Nevi Irwan Prayitno serta Direktur Jendral Industri Kecil Menengah Kementerian Perindustrian Gati Wibawaningsih. |
Kementerian Perindustrian bersinergi dengan Pemerintah Kabupaten Tanah Datar, Sumatera Barat membangun Sentra Industri Kecil dan Menengah (IKM) yang terletak di Nagari Tigo Jangko, Kecamatan Lintau Buo, Kabupaten Tanah Datar. Di dalamnya terdapat Pusat Pengembangan Industri Tenun guna memfasilitasi IKM dalam meningkatkan kompetensi sumber daya manusia, layanan produksi, penelitian, promosi serta pemasaran.
Pusat Pengembangan Industri Tenun ini diresmikan oleh Ny. Mufidah Jusuf Kalla, Selasa (8/5). Peresmian ditandai dengan pengguntingan pita dan peninjauan bersama Menteri PUPR Basuki Hadimulyono, Menteri Pendidikan Muhajir, Wakil Gubernur Sumbar Nasrul Abit, Bupati Tanah Datar Irdinansyah Tarmizi, Ketua Dekranasda Sumbar Nevi Irwan Prayitno serta Direktur Jendral Industri Kecil Menengah Kementerian Perindustrian Gati Wibawaningsih.
"Tenun Indonesia memiliki nilai tinggi, perlu pelestarian dan pengembangan industri berkelanjutan sebagai kekayaan budaya bangsa," kata istri Wakil Presiden RI Muhammad Jusuf Kalla dalam sambutannya.
Menurut Mufidah, saat ini perajin tenun semakin berkurang jumlahnya. Sedangkan generasi muda khususnya banyak yang lebih memilih berkarir di bidang yang lain. Untuk itu perlu motivasi kembali agar anak gadis Minangkabau mencintai tenun dan menekuninya sebagai keterampilan sekaligus menjadi sumber penghasilan.
"Kehadiran sekolah tenun yang telah lama dicita-citakan ini membangkitkan optimisme dan motivasi agar anak gadis Minangkabau tertarik mempelajari tenun dan mengembangkannya sebagai industri yang membanggakan Sumatera Barat.
Sementara itu, Dirjen IKM Kemenperin Gati Wibawaningsih mengatakan, pembangunan Sentra IKM Tenun terintegrasi ini dibiayai dari Dana Alokasi Khusus (DAK) Revitalisasi Sentra IKM Kementerian Perindustrian RI Tahun Anggaran 2017 dan 2018. Hampir Rp.11 milyar anggaran DAK yang dikucurkan untuk pembangunan sentra tenun yang juga diproyeksikan sebagai pusat pendidikan dan pelatihan itu. Anggaran tersebut digunakan untuk pembangunan gedung produksi beserta sarana dan prasarana pelengkap seperti ruangan pencelupan beserta Instalasi Pengolahan Air Limbah (IPAL), ruangan untuk tempat pembuatan desain, ruangan untuk proses penghanian, ruangan menjahit dan peralatan tenun hingga gedung promosi termasuk ruangan serba guna dan kantor pengelola.
“Di samping memfasilitasi pengadaan peralatan produksi, Kemenperin juga melakukan pendampingan oleh Tenaga Ahli Tenun untuk meningkatkan kompetensi perajin dan mutu produk kain tenun yang dihasilkan,” kata Gati.
Kemenperin pada tahun 2017 juga telah memfasilitasi pengadaan peralatan tenun berupa 2 unit ATBM Jacquard, 1 unit alat pelubang kartu motif tenun dan 1 unit mesin kelos elektrik kepada Pemerintah Kabupaten Tanah Datar yang ditempatkan di Sentra Tenun Lintau Buo, Desa Nagari Tanjung Bonai, Kecamatan Lintau Buo Utara, Kabupaten Tanah Datar.
“Saat ini kain tenun yang dihasilkan oleh para perajin masih sangat terbatas baik dalam hal desain, motif, kualitas dan juga produktivitas. Sementara itu bisnis kerajinan tenun ke depannya diprediksi akan semakin menjanjikan dan sangat diminati berbagai kalangan masyarakat, seperti tenun songket dengan variasi motif-motif yang menarik,” papar Gati.
Menjawab peluang ini, Pemerintah Kabupaten Tanah Datar bekerja sama dengan seluruh pemangku kepentingan baik Pemerintah Pusat maupun Pemerintah Daerah untuk bersama-sama membangun Sentra IKM terintegrasi yang berlokasi di Kabupaten Tanah Datar. Di satu sisi, Pemerintah juga telah menetapkan salah satu desa di Kabupaten Tanah Datar yaitu Desa Pariangan sebagai salah satu desa paling cantik di dunia, hal ini dapat menarik wisatawan domestik dan mancanegara, sehingga keberadaan Sentra IKM Tenun dapat memperkaya keragaman objek wisata bagi wisatawan yang hendak berkunjung ke Kabupaten Tanah Datar.
“Tentunya, hal tersebut telah memacu motivasi para perajin dan masyarakat di Kecamatan Lintau Buo untuk dapat mengembangkan tenun menjadi komoditi yang dapat menggerakkan perekonomian masyarakat setempat,” imbuh Gat (th)