Di tengah perkembangan zaman ,Keberadaan toko ritel modern seperti Indomart dan Alfa Mart semakin menggeliat. Untuk mengimbanginya toko rakyat harus diberdayakan dan bisa mengikuti modernisasi.
Anggota DPRD Bukittinggi, Dedi Fatria,SH sekaligus Inisiator Pemberdayaan Toko Rakyat Kota Bukittinggi menjelaskan, perubahan prilaku konsumen jauh berbeda. Untuk itu, toko rakyat harus bersatu dan menciptakan paguyuban.
Sehingga toko rakyat dapat mengikuti modernisasi ritel. “Toko rakyat harus bergaya modern. Mereka harus kompak. Kita juga bisa bentuk tim Bukittinggi untuk menata dan sebagainya.
Kedepan, dengan modernisasi yang dimaksud, tentu tercipta sebuah toko rakyat yang modern dan dapat mengimbangi toko ritel yang dapat menarik konsumen,” jelasnya saat kegiatan Workshop Pemberdayaan Toko Rakyat “Siap Hadang Toko Ritel Modern Berjejaring Nasional di Hotel Pusako, Senin (23/04).
Dedi menambahkan, sebagai inisiator, ia menitipkan program pemberdayaan toko rakyat ini kepada Dinas Koperasi, UKM dan Perdagangan.
“Jika pemberdayaan toko rakyat ini tuntas,maka tak perlu lagi Indomaret dan toko ritel modern lainnya khususnya di kota Bukittinggi ini,” tegasnya.
Ketua DPRD Bukittinggi diwakili Wakil Ketua Komisi 2, Drs.Rismaidi,SH Tk.Bagindo mengungkapkan, masyarakat khususnya toko rakyat harus mempersiapkan diri menghadapi perkembangan ekonomi. Program pemberdayaan toko rakyat yang diinisiatori Dedi Fatria ini tentu dapat menjadi pilihan bagi masyarakat.
“Kita juga mengapresiasi Dinas Koperasi, UKM dan Perdagangan yang cepat tanggap melaksanakan kegiatan. Semoga, program ini dapat dilanjutkan di masa yang akan datang. Pemko diharapkan bisa menindaklanjutinya. Hal ini juga penting bagi perekonomian masyarakat Bukittinggi itu sendiri,” jelasnya.
Sementara itu, Walikota Bukittinggi diwakili Kepala Dinas Koperasi,UKM dan Perdagangan Muhammad Idris saat membuka workshop tersebut mengatakan selama ini, UMKM di Bukittinggi mengalami keterbatasan pasar, penataan dan modal. Untuk pengelolaan toko rakyat atau warung, diakuinya, baru bersifat tradisional.
“Melalui workshop ini, bagaimana toko rakyat bisa dikelola secara profesional sekaligus dapat menghadang toko Ritel Modern.
Nantinya, pemilik atau pengelola toko rakyat bisa membentuk kelompok dan merubah cara berdagang. Kedepan, toko rakyat bisa menghadang mereka dan harus berubah dari pengelolaan tradisional ke cara yang modern.Termasuk cara pelayanan konsumen dan menata toko,” ungkapnya.
Sedangkan, Direktur Utama BPR Jam Gadang Feri Irawan,SE menyebutkan pemberdayaan toko rakyat ini akan bermuara ke BPR. Program tersebut dinilai menarik dan tentunya, pedagang membutuhkan modal.
“Kami, BPR Jam Gadang siap membantu dari segi permodalan termasuk toko rakyat tersebut,” singkatnya. (Sy)