini akan menjadi wadah bersatunya anak nagari, dan mendukung pemerintahan kelurahan Gunung Pangilun maupun Pemko Padang untuk mewujudkan pelaksanaan pembangunan yang diharapkan bersama.
Kehadiran forum ini, juga menjadi momentum sejarah, sekaligus dalam melahirkan konsep pembangunan di Alai Gunung Pangilun. forum ini menambah kekuatan bagi Kelurahan dalam mewujudkan pelaksanaan pembangunan dan kemajuan dari segala aspek. Wadah Forum Anak Nagari Kampung ALai Gunung Pangilun tempat berkreasi dalam menyalurkan bantuan dan pikirannya. Apalagi saat ini kelurahan Alai Gunung Pangilun menjadi percontohan adat dan budaya di Kota Padang. (aa).