H. Syamsul Bahri MA saat memberikan ceramah sebelum shalat tarwih di Mesjid Asy-Syifa' Komplek Yarsi Bukittinggi |
Islam menuntut pemeluknya memiliki kekuatan lahir dan batin. Kekuatan lahir diperoleh dengan makanan bergizi dan latihan olahraga, sedang kekuatan batin dengan iman dan memohon bantuan Yang Maha kuat yaitu Allah SWT. Kekuatan jiwa melahirkan tekad untuk mengambil langkah yang tepat dan cara-cara yang tepat, serta waktu yang tepat guna mencapai maksud yang tepat. Hal tersebut disampaikan H. Syamsul Bahri MA saat memberikan ceramah sebelum shalat tarwih di Mesjid Asy-Syifa' Komplek Yarsi Bukittinggi Kamis, 24/05/2018.
Lebih lanjun H. Syamsul Bahri menyampaikan dikutip dari buku sayyid sabiq yang berjudul Annashiru Quwwati Fil Islam (Faktor-faktor kekuatan dalam islam) di terangkan semestinya kita umat islam selalu emperkuat potensi-potensi kekuatan yang ada yaitu Quwwatil Iman, Quwwatil Ilmu, Quwwatil Akhlak, Quwwatil Ekonomi, Quwwatil Hukum Islam dan Quwwatil Jihad. "Kekuatan apapun yang lahir tidak banyak gunanya jika tidak dibarengi dengan iman, bahkan kekuatan lahir dapat mencelakakan jika tanpa mengindahkan tuntunan agama dan moral," tuturnya
Nabi Muhammad SAW mengingatkan tentang makna hakiki kekuatan sengan sabdanya: "Bukannya yang kuat siapa yang dapat menjatuhkan pegulat, tetapi siapa yang dapat menahan diri ketika ia marah." (HR. Bukhari).
Islam mengajarkan umatnya untuk selalu kuat, tidak menjadi peragu. Keraguan yang lahir akibat kelemahan pribadi akibat lemahnya iman. Nabi Muhammad SAW, bersabda: "Mukmin yang kuat lebih baik dan lebih dicintai Allah daripada mukmin yang lemah, namun keduanya baik. Bersungguh-gungguh meraih apa yang bermanfaat untukmu dan mohonlah bantuan kepada Allah, jangan melemah. Jika engkau ditimpa sesuatu, maka jangan berkata: ‘Seandainya aku melakukan ini dan itu’, tapi ucapkanlah:’Ini telah ditakdirkan Allah apa yang Dia kehendaki dilakukan, (jangan berkata seandainya) karena seandainya membuka pintu (masuk) setan’." (HR Muslim). (Sy)