Bingkuang Ikon Kota Padang Hampir Terlupakan

Bingkuang sebagai ikon Kota Padang saat ini kurang mendapat perhatian tentang kehadirannya yang dulu sangat banyak di kenal orang bahkan sebagai ole-ole
IMPIANNEWS.COM (Padang).

Kenapa Grup FB Padang Kota Bengkuang diadakan, adalah kaena berawal dari adanya keluhan banyak petani (dulu petani bengkuang, sekarang tidak lagi)  yang lahan nya semakin sedikit, hasil tidak maksimal, dan sebagainya dari mereka jugalah cerita kepopuleran bengkuang tempo dulu itu di dapat.

Hal itu, disampaikan Azmal  Staf Ahli Walikota Padang, di ruangan kerjanya, kita harus populerkan kembali Bingkuang sebagai ikon Kota Padang, Senin (13/8).

Bingkuang sebagai ikon Kota Padang saat ini kurang mendapat perhatian tentang kehadirannya yang dulu sangat banyak di kenal orang bahkan sebagai ole-ole bila tamu kembali ke daerahnya, sebab saat itu, bingkuang mudah di dapat dan petani rajin menanam bingkuang.

Semoga dengan adanya group FB atau komunitas bingkuang Padang orang akan mengingat kembali sejarah kota ini dengan ikon  buah bingkuang. mari kita galakan kembali mengajak para petani menanam bingkuang dengan memperluas pemasarannya.

Nah untuk meyakinkan kita semua, tentu dipelajari secara mendalam apakah cerita dan keluhan tersebut benar. Adapun Group Padang Kota Bengkuang ini adalah sebagai wadah untuk menampung Ide, masukan saran serta informasi dari Anggota Group khususnya yg bertujuan untuk mendapatkan solusi. Sebut Azmal

Sebelum kita turun kelapangan, tentu kita pelajari dulu data yang sudah tersedia, termasuk dari tulisan-tulisan, jurnal dan hasil penelitian yang ada Bengkuang (Pachyrhizus erosus (L.) Urban) adalah tanaman legum termasuk hortikultura yang telah lama dimanfaatkan masyarakat pada beberapa tahun terakhir terlihat bahwa kepopuleran bengkuang sebagai oleh-oleh khas Padang sudah terkalahkan oleh berbagai jenis oleh-oleh yang dijual di outlet penjualan khas oleh-oleh Sumatera Barat.

Lunturnya pesona maskot (Bingkuang) kota Padang ini dapat mempengaruhi perekonomian kota Padang di bidang pertanian dan budaya. Oleh karena itu dibutuhkan upaya nyata untuk mengungkit daya saing komoditas ini agar dapat tumbuh positif dan tidak hanya sekedar sebagai maskot kota yang terabaikan.

Salah satu penyeab berkurangnya petani bengkuang di kota Padang dan masyarakat masih belum berminat mengembangkan produk nilai tambah bengkuang, adalah karena belum adanya strategi yang jelas dan kurangnya dukungan pemerintah terhadap komoditas ini selain itu adalah  karena belum tersedianya peraturan perundang-undangan yang mengatur secara khusus dan komprehensif masalah pengelolaan komoditas bengkuang di Kota Padang.

Dalam rangka upaya mengembalikan eksistensi bengkuang di ranah minang dan menjadi solusi terhadap permasalahan pengelolaan bengkuang di Kota Padang, Perlu diarahkan peran kalangan akademis/ perguruan tinggi/lembaga riset, bisnis, pemerintah dan masyarakat (konsep ABGC = academician, business, government and community), tidak hanya pemerintah dan masyarakat untuk mendorong munculnya inovasi pengembangan dan peningkatan nilai tambah bengkuang kota padang

Pengembangan agroindustri melalui kemitraan inipun mempunyai arti yang strategis bagi perekonomian rakyat, karena diharapkan dapat memberikan peningkatan nilai tambah hasil pertanian melalui pemanfaatan dan penetapan teknologi pengolahan. Dan ini menjadi tugas penting kita bersama.

Pertama-tama adalah menyusun Naskah Akademik sebagai bahan yang dibutuhkan untuk menyusun Raperda Hari Bengkuang di Kota Padang, yang juga didalamnya mencakup Strategi Inovasi Daerah dalam Pengembangan Komoditas Unggulan.

Kami sangat bahagia bagi anggota Grup FB Padang Kota Bengkuang untuk.bisa. berperan aktif dan adalah kebahagiaan bagi kami serta siap menerima saran yang sifatnya membangun. (az)