Pada periode pertama pmerintahan, kami menitik beratkan pembangunan Payakumbuh disegala bidang dengan merespon usulan yang bersumber dari masyarakat, baik yang duusulkan dengan jalur formal di musrembang berjenjang, maupun masukan langsung dari para tokoh di pendopo rumah dinas. Namun lobi-lobi terhadap pemangku kebijakan mengenai usulan yang telah diajukan, sesekali juga diperlukan, sebagai bahan pengingat.
Untuk periode kedua pemerintahan, kita akan menitik beratkan pada pembangunan bagaimana Payakumbuh bisa tampil sebagai mesin pencetak uang. Kita akan rangkul investor luar untuk meningkatkan taraf hidup rakyat dan mengurangi angka pengangguran. Tidak mungkin selamanya kita terlalu berharap DAU dan DAK dari pusat.
Termasuk pembangunan multi years normalisasi sungai kota kecil Batang Agam yang menelan dana sekitar 198 milyar. Kota Payakumbuhlah satu-satunya mendapatkan proyek ini di nasional.
Walau tidak mungkin, kita terlepas dari bantuan pusat, tapi kita tetap berusaha untuk berdiri di kaki sendiri. Salah satu usaha yang akan kita terapkan adalah pengembangan badan usaha dan peninjauan kembali BIL hotel dan restoran.
Sambutan tersebut disampaikan Walikota Payakumbuh, Riza Falepi di kegiatan dialog dan audiensi dengan Lurah, KAN dan Bundo Kanduang se Kota Payakumbuh yang dilaksanakan Bagian Tata Pemerintahan di Aula Diklat Peternakan Sumatera Barat yang terletak di Kelurahan Ibuh Kec. Payakumbuh Barat Kota Payakumbuh, Senin (04/11). Dialog dan audiensi ini juga tampak dihadiri Kepala Disparpora, Elfriza Zaharman.
Menurut leading sector penyelenggara kegiatan, Kepala Bagian Tata Pemerintahan, Atur Satria, kegiatan ini diikuti 150 peserta yang terdiri dari Lurah, KAN dan Bundo Kanduang se Kota Payakumbuh.
" Dialog dan audiensi ini bertujuan untuk melahirkan komunikasi timbal balik antara pemko dan masyarakat demi suksesnya pembangunan dan penyelenggaraan pemerintahan di tahun 2018 mendatang," terang Atur Satria.
Adapun ketua LKAAM. W. Dt. Paduko Bosa Marajo mengharap pembangunan di Kota Payakumbuh dapat berjalan dengan sukses dengan tetap mempertimbangkan nilai-nilai luhur.
" Kami sangat berharap Pemko Payakumbuh juga memperhatikan dan membantu operasional kelembagaan di KAN," harap Ketua LKAAM.
Dalam dialog dan audiensi ini, Ketua KAN Kenagarian Koto Nan Gadang, ARP. Dt. Parpatiah Nan Baringek mengusulkan bagaimana pemangku kebijakan Kota Payakumbuh giat memperjuangkan aspirasi warga Payakumbuh di pusat.
"Kalau dapat ada anggota legislatif yang berasal dari Payakumbuh di tingkat pusat mendatang, sebagai penyambung lidah," canda Ketua KAN.
Usulan kedua disampaikan perwakilan KAN Koto Panjang, Dt. Naro dan diperkuat oleh tokoh Bundo Kanduang, Nur'aini.
" Demi kenyamanan dan ketentraman warga, Kami berharap pemko Payakumbuh menentukan batas wilayah administratif antara kota dengan Kab. 50 Kota. Karena kami ingin hidup aman, terutama dalam urusan administrasi," keluh Dt. Naro.
Walikota Payakumbuh, Riza falepi yang didampingi Wawako, Erwin Yunaz dengan bijaksana menjawab pertanyaan, tanggapan serta usulan dari pemuka masyarakat, bundo kanduang dan tokoh adat.
Terkait batas wilayah, Asisten I Bidang Pemerintahan, Yoherman menjelaskan, "bahwa saat ini di tingkat pusat (Kemendagri) sedang dibahas batas administratif wilayah, termasuk batas wilayah Payakumbuh dengan Kab. 50 Kota. Insyaallah, pokok bahasan ini akan dituntaskan pada tahun 2018 mendatang," tukuk Yoherman.(ul)