HARI berganti pekan. Pekan pun berganti bulan. Tanpa terasa kita sudah meninggalkan tahun 2017 M.
Selama kurun waktu 12 bulan atau sekitar 360 hari telah kita lalu.
Banyak suka dan duka kita alami. Ada beberapa harapan kita dalam tahun 2017 M telah terkabulkan. Misalnya, yang belum punya rumah sudah mendapat rumah pribadi. Yang tadinya belum menikah telah mendapat pasangan hidup. Bahkan yang belum punya anak juga pada tahun 2017 M, Allah sudah beri mereka anak anak yang saleh.
Tentu masih banyak harapan dan doa kita yang tak tersebut selama kurun waktu 2017 M telah diijabah (dikabulkan) Allah Ta'ala.
Walaupun disisi lain mungkin juga ada keinginan kita yang belum terealisasi di tahun 2017 M.
Semua telah berlalu. Tahun 2017 telah pergi dan tidak akan kembali. Ia tidak pernah datang lagi. Ia telah pergi untuk hanya dikenang.
Nah, sekarang kita sedang berada di tahun 2018 M. Kita masih berada diawal Januari 2018.
Ini baru awal star perjuangan. Jalan panjang masih berliku dan berkelok kelok di hadapan kita.
Bukan saja jalan yang buruk. Tapi jalan pun kadang bergelombag. Berlobang. Ini adalah fakta di depan mata kita.
Kita tidak bisa mengelak. Kita tidak bisa menghindar dari berbagai semak belukar yang bakal menusuk badan kita.
Lalau apa yang mesti kita lakukan? Apakah kita mundur ke belakang? Apa kita pasrah? Atau kita mengalah saja sambil angkat tangan?
Jawabannya adalah tidak. Kita tidak boleh mundur konon lagi pasrah dengan tanpa berjuang.
Kehidupan ini, memang keras. Persaingan hidup tidak bisa dielakkan. Pasti terjadi dimana mana dan kapan saja.
Kita mesti melawan. Kita mesti berjalan dan terus berjalan, seraya memperbaiki apa apa yang salah kita lakukan selama tahun 2017.
Target kita hanya satu. Kehidupan kita dalam arti luas di tahun 2018 ini, mesti lebih baik dibanding dengan kehidupan kita ditahun 2017.
Khususnya kehidupan dalam beribadah kepada Allah. Umur kita semakin berkurang. Mata hari semakin condong ke barat. Kehidupan pun pasti berakhir dengan kematian.
Seperti syair lagu. Orang kaya mati, raja raja mati dan orang miskin pun mati. Semua kita yang hidup pasti mati.
Maka diakhir tulisan ini, penulis mengingatkat diri penulis sendiri. Kemudian pembaca budiman.
Mumpung kita masih berada di awal tahun 2018, mari kita manfaatkan kesempatan dengan meningkatkan ketaatan kita pada Allah.
Sehingga kita semakin dekat dengan Sang Pencipta. Allah Ta'ala.
Bukankah akhir kehidupan yang kita rindukan adalah husnul khatimah. Kematiaan yang indah. Pada waktunya Ruh kita kembali pada Rab Nya dengan tenang.
Wallahu'aklam bhis shawaf...
Pantai Padang, Senin, 1 Januari 2018.