Kabag Humas DPRD Kab. 50 Kota, H. Saiful Guci |
IMPIANNEWS.COM
Sebagai Kabag Humas di DPRD Limapuluh Kota dan pengajar komunikasi efektif tiga anak muda yang baru lolos sebagai calon legislatif untuk Pemilu 2019, bertanya kepada saya : “Pak Saiful Guci, bagaimana strategi dan komunikasi untuk bisa menjadi pemenang dan duduk di legislatif pada tahun 2019 ?”.
Saya hanya menjawab “karena kemenangan ditentukan di tangan rakyat, maka Anda harus menjemputnya dengan mengunakan tangan pula dan ada sepuluh tangan yang harus Anda lakukan “. Jawab saya.
Pemilihan Umum (Pemilu) Anggota Legislatif (Angleg) rencananya akan digelar tanggal 17 April 2019 mendatang. Masing-masing Calon Legislatif (Caleg) baik untuk tingkat pusat (DPR RI), tingkat provinsi (DPRD I), dan tingkat Kab/Kota (DPRD II) yang memutuskan ikut serta sebagai kontestan Pemilu tentunya mulai dari sekarang sudah mempersiapkan diri.
Berbagai macam cara dapat dilakukan oleh para caleg demi meraih kemenangan. Buat para caleg, tips berikut ini mungkin bisa dijadikan pegangan, khususnya agar dapat meraih sebanyak mungkin dukungan dari para pemilih:
1. Bergandengan Tangan
Bergandengan tangan alias bahu-membahu atau saling membantu penting kiranya dilakukan oleh para caleg dengan caleg lainnya. Apalagi bagi para caleg dari satu partai yang sama. Saling memberikan dukungan, membantu, dan bahu-membahu di kalangan sesama caleg paling tidak akan sedikit memberikan sedikit keringanan selama melakukan sosialisasi melalui baliho atau spanduk. Bantuan baik dari segi moriil maupun dari segi materiil apalagi sesama caleg dari partai yang sama juga dapat menambah motivasi bagi caleg lain. Bukan hanya itu, hal ini juga dapat menimbulkan kesan kekompakan di mata pemilih. Dengan begitu, pemilih semakin tertarik untuk memilih caleg yang terlihat kompak.
2. Turun Tangan
Untuk menguji komitmen, integritas, sekaligus media perkenalan diri. Seorang caleg mestinya banyak turun tangan alias terlibat langsung di tengah-tengah masyarakat. Masyarakat sebagai pemilih (punya hak pilih) pastinya ingin melihat, mengenal dan mengetahui secara langsung figur (sosok) caleg yang akan dipercayakan nantinya menjadi wakil mereka di parlemen. Bukankah ada istilah "tak kenal maka tak sayang". Dengan turun tangan langsung kepada masyarakat, maka para caleg ini tentu akan dikenal baik oleh para pemilihnya. Rakyat (pemilih) saat ini sudah semakin cerdas dan tidak bisa lagi dibodoh-bodohi. Mereka tak lagi gampang terjebak pada praktik beli kucing dalam karung.
3. Mengulurkan Tangan
Mengulurkan Tangan alias mudah bersambung tangan dapat diartikan sebagai sifat dan sikap ingin bersahabat dan suka menolong (suka memberikan bantuan). Sifat dan sikap berjiwa sosial dari seorang caleg kepada sesama tentunya akan mendapatkan banyak simpatik dari masyarakat. Masyarakat tentunya akan lebih memilih caleg yang selama ini mereka kenal sebagai sosok yang suka menolong sesama ketimbang memilih caleg yang sama sekali tidak pernah terdengar sedikit pun memberikan bantuan (pertolongan) kepada sesama warga.
4. Buah Tangan
Caleg yang hendak bertemu masyarakat selaku pemilih pada Pemilu nantinya harus pintar-pintar memikat hati para calon pemilih. Selama turun tangan sebagaimana disebutkan pada poin 2 di atas, para caleg tidak boleh datang hanya dengan tangan kosong. Sebelumnya harus mempersiapkan pula "Buah Tangan". "Buah Tangan" alias "ole-ole" hendaknya disiapkan untuk diberikan kepada calon pemilih ketika hendak bertemu dengan mereka. "Buah Tangan" yang dimaksud biasanya berupa cendera mata (baju kaos, sarung, kerudung, jilbab, topi, handuk, sapu tangan, gantungan kunci, dll). Caleg yang hanya menggengam tangan (kikir) tidak akan dipilih masyarakat.
5. Tangan di atas
Ada peribahasa yang mengatakan "Tangan yang di atas (pemberi) lebih baik dari pada tangan yang di bawah (penerima)"'. Nah, dalam hal ini, seorang caleg mestinya memposisikan dirinya sebagai "tangan diatas" atau pemberi. Selaku pemberi, seorang caleg tidak boleh berharap lebih dari pemberiaanya. Dalam artian, pemberian (bantuan) yang diberikannya harus dengan penuh keikhlasan. Pemberian itu tidak boleh menimbulkan kesan "ada maunya", butuh balasan, atau pemberian secara tidak ikhlas.
6. Jabat Tangan
Jabat tangan selalu harus diperhatikan oleh para caleg. Jabat tangan kepada simpatisan (pendukung) apa lagi di saat kampanye amat penting artinya. Jabatan tangan dari seorang caleg menjadi simbol kedekatan dia dengan para simpatisan (pendukung).
Untuk mendapatkan orang suka kepada kita dan mempunyai kesan positif , lakukanlah cara berjabat tangan kenalan baru simpatisan Anda dengan menggerakkan tangan Anda ke atas dan bawah dalam gerakan yang mengalir lambat dan lembut. Akan lebih baik bila Anda melakukannya dengan senyuman yang hangat. Hindari gerakan mengentakkan tangan orang lain dengan keras dan kuat, atau menggenggam tangan orang lain terlalu erat.
Jabat tangan yang lembut dan ringan berkaitan dengan adanya kebahagiaan dalam diri. Pada akhirnya, semangat dan kegembiraan diri ini akan mengalir melalui jabat tangan dan membuat Anda dengan simpatisan bisa merasa nyaman dan bahagia, sekalipun Anda baru saja pertama kali bertemu.
Jika Anda menginginkan koneksi yang lebih dalam dengan simpatisan yang baru Anda temui , baik ingin mengekspresikan simpati atau kekuasaan , tutup jabat tangan Anda dengan tangan kiri, dan majulah selangkah kedepan.
Hubungan emosional dengan orang (simpatisan) yang ditemani berjabat tangan. Hal ini tentu dapat menjadi media menarik simpatik dari para simpatisan (pendukung).
7. Tanda Tangan
Sebenarnya tips yang satu ini tidak begitu penting. Akan tetapi, tidak bisa di pungkiri bahwa sosok seorang caleg apalagi di saat-saat kampanye layaknya seperti artis ditengah-tengah pendukungnya. Kemungkinan pada saat seperti itu akan banyak simpatisan (pendukung) yang meminta tanda tangan, hehe...Jika ini yang terjadi, para caleg hendaknya jangan sungkan-sungkan memberikan tanda tangannya kepada simpatisan. Ini pengalaman, banyak caleg apalagi pada masa kampanye, kelihatannya enggan, sungkan, dan sulit memberikan tanda tangannya kepada simpatisan ketika dimintai tanda tangan.
8. Kaki Tangan
Sudah menjadi keharusan bagi seorang caleg untuk melakukan sosialisasi kepada para calon pemilih. Sosialisasi oleh para caleg ini diperlukan dalam upaya memperkenalkan diri kepada calon pemilih. Agar sosialisasi dengan calon pemilih berjalan dengan rapi dan tertib, sudah barang tentu diperlukan keberadaan Kaki Tangan (semacam Tim Sukses). Mereka (kaki tangan) inilah yang nantinya akan bertugas memperkenalkan atau mensosialisasikan para caleg. Kaki tangan dibutuhkan untuk menyebarluaskan kartu nama, kalender, memasang spanduk, baliho dll. Tanpa bantuan kaki tangan, para caleg akan kesulitan dalam melakukan sosialisasi dan penyampaian visi dan misi kepada masyarakat selaku calon pemilih.
9. Menengadahkan Tangan
"Menengadahkan Tangan" adalah selalu banyak berdo'a. Para caleg yang ingin memenangkan pertarungan dalam pemilu mendatang harus banyak " Menengadahkan Tangan " untuk berdo'a. Bagaimana pun keras dan banyak nya usaha para caleg. Paling tidak dengan do'a akan menjadi media penting guna memperoleh rahmat, hidayah, rezki, pun kehendak Tuhan Yang Maha Kuasa. Bagaimana pun keyakinan mengajarkan bahwa tanpa rahmat, hidayah, dan kehendak dari Tuhan Yang Maha Kuasa mustahil seseorang akan mampu mencapai cita-cita yang diinginkannya.
10. Garis Tangan
Bagaimana bentuk garis tangan Anda ?. Cobalah sedikit iseng memperhatikan, apakah Anda punya garis lurus di bawah jari manis Anda. Garis tersebut adalah Garis Apollo atau yang disebut juga sebagai garis matahari adalah garis vertikal sepanjang 1 hingga 6 cm yang mencapai dasar dari jari manis Anda. Garis tangan ini mengungkapkan bahwa sang pemilik akan mendapatkan kesuksesan.
Sebagai orang yang beragama ada atau tidak ada garis tersebut tak perlu risau, karena keyakinan kita adalah ditentukan oleh Allah. Hal ini penting sebagai bentuk kesadaran sekaligus wujud keyakinan."Garis tangan" alias takdir adalah benteng terakhir dalam harapan seorang caleg. Dalam diri seorang caleg harus tertanam keyakinan dan kepercayaan bahwa takdir (garis tangan) adalah segalanya. Yakin, bahwa segala hal yang akan diperoleh kemudian hari sebenarnya telah di tetapkan sebagai "garis tangan" dari Tuhan Yang Maha Esa.
Jika memang Terpilih sebagai anggota dewan nantinya, itu merupakan bagian dari garis tangannya. Begitu juga sebaliknya, jika tidak terpilih sebagai anggota legislatif, itu artinya garis tangannya untuk menjadi anggota legislatif memang tidak ada. Dengan keyakinan ini, tidak akan ada lagi penyesalan nantinya di kemudian hari.(ul)
Saiful Guci- Pulutan 1 Agustus 2018