Setelah mengalami beberapa kali perombakan, akhirnya pengurus Musala Al Ihsan di Kompleks Griya Anak Air Permai, Batipuh Panjang, Kecamatan Koto Tangah terbentuk. Pembentukan pengurus dilaksanakan, Sabtu (13/1/2018).
Pembentukan pengurus dilaksanakan setelah salat Isya. Pemilihan diikuti hampir seluruh warga kompleks setempat.
Setelah dilakukan pemilihan, akhirnya susunan pengurus didapatkan. Ketua pengurus terpilih yakni Joni Darma Fitra. Kemudian Wakil Ketua diisi Yasril. Charlie Ch. Legi ditetapkan sebagai Sekretaris. Begitu halnya untuk posisi bendahara dan enam seksi lainnya juga diisi oleh sejumlah nama.
Joni Darma Fitra usai pemilihan menyebut bahwa seluruh pengurus terpilih akan bekerja maksimal agar tegaknya syiar agama di kompleks perumahan yang baru sekitar empat tahun berdiri itu. Meski dalam segala keterbatasan, pengurus Musala Al Ikhsan juga diharapkan tetap kompak dan menyatu.
"Amanah yang diberikan warga akan kita jawab dengan kinerja yang baik. Terutama untuk tegaknya syiar agama dan maksimalnya tempat ibadah," ungkap Joni dibenarkan Wakil Ketua Yasril.
Saat ini, Musala Al Ihsan masih terbilang sederhana. Musala tersebut berdiri di atas tanah 16 x 16 meter dengan bangunan semi permanen. Kondisi musala yang masih seadanya itu selalu digunakan warga untuk salat lima waktu setiap harinya.
"Meski semi permanen, berdinding triplek, akan tetapi semangat warga untuk salat berjamaah setiap waktu tidak pernah kendur," tambah Yasril.
Meski luas tanah musala tersebut 16 x 16 meter, akan tetapi luas musala induk hanya 10 x 10 meter. Saat ini, warga dan pengurus berencana memanfaatkan seluruh lebar luas tanah untuk pembangunan musala itu. Di tiap sudut tanah sudah berdiri tiang sebagai pondasi untuk pembangunan masjid.
"Saat ini kita masih terkendala dalam pembangunan," ungkap Charlie Ch. Legi.
Pihak pengurus pun saat ini sudah memiliki rancang bangunan musala. Diestimasi anggaran biaya untuk pembangunan musala hingga selesai memakan biaya sebesar Rp 400 juta lebih.
Akses Jalan Buruk.
Sementara itu, akses jalan menuju Kompleks Griya Anak Air Permai hingga saat ini masih buruk. Perumahan yang berada di samping PT Lembah Karet itu belum tersentuh aspal sedikitpun. Warga pun acap mengeluh karena jeleknya akses menuju perumahan mereka.
"Sejak perumahan ini dibangun hingga sekarang, jalan bertambah parah. Berbatu, berlubang dan seperti kolam jika hujan," sebut Ron, salah seorang warga.
Ron menyebut, harusnya pihak developer bertanggungjawab atas pembangunan jalan serta tempat ibadah (musala). Namun hingga saat ini pihak developer belum tergerak hatinya bahkan terkesan lepas tangan (ch).