SMPN 2 Payakumbuh Lulus 100 % Pihak Sekolah dan Walimurid Sepakat, Larang Coret Baju dan Konvoi

Kepala SMPN 2 Payakumbuh, Desfiwati
serahkan reward kepada peraih nilai UNBK tertinggi

IMPIANNEWS.COM
(Payakumbuh).

Suasana penuh harap terpancar diwajah walimurid siswa kelas IX SMPN 2 Payakumbuh yang mulai tidak sabar menunggu hasil atau tanda lulus anaknya yang telah 3 tahun menjalani pendidikan dasar lanjutan pertama di SMPN 2 Payakumbuh yang terletak di Jalan Profesor Hamka Kaniang Bukit Kelurahan Tigo Koto Dibaruah ini. Sekitar pukul 16.30 sore Senin (28/05/2018) Kepala SMPN 2 Payakumbuh, Desfiwati bersama walimurid, majlis guru dan 230 walimurid siswa kelas IX berkumpul di halaman SEMPEDUPA untuk saling bersilaturahim jelang penyerahan tanda lulus.

Mengawali sambutannya, Kepala SMPN 2 Payakumbuh Desfiwati yang akrab disapa Ummi sampaikan salam maaf lahir bathin kepada semua walimurid dan siswa kelas Ix yang berhadir sore itu, dikarenakan usai kegiatan ini tidak akan terjadi lagi pertemuan formal dalam PBM. 

" Alhamdulillah sebanyak 230 siswa dan anak kita lulus 100 %, dan nilai UNBK KOta Payakumbuh meraih peringkat III untuk Provinsi Sumatera Barat. Secara internal kita masih belum puas dengan kondisi ini, dan inilah PR kita. Cecara bersama  kita akan giatkan koordinasi, sehingga nilai ini dapat kita dongkar di tahun ajaran mendatang. Hasil dari UNBK ini selanjutnya akan kami serahkan melalui walikelas, nantinya. Berkumpulnya kita bersama di halaman sekolah yang kita cintai ini tidak lain hanyalah untuk meningkatkan silaturahim antara guru, murid dan walimurid. Berdasarkan hasil arahan pimpinan dan mufakat di diknas, pengumuman tanda lulus disepakati dilaksanakan pada sore hari ba'da Ashar, dengan menghadirkan walimurid di sekolah," sebut Desfiwati.

" Bulan Ramadhan adalah bulan yang suci, dan jangan kita kotori termasuk mengotorinya dengan perilaku coret seragam dan konvoi kenderaan di jalan raya, sebagai bentuk kegembiraan dan uforia. Secara pendidikan karakter kita tidak pernah ajarkan itu, namun itu merupakan tradisi salah satu budaya tradisi salah yang diwariskan serta ditonton anak kita. Tas dasar itulah kami menghadirkan Bapak / Ibu di sekolah. Mari kawal anak kita untuk tidak coret seragam dan uforia dengan konvoi kenderaan, bisa mengakibatkan kecelakaan. Itulah sebabnya siswa kita suruh hadir di sekolah dengan pakaian harian mereka. Kalau masih ada yang bawa pakaian seragam, itu perli kita awasi. Mari kita arahkan mereka," imbau Desfiwati.

Tak terbendung, air mata pun jatuh karena harunya.
Salsabila Mardoni, peraih nilai UNBK tertinggi untuk SMPN 2 Payakumbuh
Adapun terkait PPDB ke tingkat SLTA, secara hirarki SMA sederajat dalam pengelolaan adalah wewenang provinsi dan kita harus ikut aturan gubernur. Dulu PPDB SLTA dilaksanakan dengan sistem Satu Pintu, namun untuk TA 2018/2019 PPDB SLTA akan dilaksanakan secara zonasi serentak dengan sistem online melalui akses web PPDB SLTA diknas provinsi Sumatera Barat. ntuk kelancaran itu semua, pihak SMPN 2 payakumbuh siap fasilitasi siswa kita untuk mengakses dan mendaftar. Untuk sementara, dalam waktu dekat kita akan serahkan Nilai SKHUN Sementara, kami harapkan dalam 3 hari dinas rapor siswa kelas IX dikumpulkan secepatnya sekaligus menyelesaikan semua administrasi yang belum tuntas, termasuk buku pustaka.

Jelang penyerahan tanda lulus di lokal, kepala sekolah menyerahkan reward untuk beberapa orang siswa yang telah mendapatkan nilai UNBK tertinggi tingkat SMPN 2 Payakumbuh. Setidaknya ada 14 siswa yang mendapatkan reward itu. Diantaranya, Salsabila Mardoni, Nikmah Rohmani, Wandismira Ayuni Putri, Doni Febriansyah, Quratul Aini, Reihan Maliki, Elfitani dan beberapa temannnya. Air mata yang sesekali diiringi isak tangis terpancar dalam penyerahan tanda lulus

Kepada kami, ungkapan apresiasi dan terima kasih disampaikan salah seorang walimurid. "Ya Pak, berdasarkan imformasi dari pihak sekolah melalui siswa beberapa hari lalu, bahwasanya tanda lulus akan diserahkan kepada walimurid sekitar 16.30 WIB, untuk itulah kami hadir disini bersama anak dengan tidak memakai pakaian seragam sekolah. Kita apresiasi sekali dengan kebijakan ini, secara pribadi kita juga tidak setuju dengan tradisi uforia coret seragam dan konvoi kenderaan di jalan raya. Karena perbuatan ini pastinya merusak," terang Heri Iswandi Dt. Rajo Muntiko Alam, salah seorang walimurid siswa kelas IX sekolah ini.ul