Dinas Kesehatan (Dinkes) Kota Padang terus dongkrak target pencapaian cakupan imunisasi Measles Rubella (MR) di Kota Padang sesuai target Kementerian Kesehatan Republik Indonesia (Kemenkes RI). Karena itu pemko Padang sejak Agustus di sekolah dan September di Posyandu memberikan imunusasi campak dan rubella secara gratis bagi anak usia 0-15 tahun.
Hal ini guna memastikan masyarakat Kota Padang khususnya anak-anak terlepas dari penyakit campak dan rubella pasca imunisasi.
Kabid Pengendalian Penyakit Menular Dinas Kesehatan Kota Padang, dr. Gentina mengatakan hingga kini, capaian imunisasi MR di Padang telah mencapai di atas 22,7 persen atau sekitar 50.142 anak. Menurut dia, angka itu akan terus alami peningkatan hingga waktu akhir pelaksanaan imunisasi MR.
Berdasarkan data Dinkes Kota Padang menyatakan tahun 2018 jumlah clinis campak 72 kasus, 30 diperiksa labor, hasil feedback 18 kasus, positif Rubella 8 dan campak 6 orang.
"Untuk cakupan Padang sudah di atas 22 persen imunisasi MR-nya hingga saat ini. Itu tidak terlalu jelek," ungkapnya kepada Wartawan, Rabu, (5/9/2018).
Ia menegaskan terus lakukan berbagai upaya agar cakupan imunisasi MR Padang bisa mencapai angka 95 persen.
Untuk capai target 95 persen, kata dia, pihaknya bersama puskesmas menggalakkan kampanye MR kepada masyarakat. Pihaknya berkomitmen mewujudkan target Padang bebas campak dan rubella pada tahun 2020 mendatang.
"Kami libatkan peran tokoh-tokoh agama, tokoh masyarakat, tokoh pemuda dan pihak-pihak lainnya untuk mencapai target itu. Kampanye jalan terus karena ini tugas kita bersama. Kaitannya dengan fatwa Majelis Ulama Indonesia (MUI) juga sudah clear," katanya.
Gentina menimpali target cakupan 95 persen imunisasi MR harus dicapai lantaran mempertimbangkan dari sisi perlindungan untuk masyarakat. Jika cakupan imunisasi MR di bawa 95 persen, maka dianggap tidak bisa mencover dari sisi epidemiologi.
"Artinya kalau mencapai 95 persen itu, kita harapkan jika anak kita terimunisasi ketika ada yang tidak terimunisasi maka otomatis akan terlindungi. Kalau tidak sampai 95 persen, daya perlindungan imunitasnya hanya untuk individu saja. Tidak bisa mencover seluruh masyarakat. Itu gunanya kenapa kita mesti capai target 95 persen," jelasnya.
Ia mengajak masyarakat untuk berikan imunisasi MR bagi anak-anaknya. Sebab, manfaat imunisasi MR untuk kesehatan anak cucu kita terhadap perlindungan dari dampak negatif penyakit campak dan rubella.
"Penyakit yang disebabkan virus rubella sangat berbahaya dan menular. Bisa berdampak pada komplikasi berat para pengidapnya. Misalnya kebutaan dan ketulian. Cara pencegahan efektif dan efisien hanya melalui imunisasi," imbuhnya.
Vaksin campak memiliki efikasi 85 Persen. Anak-anak yang belum punya sistem kekebalan tubuh yang baik, terang Gentina, jadi kelompok rentan terhadap penyakit rubella dan campak.
"Rubella dikategorikan sebagai penyakit akut dan ringan yang mudah rentan menyerang kelompok anak-anak, remaja dan dewasa. Selain anak-anak, target sasaran imunisasi MR adalah wanita yang berencana hamil," ujarnya.
Vaksin MR direkomendasikan pada anak usia 9 bulan sampai kurang dari 15 tahun. Vaksin MR diberikan pada anak-anak usia 9 bulan, 18 bulan dan saat anak duduk di bangku kelas 1 SD yaitu sekitar usia 6 tahun.
"Bagi orang dewasa dan anak-anak yang hanya mendapatkan satu kali suntikan vaksin MMR dapat diberi vaksin MR pada usia berapa pun. Begitu juga anak-anak yang sudah pernah mendapat vaksin MMR maka vaksin MR juga boleh diberikan," ujarnya.
"Saya tegaskan kembali bahwa pemberian imunisasi MR sebagai upaya memberi perlindungan terhadap penyakit campak dan rubella," tukasnya.
Sementara itu, setelah melalui pembahasan yang cukup panjang, Komisi Fatwa Majelis Ulama Indonesia (MUI)telah mengeluarkan fatwa Nomor 33 Tahun 2018 tentang penggunaan vaksin measless dan rubella untuk imunisasi. (th)