52 orang santri kelas IX Pondok Pesantren Madinatul Munawwarah Kota Bukittinggi berserta guru dan jajarannya mengikuti Muhasabah |
Dalam rangka menghadapi pelaksanaan Ujian Nasional Berbasis Komputer (UNBK) yang akan dilaksanakan serentak mulai 23 April mendatang, 52 orang santri kelas IX Pondok Pesantren Madinatul Munawwarah Kota Bukittinggi berserta guru dan jajarannya mengikuti Muhasabah dan doa bersama bertempat Mushalla Pondok pesantren setempat Rabu, 18/04/2018.
Muhasabah dan doa bersama dipimpin oleh Marva Edison dari Pondok Pesantren H. Muhammad Nadis (Motivator). Keheningan dan alunan bait-bait doa yang diucapkan dengan penuh kerendahan hati sangat menyentuh terhadap perasaan para siswa. Tak pelak, terlihat tetesan air mata menghiasi mata dari sejumlah siswa tersebut.
Menurut ustadz Syafi'i Maizan acara muhasabah dan doa bersama ini, sengaja dilakukan dalam rangka memohon kepada Allah untuk mendapat kelancaran dan kesuksesan pelaksanaan Ujian Nasional yang akan dilaksanakan.
"Kami dari keluarga besar Pondok Pesantren Madinatul Munawwarah berharap muhasabah yang dilaksanakan dapat menimbulkan kepercayaan diri para santri dalam menghadapi Ujian Nasional nantinya, menjalaninya ujian tersebut dengan penuh semangat serta mendapatkan hasil yang sesuai dengan yang diharapkan.
Muhasabah ini juga untuk membersihkan hati dengan cara banyak berdoa kepada Allah swt serta dengan tidak lupa memohon doa dari orang-orang yang dicintainya, terutama orang tua agar siap secara mental dalam menghadapi pelaksanaan UNBK nantinya," tutur Ustadz Syafi'i
Lanjut Pimpinan Pondok ini. "Walau pelaksanaan UNBK saat ini bukan lagi sebagai standarisasi kelulusan akan tetapi para santri harus menjalaninya dengan serius supaya nilai yang diraih dengan tinggi insya Allah akan mempengaruhi untuk melanjutkan pendidikan kejenjang yang lebih tinggi. Muhasabah ini juga bermanfaat untuk memotivasi para siswa dalam memilih pendidikan lanjutan ," Katanya.
Selanjutnya beliau berpesan agar para santri memilih pendidikan lanjutan sesuai bakat dan kemampuan. "Jangan sampai memilih pendidikan lanjutan ikut-ikutan tetapi berdasarkan hati nurani dan kemampuan agar jangan salah pilih" Katanya lagi (Sy)