IMPIANNEWS.COM (Belgia)
Jaksa penuntut umum menganggap penembakan di timur Kota Liege pada Selasa (29/5) pagi sebagai insiden terorisme.
Insiden itu menewaskan tiga orang yang terdiri dari dua polisi dan seorang pejalan kaki. Penembakan terjadi sekitar pukul 10.30 pagi waktu lokal.
Dalam jumpa pers, jaksa tersebut mengatakan seorang pria tak dikenal tiba-tiba menyerang dua polisi dengan pisau dan mencuri senjata mereka. Pelaku kemudian menembak dua petugas polisi itu hingga tewas.
Seorang saksi yang merupakan pengajar di sekolah dekat lokasi insiden, Pierre Etinne Dit Pave, mengatakan dia mengetahui penembakan setelah menengar keributan dari jalanan di luar gedung.
Dikutip Reuters, pelaku yang merupakan seorang pria itu kemudian melontarkan tembakan sporadis ke kerumunan. Seorang penumpang mobil yang terparkir ikut tertembak dan tewas tak lama setelah lari dan berlindung di sebuah sekolah dekat tempat kejadian.
Beberapa orang termasuk polisi ikut terluka. Meski terjadi di dekat sekolah, otoritas berwenang menegaskan para siswa sekolah tersebut aman dan tidak ada yang terluka.
Dikutip CNN, jaksa tersebut mengatakan pelaku 'berhasil' dilumpuhkan. Dia tewas di lokasi kejadian setelah menembak diri sendiri.
Menteri Dalam Negeri Belgia, Jan Jambon, mengatakan petugas darurat telah memonitor situasi.
"Doa dan pikiran kami bersama para korban dari peristiwa mengerikan ini. Kami telah memulai proses penyelidikan mengenai apa yang sebenarnya terjadi ini," kicau Jambon melalu Twitter-nya.
"Saya sempat memeriksa kadaan di luar dan seorang polisi meminta saya tetap berada di dalam. Saya langsung kembali ke dalam kelas dan mengunci pintu," kata Dit Pave.
"Kami mendengar banyak tembakan, tapi kami tidak melihat apa pun karena kami terkunci di dalam ruangan," lanjutnya.
Liege merupakan kota terbesar ke tiga di Belgia setelah Ibu Kota Brussels dan Antwerp. Selama berabad-abad, Leige telah menjadi pusat budaya dan juga industri negara.
Belgia sendiri masih dalam status kesiagaan tinggi sejak sel ISIS yang disebut berbasis di Brussels terlibat dalam penyerangan di Paris pada 2015 silam yang menewaskan 130 orang, dan Brussels pada 2016 yang menewaskan 32 orang. (kid/kid)