Lurah Purus Fajri Rahmad Ersya, S.STP juga tidak kurang memberikan motivasi terhadap Ermita dan kawan-kawan agar terus berkreasi untuk pengembangan usaha. |
Selama 20 tahun Ermita menekuni kerajinan menjahit dan bordir, wanita ulet itu terus bertahan sembari mengembangkan usahanya. Dari usaha yang digeluti sendiri itu, kini Ermita sudah memilki 10 orang yang dihimpunnya dalam kelompok jahit "Puruih Saiyo" yang berpusat di RW 07 Kelurahan Purus, Kecamatan Padang Barat.
Eksistensi kelompok jahit Puruih Saiyo tidak lepas dari pembinaan Pemerintah Kota Padang melalui dinas terkait. Lurah Purus Fajri Rahmad Ersya, S.STP juga tidak kurang memberikan motivasi terhadap Ermita dan kawan-kawan agar terus berkreasi untuk pengembangan usaha.
"Dari kelurahan, kami selalu memberikan motivasi sembari mencarikan peluang pengembangan usaha bagi kelompok jahit dan bordir ini. Karena kita menilainya sebagai suatu potensi yang bisa diandalkan masyarakat untuk peningkatan kesejahteraan," kata Lurah Purus Fajri Rahmad Ersya, S.STP saat membuka kegiatan pengembangan usaha jahit dan desain bordir di Rumah Jahit Puruih Saiyo, Kamis (2/8/2018).
Fajri mengatakan, untuk berkembang lebih besar, kelompok ini harus bisa menembus pasar yang lebih luas. Tentunya dengan kwalitas yang baik dan desain yang menarik sekaligus antik.
"Perkembangan usaha yang lebih luas tentu diharapkan ke depannya. Untuk itu perlu kwalitas yang baik dan desain menarik," ujar Fajri.
Dalam kesempatan ini, turut hadir Dosen Fakultas Ilmu Sosial Universitas Negeri Padang (UNP) Dr. Azmi Fitrisia yang tengah melakukan kegiatan pengabdian masyarakat.
Azmi mengatakan, kelompok jahit Purus Saiyo yang telah memiliki hasil produksi yang baik berupa seprai dan bedcover merupakan bukti dari kemauan usaha masyarakat. Kedepannya yang dibutuhkan adalah peluang pasar yang lebih luas sembari mengasah kreatifitas dari anggota kelompok.
"Jika sekarang baru sepuluh orang yang bergabung, maka nanti diharapkan akan lebih banyak lagi. Dari sini diharapkan tumbuh pula kelompok-kelompok baru sehingga terwujud sebuah sentra jahit dan bordir," kata Azmi.
Ermita menuturkan, awalnya menjahit merupakan hobinya. Seiring waktu, hobi tersebut menjadi usaha yang menghasilkan uang. Hasil jahitan dan bordirnya berupa seprai dan sarung bantal yang didesain menarik banyak diminati.
"Awalnya saya menjalani sebagai hobi. Lama-lama menghasilkan uang karena banyak yang berminat dan membelinya," ujar Ermi.
Ermi mengakui, setelah terbentuk kelompok jahit Puruih Saiyo praktis membutuhkan pula peningkatan produksi agar semua anggota bisa hidup dari situ. "Untuk itu kami berusaha meningkatkan produksi dan menembus pasar yang lebih luas," tuturnya.(der)