H.M.Rifki : Ketika Kemajemukan Tidak Termanej Di Sumbar

Ketika  tidak bisa menjaga atau memanej kemajemukan apa yang akan terjadi”
IMPIANNEWS.COM (Padang). 

Indonesia merupakan negara majemuk, salah satunya di Sumatera Barat yang beragam suku, budaya, agama dan bahasa.

“Ketika  tidak bisa menjaga atau memanej kemajemukan apa yang akan terjadi”, taya Kepala Sub Bagian Hukum dan KUB H.M.Rifki, M.Ag pada kegiatan worshop Pencegahan Konflik yang diselenggarakan oleh Kanwil Kementerian Agama Provinsi Sumbar di Axana Hotel Padang (11/4).

Ia menjelaskan, apabila tidak mampu mengelola kemajemukan termasuk di Sumbar ini maka akan terjadi tragedi-tragedi kemanusiaan seperti halnya pernah dialami dan menjadi catatan kelam di nusantara yang berbhinneka tunggal ika ini.

Lebih lanjut, disampaikannya Kemenag sebagai instansi pemerintah yang berkompeten memiliki program-program cerdas dalam mewujudkan, memelihara kerukunan antar umat beragama. 

Rifki menerangkan, program itu pertama adalah pengendalian konflik, lalu pencegahan yang diteruskan dengan pembinaan dan terakhir dilakukan pemantapan kerukunan.

Pejabat kelahiran Pasaman itu juga mengemukakan beberapa indikator problematika hubungan antara umat beragama khususnya di ranah minangkabau ini yaitu penyiaran agama, bantuan keagamaan luar negeri, perkawinan antar pemeluk agama yang berbeda, pengangkatan anak, pendidikan agama, perayaan hari besar agama, perawatan dan pemakaman jenazah, penodaan agama, kegiatan kelompok sempalan, transparansi dan informasi keagamaan,

 TIK serta pendirian rumah ibadah.
Selain itu, anak kandung buya Diflaizar mengakui perbedaan cara pandang sehingga bermuara terhadap perbedaan tujuan serta menimbulkan konflik atau perselisihan baik antar kelompok, individu, maupun antar pemeluk agama.

Rifki berharap, melalui kegiatan workshop ini dapat melahirkan ide-ide dan masukan postif yang dapat melestarikan kerukunan di Sumbar dari para tokoh-tokoh agama yang mengikuti kegiatan.

Saat menutup kegiatan, ia menyampaikan beberapa program akan diselenggarakan pada tahun ini diantaranya kegiatan sarasehan kerukunan dalam bentuk pertandingan olah raga bulu tangkis yang diikuti oleh para pengurus FKUB se provinsi.

Sebelumnya, Ketua FKUB Provinsi Sumbar Yulius Said mengatakan ranah ini terbilang aman dari konflik kemanusiaan seperti halnya terjadi di daerah-daerah. Ini disebabkan suku minangkabau identik beragam Islam yang memegang teguh prinsip adat bersendikan syarak, dan syarak bersendikan kitabullah. Selain itu tingginya kesadaran serta semangat gotong royong.

Terpisah, Kepala Kantor Kementerian Agama Kabupaten Pasaman H.Abdel Haq mengatakan kerukunan itu sebagai modal dasar pembnagunan, maka penting untuk dilestarikan termasuk di ranah Pasaman yang terbilang heterogen atau beragam.(suf78)