Viral karena Media Sosial

Oleh  : Nofitri Yenti.

Mahasiswi Jurusan Bimbingan dan Konseling STIKIP PGRI Sumbar.

YAA.. Viral berkat media sosial. Teknologi semakin maju dan berkembang, temasuk media sosial.

Kita bisa mengetahui konflik yang terjadi di luar maupun dalam negeri berkat media sosial.

Dari laporan berjudul "Essential Insights Into Internet, Social Media, Mobile, and E-Commerce Use Around The World" yang diterbitkan tanggal 30 Januari 2018, dari total populasi Indonesia sebanyak 265,4 juta jiwa, pengguna aktif media sosialnya mencapai 130 juta dengan penetrasi 49 persen. 

Berdasarkan aplikasi yang paling banyak diunduh, perusahaan media sosial di bawah Mark Zuckerberg mendominasi di tiga teratas. Secara berurutan dari posisi pertama adalah WhatsApp, Facebook, Instagram, dan baru diikuti media sosial buatan Korea Selatan, Line.

Kenapa  orang sangat mudah terkanal atau viral dengan cepat karena penggunanya saja lebih dari 100 juta jiwa pertahunnya,, wow.

Bukan jumlah yang sedikit bukan. Buat teman-teman yang ingin viral juga bisa melakukan sesuatu yang unik dan menarik dimata masyarakat.

Namun banyak kita lihat yang viral atau yang terkenal itu banyak tidak berbobot, banyak yang merusak generasi bangsa.

Begitu banyak pertelevisian di Indonesia, tapi lebih banyak menanyangkan hal-hal yang tidak membangun atau ya sekedar mencari sensasi saja, tidak ada pendidikan di dalamnya.

 Ya, salah satu contohnya nurani gitu, hanya karena ngaku jadi istri nya iqbal langsung viral.

Masuk tv lagi. Kalau tau seperti itu penulis juga mau ngaku-ngaku juga jadi istrinya Reza Rahadian bukan cuma masuk TV. Bisa bisa  langsung diajak main film Habibi dan Ainun kali ya..hahaha ngarap banget..

Begitu mudah nya sekarang orang jadi viral. Melakukan hal yang lucu dikit tersebar di media sosial, salah ketik buat status di facebook langsung viral di instagram.

Dunia makin hari makin ngak karuan. Mungkin buat teman-teman yang ingin viral juga, boleh dicoba ni,  dengan kentut pakai nada dasar, yakin deh terkenal langsung kalin tu.. Dan bisa langsung ikut America’s Got Talen dengan kategori kentut terunik di dunia.. hahhah yang pengen coba.. monggo. 

Itulah zaman sekarang. Yang viral itu ada yang positif dan negatif. Tapi yang menyedihkan adalah ketika perusak generasi bangsa digaji dengan ratusan juta rupiah, yang perusak moral anak bangsa di sanjung-sanjung. 

Sedangkan di ujung sana ada sebuah pekerjaan yang yang sangat mulia dan mengajarkan anak bangsa menjadi orang cerdas, hanya di gaji 900 ribu per tiga bulan,.. miris bukan? 

Itulah yang dirasakan oleh seorang guru yang bernama Rosalina Pasumbungan.  Dia adalah salah satu guru honorer di Sekolah Dasar Negeri 573 Pabbatang, Desa Posi, Kabupaten Luwu, Sulawesi Selatan. 

Setiap pagi, Rosalina Pasumbungan harus berjalan kaki sejauh 2 kilometer menggunakan sandal jepit, karena kondisi alam yang tidak mendukung menggunakan sepatu menuju sekolah tempat ia mengajar.

Rosalina Pasumbungan merasa terpanggil untuk mencerdaskan anak-anak di desa sebagai tenaga guru honorer  sejak tiga tahun belakangan.  Meski gaji yang diterimanya hanyalah Rp 900 ribu per triwulan.

Namun semangat mengajar tak pernah sirna.  Sepanjang perjalanan, ia ditemani oleh murid-muridnya yang selalu bercerita sepanjang jalan.

Akan tetapi mereka harus berhati hati, sebab jalan yang dilalui berupa jalan licin berlumpur dan kerikil tajam. Di sekolah, hanya terdapat satu ruangan yang ditempati 21 siswa yang terdiri dari kelas I sampai VI. 

Semuanya diberikan pelajaran sesuai dengan kelasnya. Dimana media sosial yang sudah berkebang ?, dimana keadilan seorang pendidik didapatkan jika yang selalu di utamakan adalah Orang-orang yang merusak moral bangsa. 

Sedangkan mereka yang hanya bermodalkan goyang dua jari saja dapat uang ratusan juta. 

Apa yang terjadi di Indonesia, yang mendidik malah menjadi yang paling miskin, dan yang merusak malah menjadi semakin kaya.

Guru mengingatkan lansung di bacok, guru menyarankan langsung di pukul. Sampai kapan generasi bangsa kita seperti ini, protes dikit langsung di bunuh.

Sungguh hal yang sudah diluar kendali kita.
Jika kita bandingkan di Negara jepang, profesi guru itu dihargai, dihormati. saat terjadinya ledakan Bom di Hirosima dan Nagasaki yang ditanya duluan itu bukan berapa korban jiwa, tetapi yang ditanya adalah berapa orang guru yang masih hidup ?. 

Begitu pentingnya guru bagi mereka. Media sosial kita harus pandai memilah dan memilih mana yang bisa diambil yang positif dari media sosial. 

Semoga nanti yang viral itu tidak hanya goyang dua jari dan sayang iqbal. Tapi orang-orang yang mendidik anak bangsa dan mengharumkan nama Indonesia sampai ke manca negara. 

Viralkan lah konten-konten yang membangun, bukan hal-hal bodoh yang bisa membuat mu terlihat tidak berpendidikan..

Wallahu'aklam bis dhawaf.