IMPIANNEWS.COM (Berlin).
Libya menolak rencana Uni Eropa untuk membentuk pusat-pusat migran di sana guna menghentikan pencari suaka yang tiba di Eropa Barat dan tidak akan terpengaruh oleh bujukan keuangan, kata Perdana Menteri Fayez al Sarraj. Italia bulan lalu mengusulkan pusat penerimaan dan identifikasi untuk pemrosesan migran di Afrika sebagai sarana penyelesaian perpecahan di antara pemerintah Eropa tentang bagaimana menangani masuknya lebih dari 1 juta migran sejak 2015
Libya adalah titik keberangkatan utama bagi para migran yang mencoba untuk mencapai Eropa sering dengan menggunakan perahu karet tipis yang disediakan oleh penyelundup yang sering bocor atau rusak. "Kami benar-benar menentang pejabat Eropa yang ingin agar kami mengakomodasi imigran gelap yang tidak ingin diambil Uni Eropa," kata Sarraj kepada media Jerman, Bild, dalam wawancara yang diterbitkan Jumat (20/7).
Dia menepis tuduhan bahwa penjaga pantai Libya telah menembak pekerja bantuan yang mencoba menyelamatkan para migran. "Kami menyelamatkan ratusan orang di lepas pantai Libya setiap hari-kapal kami terus bergerak," katanya.
Ia menambahkan bahwa Libya dibiarkan untuk menyelamatkan para migran dari Mediterania sendirian dan membutuhkan lebih banyak dukungan teknis dan keuangan. Badan Migrasi PBB mengatakan 51.782 migran dan pengungsi memasuki Eropa melalui laut sampai 18 Juli.
Jumlah itu dibandingkan dengan 110.189 pada saat yang sama tahun lalu dan 244.722 pada saat yang sama di tahun 2016. Jumlah korban tewas hingga saat ini tahun ini adalah 1.490 orang.