Kita berharap pekerjaan rumah mustahik ini, cepat selesai. Dan berkualitas," kata Wakil Ketua Baznas Padang, H. Syafriadi Autid |
Tidak beberapa lama lagi anak yatim bersama ibu mereka akan menempati rumah baru.
Karenan saat ini rumah permanen tersebut sedang dikerjakan Baznas Padang.
"Kita berharap pekerjaan rumah mustahik ini, cepat selesai. Dan berkualitas," kata Wakil Ketua Baznas Padang, H. Syafriadi Autid ketika meninjau pekerjaan rumah yang akan ditempati empat anak yatim yang masih kecil kecil tu, Senin, 10 September 2018.
Dengan selesainya nanti pekerjaan rumah yang masuk dalam program bedah rumah Baznas Padang, pemilik rumah semakin ta'at pada Allah. Selalu bersyukur.
Pemilik rumah sangat berharap, Walikota Padang, H. Mahyeldi Ansyarullah yang akan meresmikan rumah itu.
"Ya, kita akan coba sampaikan pada Pak Walikota. Mudah mudahan beliau luang waktu meresmikan rumah anak anak yatim ini," timpal H. Syafriadi Autid menanggapi harapan pemilik rumah.
Seperti diberitakan media ini sebelumnya. Pondok itu atapnya sudah mulai bocor.
Bila air hujan tidak ditampung, maka kamar berukuran 3 M x 3 M ini akan kebanjiran.
Kondisi tersebut sangat terasa bila hujan datang pada malam hari.
Di pondok tak layak huni inilah empat orang anak yatim ( semuanya laki laki) dan ibu mereka (janda) bertedu setiap hari dan malam.
Pondok yang sebagian atapnya daun rumbia ini beralamat di Tanjung Aur, RT : 002/RW : 005 Kel. Balai Gadang Kec. Koto Tangah Kota Padang, Provinsi Sumatra Barat.
"Kami sangat berharap pondok kami ini bisa dibangun. Karena kalau membangun sendiri agak sulit rasanya. Saya tidak punya kerja tetap," kata Wilnida, 32 tahun ibu keempat anak yatim kepada Pelaksana Harian (PLH) Ketua Baznas Kota Padang, H. Syafriadi Autid, S.Pd, Selasa, 31 Juli 2018 lalu.
Wilnida menyebutkan, suaminya berasal dari Pesisir Selatan telah meninggal dua tahun lalu.
Sebelum meninggal dunia, suaminya sempat dua bulan dirawat di rumah.
Sejak suaminya meninggal dunia, sekarang Wildani sebagai tulang punggung mencari makan dan mencari biaya pendidikan anak anaknya.
Selain jadi ibu, Wilnida merangkap 'jadi ayah', bagi buah hatinya yang masih keci kecil.
Keempat anak Wilnida, Celvin Anugra ( 10 tahun), Mahatir Reza (8 tahun), Bima Saputra (5 tahun), dan Refan Nur Iqram ( 2 tahun). Mereka masih kecil dan belum bisa berbuat apa apa.
Keinginan untuk meningkatkan perekonomian keluarga dengan berjualan makanan atau minuman pun ada.
Akan tetapi, kata Wilda, dia tidak punya modal usaha. Untuk menutupi kebutuhan hidup keseharian pun sulit.
Kondisi rumah sangat sempit. Di kamar kecil itu semua aktifitas keempat anak yatim dan ibu mereka berlangsung. Tempat masak atau dapur juga tidak kelihatan. Begitu pula kamar mandi atau wc tidak ada.***
HUMAS BAZNAS PADANG