Kemarin sore sahabat saya bertanya,”bagaimana cara mencari dana untuk mempercepat pembangunan Masjid Al Ikhlas Pulutan dalam satu tahun telah bisa berdiri megah ? dan saya dengar lebaran pagi tadi terhimpun dana Rp. 40 juta lebih.”. Tanya Muslim
Saya jelaskan, “warga Jorong Pulutan Nagari Koto Tuo Kecamatan Harau, mata pencahariannya monokultur dari hasil padi sawah, tidak banyak perantau . Dari data yang ada kekuatan menghimpun dana dari zakat dan infak tak lebih dari Rp.10 juta setahun,kemudian kami panitia pembangunan punya konsep membangun dari dalam dengan satu gerakan yang diberi nama GEDUBANG MAS (Gerakan Duaribu Bangun Masjid Al Ikhlas Sehari), caranya masyarakat menabung dari sisa belanja minimal Rp.2.000,- sehari dan kemudian setiap minggu dapat dimasukkan kedalam kotak di hari Jumat atau di stor di saat kegiatan yasinan sehingga setiap minggu kita dapat bayar upah tukang dan mengansur hutang bahan.
Sabda Rasulullah “Siapa yang membangun masjid karena Allah walaupun hanya selubang tempat burung bertelur atau lebih kecil, maka Allah bangunkan baginya (rumah) seperti itu pula di surga.” (HR. Ib`nu Majah). Himbauan dalam bentuk maklumat yang di tegakkan di depat masjid menyentuh warga sehingga dalam satu tahun tidak berhenti tukang bekerja dengan serapan dana Rp.380.000.000,- lebih”.
“ wah sebuah inovasi yang bisa saya tiru, karena masjid dikampung saya sudah terbengkalai pembangunnya selama 10 tahun terakhir, “ ujar Muslim.
Kemudian saya jelaskan juga strategi lainnya ; Disamping “Gedubang Mas” Panitia Pembangunan Masjid Al-Ikhlas tak mau kalah dengan Presiden RI Jokowi yang mengeluarkan 3 kartu, yaitu : KIP (Kartu Indonesia Pintar), KIS (Kartu Indonesia Sehat) dan KKS (Kartu Keluarga Sejahtera). Sementara Panitia Pembangunan mengeluarkan 4 (empat ) Kartu Sakti yangbertujuan untuk pengalangan dana supaya gerak pembangunan fisik Masjid Al-Ikhklas dapat dipercepat. Empat kartu tersebut adalah :
1. KIS (Kartu Infak Sedekah) diperuntukan kepada masyarakat yang mengumpulkan dana melalui kelompok dan suku yang ada di Jorong Pulutan Nagari Koto Tuo.
2. KIP (Kartu Infak Perorangan) diperuntukan kepada masyarakat yang mau berinfak setiap bulannya sesuai dengan kemampuannya.
3. KPE (Kartu Pinjaman Emas) diperuntukan kepada masyarakat yang mau meminjamkan barang berupa emas dalam jangka pembayaran setelah 1 sd 2 tahun
4. KSL (Kartu Stor Langsung) ditujukan bagi dermawan dan donator yang ingin langsung menyumbang, yang informasinya di dapat melalui facebook . Infak dan sedekahnya secara stor langsung dapat ditransfer melalui Bank Nagari – Cabang Payakumbuh dengan Nomor Rekening 0103.0213.01636-1 an. Masjid Al-Ikhlas. Yang telah mentransfer selalu mengkontak: Ketua H.Saiful,SP (HP /WA 081363314918).
“ sebuah pekerjaan yang sangat luar biasa dengan membangun dari dalam yang mampu menghimpun dana sebesar itu “ ujar Muslim.
“ saya hanya meniru peristiwa ayam menetas “ ujar saya singkat
“ wah bagaimana pula ceritanya ?” Tanya Muslim
Ada ungkapan “ If egg is broken by outside force, life ends. If broken by inside force, life begins. Great things always begin from inside (Jika telur dipecahkan oleh kekuatan luar, kehidupan berakhir. Jika rusak oleh kekuatan dalam, kehidupan dimulai. Hal-hal besar selalu dimulai dari dalam )”. Dapat kita lihat perjuangan keluarnya anak ayam dari dalam telur, yang memecahkan cangkangnya untuk berjuang keluar. Prinsip inilah yang kita terapkan dalam membangun Masjid Al Ikhlas dalam kondisi terbengkalai pembangunannya yang semula mengharapkan adanya donator dari luar yang tidak pernah datang-datang “ terang saya.
“ begitu banyak pelajaran bagi kita dari proses telur ayam ini, ya pak Saiful “ ujar Muslim.
“Perjuangan atau sebuah usaha akan membuat orang dari yang semula bukan apa-apa berubah menjadi apa-apa; mengubah seseorang dari yang semula tidak memiliki apa-apa menjadi memiliki apa yang dibutuhkan. Sebaliknya tanpa kekuatan dan perjuangan akan membuat orang yang semula memiliki, berubah menjadi tidak memiliki; mengubah orang yang semula ‘mempunyai’ ke tidak mempunyai. Ingatlah selalu Allah tidak akan segera mengabulkan keinginan kita tetapi memberikan apa yang kita butuhkan. Sebagai contohnya dalam pembangunan Masjid Al Ikhlas Pulutan, Panitia butuh Batu Bata tak disangka-sangka ada yang menyumbangkan Batu Bata, begitu juga panitia membutuhkan Pasir, Kaca Jendela ada saja donator yang menyumbang “ ulas saya.
Hari semakin sore kamipun berpisah
Pulutan 23 Agustus 2018, Saiful Guci