Mengantisipasi terjadinya penyakit Demam Berdarah Dengue (DBD), Pemerintah Kota Padang melakukan pencegahan. |
Mengantisipasi terjadinya penyakit Demam Berdarah Dengue (DBD), Pemerintah Kota Padang melakukan pencegahan. Salah satunya yakni melalui pengasapan (fogging) di sejumlah titik di Kota Padang.
Selasa (17/4), Dinas Kesehatan Kota Padang menerjunkan personilnya di perumahan Griya Anak Air Permai, Kelurahan Batipuh Panjang, Koto Tangah. Dua unit alat penyemprot digunakan untuk mengasapi sekitar 120 unit rumah warga yang berada di samping PT Lembah Karet.
Pengasapan dilakukan sekitar pukul 09.00 Wib. Warga pun nampak bersiap-siap sebelum petugas datang. Petugas menyemprot bagian depan dan di dalam rumah warga. Tak ketinggalan tali bandar dan pekarangan rumah ikut disemprot.
"Seluruh rumah disemprot karena ada laporan yang masuk dari warga kepada kami untuk dilakukan penyemprotan," sebut seorang petugas dari Dinas Kesehatan Kota Padang, Eri.
Penyemprotan dilakukan sekitar satu jam. Pintu rumah ditutup. Warga pun masih banyak yang berada di luar rumah, menunggu asap hilang. Sayangnya ada juga beberapa warga yang enggan petugas masuk ke dalam rumah untuk disemprot.
"Bagusnya disemprot ke dalam agar nyamuk tidak lagi berada di dalam rumah," beber Eri.
Seluruh warga perumahan nampak cukup senang dengan kedatangan petugas. Sebab selama ini cukup banyak nyamuk pada siang dan malam hari.
"Alhamdulillah, kami berterimakasih kepada pihak dinas yang sudah memerhatikan kami dan melakukan penyemprotan," ujar Ketua Kompleks Griya Anak Air Permai, Andri Reno Putra.
Sementara itu, Kepala Dinas Kesehatan Kota Padang Feri Mulyani Hamid saat dikonfirmasi menyebut bahwa pengasapan (fogging) yang dilakukan untuk mengantisipasi berkembangnya jentik nyamuk DBD. Kadiskes mengatakan, penyemprotan tidak saja dilakukan di kompleks Griya Anak Air Permai, tetapi juga di tempat lain.
"Khusus untuk kompleks Griya Anak Air Permai, pihak puskesmas memang sudah melakukan pemantauan dan pemeriksaan sebelumnya," jelas Feri Mulyani Hamid.
Kadiskes menyebut, berdasarkan pemantauan yang dilakukan di perumahan itu, angka bebas jentik (ABJ) berada di bawah 90 persen. Artinya, cukup banyak jentik nyamuk yang berpotensi membawa penyakit DBD.
"Hal ini disebabkan minimnya gotongroyong lingkungan yang dilakukan warga dan banyak tempat berpotensi berkembangnya jentik nyamuk. Kita imbau kepada warga untuk rutin melakukan goro bersama," sebut Kadiskes.
Feri Mulyani Hamid pun berharap setelah ini tidak ada lagi kasus DBD. Masyarakat diharapkan peduli dengan kebersihan lingkungan, baik di dalam maupun di luar rumah. Caranya yakni dengan melakukan pemberantasan sarang nyamuk di rumah tangga dengan cara menghilangkan tempat perindukan nyamuk.
"Mari kita menguras secara berkala tempat-tempat penampungan air, bak mandi, dan lain sebagainya," tukasnya.(ch)