Payakumbuh -- Momen HUT RI Ke 73 Tahun 2018 yang dipadukan dengan peringatan 200 tahun usia Jembatan Ratapan Ibu yang dipusatkan diseputaran RTH Tugu Ratapan Ibu pada Jumat (17/08/2018) siang.
Peringatan 2 momen sejarah ini, Pemko Payakumbuh sengaja menghadurkan saksi kunci sejarah Jembatan Ratapan Ibu, yakni Dt. Majo Indo nan Mamangun yang juga akrab disapa Rajo Luak.
Ratusan warga kota tumpah ruah padati jembatan Ratapan Ibu. Tampak hadir Walikota Riza Falepi besama istri, Wakil Walikota Erwin Yunaz bersama istri, Ketua DPRD YB Dt. Parmato Alam, Dandim 0306/50 Kota, Solikhin bersama jajaran, Kapolres Endrastiawan. S, beserta jajaran, Koramil 01 / Payakumbuh, ormas pemuda, HBT, pengurus dan personil Go Jek
Ketua TP PKK Henny Riza Falepi yang kala itu dimintai keterangan oleh sejumlah wartawan menyampaikan rasa bangganya.
" Semangat kebangsaan kita mulai tumbuh, seremonial ini beda dari sebelumnya. Semua unsur terlibat dalam kegiatan ini, termasuk dukungan warga. Kami sangat apresiasi sekali, apalagi saat pengibaran bendera raksasa dengan iringan lagu 'Berkibarlah Berdera'. Serasa kita dibuai kembali ke zaman - zaman era meraih kemerdekaan. Sepatutnyalah kita bersyukur dengan selalu mengingat, mengenang jasa pahlawan serta menjaga persatuan dan kesatuan. Khususnya di Payakumbuh, mari kita membangun," ungkap Henny didampingi Magdalena Erwin Yunaz.
Ketua TP PKK Henny Riza Falepi yang kala itu dimintai keterangan oleh sejumlah wartawan menyampaikan rasa bangganya.
" Semangat kebangsaan kita mulai tumbuh, seremonial ini beda dari sebelumnya. Semua unsur terlibat dalam kegiatan ini, termasuk dukungan warga. Kami sangat apresiasi sekali, apalagi saat pengibaran bendera raksasa dengan iringan lagu 'Berkibarlah Berdera'. Serasa kita dibuai kembali ke zaman - zaman era meraih kemerdekaan. Sepatutnyalah kita bersyukur dengan selalu mengingat, mengenang jasa pahlawan serta menjaga persatuan dan kesatuan. Khususnya di Payakumbuh, mari kita membangun," ungkap Henny didampingi Magdalena Erwin Yunaz.
Kepada para hadirin yang hadir di RTH Ratapan Ibu, Rajo Luak memaparkan secara panjang sejarah jembatan yang dibangun masa penjajahan kolonial Belanda yang kala itu Kota Payakumbuh dan Kab 50 Kota masih bersatu. Kala itu tokoh sejarah ini masih berusia 9 tahun.
"Masa gerilya melawan kolonial, sangat banyak tokoh pahlawan negeri ini yang diculik, diikat dan diseret Belanda dan dijejerkan di sisi Timur jembatan itu. Pahlawan kita tersebut ditembak dari kanan dan kiri. Dan tewas masuk ke dalam Batang Agam itu," sebut Rajo Luak sambil menunjuk jembatan Ratapan Ibu.
"Para orangtua meraung kehilangan sanak keluarga, termasuk mamak kandung dan keluarga saya," singkat Rajo Luak sambil menyapu air matanya.
"Saya menghimbau warga Payakumbuh ' Jangan Melupakan Sejarah' (Jas Merah)," tukuk pak tua ini.
Setelah mendengarkan paparan sejarah jembatan Ratapan Ibu, Ketua DPRD YB Dt. Parmato Alam merasa terharu dan apresiasi. Ketua DPRD juga menyampaikan terima kasih kepada panitia yang telah sukses menggelar kegiatan ini.
"Terima kasih kepada PHBN bersama jajaran Kodim dan pimpinan OPD serta Vertikal Rescue. Acara kita sangat meriah yang menggugah adrenalin. Semoga semangat ingin bangkit ini diberkahi Allah. Kita berharap Pemko Payakumbuh nantinya melanjutkan pembangunan spot ini hingga ke Batang Agam yang terletak diseputaran RSUD. Mari kita jaga sejarah ini, kapan perlu kita bukukan, mendatang. DPRD tentunya siap mendukung semua yang baik," YB Dt. Parmato Alam sampaikan dukungan.
Sementara itu Walikota Riza Falepi dalam sambutannya sekelumit singgung sejarah Ratapan Ibu.
"Jembatan Ratapan Ibu adalah saksi sejarah yang hingga kini masih bertahan 200 tahun. Jembatan yang dibangun tampa rangka besi. Warisan sejarah adalah aset dan modal bagi kita untuk Payakumbuh lebih dikenal lagi di nasional dan di dunia. Pastinya Payakumbuh adalah salah satu sumber sejarah di Indonesia dalam sejarah nasional," singgung Riza dihadapan para undangan.
"Tantangan kedepan kita semakin berat, mari kita bentengi diri dan nagari kita dengan iman dan ilmu. Penjajahan melalui IT, penjajahan ekonomi, serta narkoba yang merambah semua lini," imbau Riza
"Selamat HUT RI Ke 73 tahun 2018 serta mengenang 200 tahun Ratapan Ibu yang kokoh berdiri. Semoga semangat warga untuk membangun juga sekokoh jembatan Ratapan Ibu. Semoga Indonesia semakin jaya yang berawal dari Payakumbuh," tandas Riza Falepi.
Dalam iven ini juga diperagakan prosesi penyelamatan (evakuasi) korban hanyut di kala banjir yang diperankan tim gabungan TNI, Polri, Pol PP dan Damkar bersama Vertikal Rescue, Go Jek serta Payakumbuh Youth di tengah Batang Agam yang dikibarkan bendera merah putih raksasa berukuran 17 x 45 meter ini.(ul)