H. Bakhtaruddin |
IMPIANEWS.COM
Payakumbuh---Selama 36 tahun sandang berstatus sebagai Pegawai Negeri Sipil, bukanlah waktu yang singkat. Selama itu pula lah profesi yang dilakoni oleh Bakhtaruddin sebagai abdi negara. Berbagai suka duka dan pahit-manisnya hidup sebagai PNS, sudah dirasakan pria kelahiran Pariaman 5 Maret 1960 itu berpuluh puluh tahun.
Hampir separuh hidupnya, pria dengan sapaan akbar Batar itu diserahkan untuk kepentingan daerah. Kini, menginjak usianya yang ke 58 tahun, status PNS segera ditinggalkan Bakhtaruddin. " Mulai 1 April 2018 saya sudah pensiun. Tidak PNS lagi,"ucap Bakhtaruddin pada Kamis (22/03/2018) sore disalah satu sudut Kota Payakumbuh.
Bakhtaruddin memulai karirnya sebagai PNS pada 1 Maret 1982 instansi Departemen Penerangan Kodya Payakumbuh atau 12 tahun setelah berdirinya Kota Payakumbuh ditahun 1970.
Pria kelahiran 1960 itu pun menceritakan bagaimana kisah hidupnya hingga pensiun sebagai PNS. Bakhtaruddin merupakan anak pertama dari 11 bersaudara. Bapaknya merupakan 'ompak' Pangkalan bernama Nasruddin dan ibunya dari Pariaman bernama Samsinar. Dari 11 saudara itu, kata Bakhtar, satu meninggal dunia. Yakni adik laki-laki nomor 4. "Kami 11 bersaudara dan sekarang masih hidup 10 orang. Adik nomor 4 meninggal kena musibah ketika masih kuliah di Unand pada tahun 1987. Ketika itu, adik saya bernama Syaiful Anas melakukan ekpsedisi Mapala Unand ke Mentawai. Tetapi naas, ketika hendak menyeberangi sungai disana, malah perahu yang ditumpangi adik saya terbalik,"katanya.
Ketika itu, kenang Bakhtar, dari 3 penumpang, dua diantaranya meninggal dunia dengan posisi terbenam ke dalam sungai. "Adik saya berupaya menolong temannya yang tidak bisa berenang ketika perahu terbalik. Tapi nasib berkata lain. Karena kondisi medan yang berat sehingga adik sayapun ikut terbenam hingga tewas,"terang Bakhtar lagi. Sehari setelah itu, barulah jasad adik kandungnya berhasil ditemukan didasar sungai kedalam 5 meter lebih.
Singkat cerita, dari 10 kakak beradik, 7 diantaranya berstatus PNS. Ketika ditanya, kenapa Bakhtarruddin tertarik jadi PNS. Jawabannya singkat saja yaitu karena saat itu ada lowongan sebagai PNS dan mencoba masukkan lamaran. Dia menjelaskan, ketika baru tamat dari SMA PGRI 1 Padang pada 1981, Bakhtar sempat panik untuk menjalankan hidup.
Hendak kuliah tapi biaya tidak ada. Karena kondisi saat itu, adik-adiknya masih sekolah dan butuh biaya banyak. Sehingga dirinya mengalah demi kesuksesan adik adiaknya. Setelah menerima ijazah, berkas tersebut diperbanyak Bakhtar untuk di sodorkan ke berbagai perusahaan.
Dirinya mencoba mengadu nasib melamar pekerjaan kesana-sini. "Kebetulan saat itu ada lowongan penerimaan CPNS di Padang. Dan saya coba pula memasukkan lamaran kesana sambil menunggu panggilan dari perusahaan lain yang sudah dimasuki lamaran,"ucapnya.
Karena berkat sabar dan usaha yang keras, nasib baik berpihak pada dirinya. Bakhtaruddin lolos untuk seleksi tahap awal sebagai CPNS ketika itu. "Ada 1000 orang yang mendaftar saat itu, tetapi yang diterima hanya 200 orang. Alhamdulillah saya masuk untuk 200 orang itu,"ucap Bakhtar.
Ketika menerima Surat Keputusan penempatan dari kantor Departemen Penerangan di Padang, ternyata Bakhtaruddin ditugaskan untuk berdinas di Departemen Penerangan Kodya Payakumbuh. Dinas pertama, dirinya terpaksa berpisah dengan orang tua di Padang. Dirinya mendapatkan rumah dinas di Kota Payakumbuh untuk menetap.
"Ada 9 orang seangkatan saya waktu itu ditugaskan di Payakumbuh,"ucapnya. Yaitu Firdaus (Kabagprotokoler Pemko Payakumbuh), Yuswaldi (Kabid di Bappeda), Nusirwan (Staf Biro Humas Pemprov Sumbar) dan lainnya. "Saya lupa siapa-siapa teman satu angkatan dulu,"katanya.
Diceritakannya, tugas pertama kali yang emban Bakhtaruddin adalah sebagai juru photo ketika masa Walikota Masri MS. Setiap pejabat ketika itu dari Walikota, Ketua DPRD, Kejari, Kapolres, Dandim, Danyon, Ketua Pengadilan, Sekda selalu kena jepret oleh kamera Bakhtaruddin.
Pada tahun 2000 semasa rezim Presiden Abdul Rahmad Wahid, saat itu Departemen Penerangan dibubarkan dan terpaksa dirinya dilikuidasi dari pegawai pusat jadi pegawai Pemerintah Daerah. Selama setahun setelah masa transisi, Bakhtar sempat terkatung-katung karena ketidak jelasan penempatan dinas dirinya.
"Pada 2001 barulah ada kejelasan penempatan sebagai pegawai Pemerintah Daerah. Saya ditempatkan sebagai staff di Dinas Pariwisata,"katanya. 8 bulan kemudian, dirinya pindah dinas ke Satpol PP Payakumbuh. Ketika di Satpol PP, Bakhtaruddin sempat dibuat sibuk saat ada demonstrasi besar-besaran dalam menjatuhkan Darlis Ilyaa sebagai Walikota Payakumbuh.
Awal 2002, nasib baik kembali dialami Bakhtaruddin. Dirinya naik pangkat dan jabatan. Dari staff biasa menjadi pejabat eselon IV. Yaitu sebagai Kepala Sub Bidang pada Dinas Kepegawaian Daerah Kota Payakumbuh." Pada Mei 2004, saya pindah sebagai Kasubbag Pengumpulan Informasi di Bagian Humas Pemko,"katanya.
Setelah Empat tahun disana, ketika masa Walikota Josrizal Zein pada awal tahun 2009, Bakhtaruddin naik eselon lagi. Dari eselon IV ke eselon III. Walikota Josrizal Zein mempercayai dirinya sebagai Kepala Bagian Humas di Sekretariat DPRD Kota Payakumbuh.
Selama di DPRD Bakhtaruddin selalu hadir setiap kegiatan dewan termasuk kunjungan kerja. Tak terhitung lagi kota dan kabupaten di Indonesia yang dikunjungi bapak tiga anak ini selama di DPRD Kota Payakumbuh sampai Maret 2013.
Ketika adanya mutasi, rotasi jabatan semasa Walikota Riza Falepi, Bakhtaruddin sempat tidak mendapatkan jabatan alias di nonjobkan. 8 bulan tanpa jabatan, hari-hari Bakhtaruddin dihabiskan kian kemari duduk diwarung kopi.
Pada pelantikan Oktober 2013, Walikota Riza Falepi kembali mempercayai dirinya dan melantiknya sebagai Lurah di Tanjuang Pauah Kecamatan Payakumbuh Barat.
Setelah sukses melayani masyarakat sebagai Lurah Tanjuang Pauah selama 13 bulan, pada pelantikan awal 2015, dirinya dipindahkan Walikota Riza Falepi sebagai Lurah Kubu Gadang. "Saya 13 bulan sebagai Lurah Tanjuang Pauah, 11 bulan sebagai Lurah Kubu Gadang,"katanya.
Pada mutasi dan rotasi jabatan 2016, Bakhtaruddin kembali dipindah tugaskan sebagai Kepala Seksi Trantib di Kecamatan Payakumbuh Timur hingga pensiun sampai 1 April 2018 ini.
"Saya juga mengikuti bagaimana perkembangan kota ini sejak dulu sampai sekarang. Saya tak menyangka, Kota Payakumbuh akan berkembang pesat dan maju seperti saat ini,"ucap Bakhtaruddin.
Selama berdinas, setidaknya sudah 6 Walikota Payakumbuh yang silih berganti diikuti Bakhtarrudin. Dari Walikota Masri MS (1983), Walikota Muzahar Muchtar (1983-1993), Walikota Fahmi Rasyd (1993-1998), Walikota Darlis Ilyas (1998-2002), Walikota Josrizal Zein (2002-2012) dan Walikota Riza Falepi (2012-sekarang).
"Saya beryukur, bisa menjadi PNS, banyak hal-hal positif yang dirasakan terutama terkait pembangunan daerah. Mudah-mudahan ditangan PNS yang masih aktif bisa membawa Payakumbuh lebih maju lagi. Kepada PNS yang masih dalam masa tugas , jangan malas bekerja dan bekerjalah sesuai aturan demi kemajuan daerah,"harap Bakhtaruddin.
Saat ditanya lagi, apa aktifitas dirinya setelah pensiun dan apakah akan masuk ke dunia politik. Bakhtaruddin menjawab, dirinya akan memanfaatkan masa-masa tua bersama anak dan keluarga.ul