IMPIANNEWS.COM (Padang).
Kemajuan dunia informasi teknologi dibidang transportasi terus berkembang memanfaatkan aplikasi tersendiri seperti gojek, gokar dan lain sebagainya.
Sehingga berimbas menyulitkan perekonomian para kusir bendi sebagai sarana transportasi tradisional di Kota Padang.
Mereka para kusir bendi dirudung kesusahan, jangankan untuk membeli beras, menyediakan rumput dan sagu untuk makan kuda tak bisa. Itulah kondisi yang dialami para kusir bendi pada zaman modern saat ini.
Mereka para kusir bendi tersebut harus diselamatkan. Hal ini disampaikan kepala Dinas Pariwisata dan Kebudayaan Padang Medi Iswandi didampingi Swesti Faloni Kabid KSP, Rabu (31/1).
Jadi, berdasarkan kedaan tersebut, kita menyelamatkannya. “Kami kumpulkan 40 kusir bendi dan dimasukan dalam kelompok sadar wisata (pokdarwis).
Pemanfaatan bendi ini untuk mendukung dan menunjang pengembangan pariwisata sekaligus bisa menjadi daya tarik bagi wisatawan. Tarif bendi Rp50.000 per 30 menit. Trayek bendi keliling kota, terutama di kawasan Pantai Padang. Kusir yang nakal menaikkan tarif, maka dileluarkan dalam kelompok sadar wisata (pokdarwis " sebut Medi Iswandi.
Kesepakatan dan syarat yang harus dipatuhi para kusir bendi wisata ini adalah, tidak boleh merokok, kotoran kuda harus ditampung dan tidak boleh berserakan. Harus ramah melayani tamu atau penumpang. Sehingga para wisatawan yang memanfaatkan dan menikmati transpotasi bendi merasakan suguhan yang menyenangkan.
Sejalan dengan itu, kata Kadis Kebudayaan dan Pariwisata Medi Iswandi , keberadaan bendiwisata itu sudah dipromosikan paket wisata keliling kota dengan bendi ini ke hotel-hotel dan perusahaan travel.
Promosi juga dilakukan melalui brosur yang disebarkan melalui biro perjalanan, dan sosialisasi paket wisata tersebut kepada masyarakat.
Alhamdulillah, mereka telah mulai memperoleh pendapatan dan keluar dari masalah yang dialaminya. (ir).