Sauqi Putra Dylan (3 tahun) |
Padang -- Malangnya nasib Sauqi Putra Dylan (3th), sudahlah ditinggal wafat sang ibu dua tahun lalu karena penyakit jantung. Kini, Suaqi harus bertarung dengan pembengkakan otak yang dideritanya.
Bocah malang dari Nagari Lubuak Alai, Kecamatan kapur IX, Kabupaten Limapuluh Kota itu kini tengah koma di ruang HCU anak M Djamil Padang, berstatus pasien umum. Dia hanya merespon saat mulutnya ditempel kain basah oleh sang nenek sebagai pengganti minum.
Nenek Sauqi, Eli Darni (48) mengatakan sebulan yang lalu Sauqi demam tinggi dan mengeluhkan sakit di persendian kaki. Kemudian dibawa ke klinik dokter anak, dokter menyatakan demam rematik dan dikasih obat. Setelah 1 minggu minum obat, perut Sauqi membesar, kembali chek up ke klinik dokter dan diberi obat lagi 1 minggu makan.
"Empat hari yang lalu Sauqi kembali panas tinggi dan dirujuk ke RSUD Adnaan WD Payakumbuh. Namun diperjalanan Sauqi kejang dan tidak sadarkan diri kemudian dirujuk lagi ke M Djamil Padang," kata Eli kepada media saat ditemui di RSUP M Djamil Padang, Jumat, 27 Juli 2018.
Tak terbayangkan berapa biaya akan ditanggungnya, perasaan sedih tampak dari sang nenek, apalagi saat ini cucu semata wayangnya tersebut masih berstatus pasien umum, walaupun telah mengurus BPJS dan aktif per 30 Juli nanti.
Tinggal di pelosok sekitar 80 kilometer dari pusat kota, keluarga mereka keseharian hanya sebagai petani menggantungkan hidup dari hasil pertanian. Untuk mencukupi biaya untuk keseharian menunggu Sauqi di rumah sakit saja keluarga kesusahan dengan penghasilan pas-pasan.
"Kami bertiga menunggu Sauqi disini secara bergantian. Sejak ibunya meninggal, Sauqi tinggal bersama kami (kakek dan nenek). Keseharian kami bertani," kata ditengah gelinangan air mata.
Ia berharap cucunya segera pulih kembali dan bisa bermain bersama mereka dan kawan-kawan seusia dikampung. Namun kecemasan biaya berobat yang besar karena masih berstatus umum selalu menjadi buah bibirnya saat bercerita.
Sementara Kiki Ayunda (25) tante Sauqi yang juga ikut mendampingi ibunya menunggu Sauqi menjelaskan status umum disebabkan dulunya kepesertaan BPJS Sauqi diurus alamarhuma kakaknya. Saat masuk harus didaftarkan ulang bersama KK nenek Sauqi.
"Kalau mau status BPJS nanti kami harus keluar dulu baru masuk lagi. Padahal kondisi Sauqi masih dibantu slang untuk bernafas," ujarnya.
Dia berharap uluran tangan dari para dermawan serta pemerintah daerah untuk meringankan beban keluarganya.
"Kami sangat butuh bantuan dari dermawan untuk biaya pengobatan ponakan kami," harapnya.(ul)