Sebagai organisasi kemanusiaan yang profesional, keberadaan Palang Merah Indonesia (PMI) sangatlah penting di tengah-tengah masyarakat terutama dalam penanggulangan bencana sekaligus memberikan bantuan bagi para korban yang ditimpa bencana.
Sebagaimana diketahui, kondisi Sumatera Barat dan Kota Padang khususnya, di satu sisi memiliki kelebihan dan keindahan akan potensi daerahnya. Mulai dari keindahan hutan, pantai, pulau-pulau dan dari geografis memiliki ketinggian dari permukaan laut yakni 0-200 meter. Namun tetapi, pada sisi lainnya juga memiliki ancama dengan rentan terjadinya bencana.
“Seperti banjir, longsor, kebakaran, puting beliung, kecelakaan di laut serta gempa bumi dan lainnya. Yang mana ini menandakan bahwa Allah SWT membuat segala sesuatu itu berimbang. Maka itu, dalam rangka mengurangi risko bencana, peran PMI sangat vital sekali di samping instansi terkait di Pemko Padang seperti BPBD, Damkar, Dinas Sosial serta lainnya,” sebut Walikota Padang Mahyeldi Ansharullah yang juga Ketua PMI Kota Padang itu sewaktu membuka secara resmi Latihan Gabungan Sukarelawan PMI Kota Padang di Bumi Perkemahan Lemdadika Pramuka Padang Besi, Lubuk Kilangan, Jumat (3/8/2018).
Mahyeldi berharap, PMI terus meningkatkan dan mengembangkan kualitas sumber daya manusia (SDM) serta kualitas pelayanan kepalangmerahan sehingga terwujudnya visi PMI sebagai oranganisasi kemanusiaan yang profesional, tanggap dan dicintai.
"Oleh karena itu, sebagai daerah yang termasuk rawan bencana, PMI Kota Padang dituntut untuk senantiasa memberikan pelayanan dengan maksimal kepada masyarakat yang terkena musibah. Sebagaimana telah dihadirkan para sukarelawan baik di tingkat kota, kecamatan serta perguruan tinggi dan lainnya dibawah naungan PMI salah satunya SIBAT (Siaga Bencana Berbasis Masyarakat),” ucapnya.
Mahyeldi melanjutkan, atas nama Ketua PMI Kota Padang pun sangat menyambut digelarnya Latihan Gabungan Sukarelawan untuk manajemen Posko, sehingga nantinya masing-masing posko wilayah yang terdekat bencana bisa aktif dan cepat dalam melakukan penanggulangan bencana yang tak dapat diketahui kapan dan dimana terjadi.
"Karena dalam penanggulangan bencana pelayanan yang diberikan termasuk pendistribusian bantuan kepada masyarakat yang paling membutuhkan. Untuk itu, PMI harus memiliki staf dan relawan yang terlatih yang dilengkapi sarana prasarana. Sehingga tepat baik sasaran, tempat, waktu, jumlah dan kualitasnya. Saya berharap, melalui pelatihan ini para peserta nantinya dapat mengimplementasikan ilmu dan bekal yang diberikan oleh para pelatih atau fasilitator yang ditunjuk," harap wako bersemangat.
Dalam pelatihan tersebut, di samping meningkatkan kemampuan dalam memahami dan mengaplikasikan manajemen bencana sesuai program tetap (protap), peserta juga dilengkapi dan dibekali menggunakan sarana radio agar komunikasi berjalan lebih efektif.
“Untuk itu, semoga dengan dilengkapi radio relawan PMI dimana saja akan mudah mengkoordinasikan kejadian-kejadian bencana di Padang atau pun daerah lainnya sehingga langkah-langkah pun dilakukan dengan cepat. Apalagi berdasarkan pengalaman, sewaktu bencana terjadi seperti gempa jaringan handpone menjadi tidak berfungsi, maka itu disilah radio berperan bagi kita,” tambah wako sembari mengapresiasi kinerja PMI Kota Padang yang dinilai baik dan sangat respon dari setiap bencana itu.
Kepala Markas PMI Kota Padang diwakili Staf Divisi Kelembagaan SDM dan Diklat, Bamisril menyebutkan, pelatihan tersebut dilaksanakan selama 3-5 Agustus 2018 bertempat di Bumi Perkemahan Lemdadika Pramuka Padang Besi.
Pesertanya diikuti sebanyak 67 orang terdiri dari SIBAT 3 orang sebanyak per 16 kelurahan, PMI Kecamatan 2 orang per 11 kecamatan, KSR Perguruan Tinggi sebanyak 9 unit dengan 2 orang perwakilan masing-masingnya, dan KSR Unit Markas sebanyak 12 orang.
"Metodologi pelatihan mulai dari praktek dan simulasi, brainstorming, ceramah informatif, tanya jawab interaktif hingga diskusi bersama. Untuk pelatih atau fasilitator menghadirkan dari PMI Sumbar dan PMI Kota Padang," terangnya. (dv)