Realisasi imunisasi terhadap 11. 336 orang sasaran di lingkungan Puskesmas Nanggalo dan Puskesmas Lapai masih rendah. Hal ini menjadi 'PR' Camat Nanggalo bersama jajaran dua puskesmas tersebut untuk melakukan sosialisasi lebih gencar.
"Kita harus terus memberikan pemahaman terhadap masyarakat terkait pentingnya imunisasi campak dan rubella," kata Camat Nanggalo Teddy Antonius di sela sosialisasi Vaksin MR sebagai pencegah virus rubella dan campak di kantor camat setempat, Kamis (30/8/2018).
Pada kegiatan yang diikuti para kepala sekolah sekecamatan Nanggalo ini, Teddy menjelaskan, dari data kedua puskesmas, Puskesmas Lapai dan Puskesmas Nanggalo, baru sekitar 20 persen yang diimunisasi dari jumlah sasaran tersebut. Sasaran imunisasi adalah anak sekolah dari PAUD/TK, SD dan SMP.
"Sebagian orang tua memang menolak imunisasi campak dan rubella karena anggapan vaksin MR tidak halal dan tidak aman," kata Teddy.
Padahal, menurut camat kompetensi terbaik Kota Padang itu, setelah pembahasan Pemko dengan MUI Kota Padang penggunaan vaksin MR dibolehkan karena pertimbangan pencegahan campak dan rubella adalah bersifat darurat. Sejauh ini belum ada obat untuk penyembuhan penyakit karena virus rubella, tetapi bisa dicegah hanya dengan vaksin MR.
"Vaksin MR hanya bersifat mencegah, sebab belum ada obat untuk penyakit akibat virus rubella. Bila tidak dicegah berjangkitnya virus rubella nantinya bisa menjadi kasus Kejadian Luar Biasa (KLB) yang akan merugikan kita semua," jelas Teddy.
Pimpinan Puskesmas Lapai dan Puskesmas Nanggalo serta Kepala KUA turut memberikan pemahaman kepada para kepala sekolah terkait penggunaan vaksin MR serta dampak campak dan rubella.
Menurut pimpinan Puskesmas Nanggalo, dr. Darius, rubella atau biasa disebut campak jerman, adalah penyakit menular yang disebabkan oleh virus rubella. Belum ada pengobatan untuk penyakit campak dan rubella, tetapi penyakit ini dapat dicegah dengan vaksin campak-rubella, alias vaksin MR.
"Sayangnya, masih banyak orangtua yang menolak anaknya diimunisasi karena takut akan risiko efek samping vaksin rubella. Padahal itu sebenarnya hanya sebuah ketakutan," katanya.
Informasi dari beberapa situs, gejala rubella yang paling utama adalah demam ringan dan bintik-bintik merah di kulit. Menurut laporan dari Kementerian Kesehatan RI 2016, ada sekitar 8.185 kasus campak Jerman di Indonesia pada tahun 2015. Rubella sering terjadi pada bayi dan anak yang belum atau tidak diimunisasi.
HelloSehat.com mengupas, Apa itu vaksin MR? Vaksin MR adalah jenis imunisasi yang berfungsi untuk melindungi tubuh dari dua penyakit sekaligus — campak (Measles) dan campak jerman (Rubella). Sejatinya, vaksin MR merupakan bagian dari vaksin MMR (Measles, Mumps, Rubella), tapi di Indonesia vaksin Mumps sengaja dipisahkan dari keduanya. Hal ini dilakukan karena penyakit Mumps alias gondongan sudah jarang ditemui di kalangan masyarakat Indonesia.
Sementara itu, campak (baik itu campak “biasa” maupun rubella campak Jerman) masih sangat sering terjadi pada anak-anak. Campak Jerman juga membutuhkan perhatian ekstra apabila penderitanya adalah ibu hamil. Pada wanita yang masih hamil muda, rubella dapat menyebabkan keguguran, kematian bayi dalam kandungan, hingga kelainan bawaan pada bayi.
Maka, vaksin MR perlu diberikan pada anak untuk mencegah kedua penyakit ini, juga untuk mencegah penyebarannya kepada anak-anak lain. (dr)