Pelabuhan Teluk Tapang di Nagari Air Bangis, Kecamatan Sungai Beremas Kabupaten Pasaman Barat Sumatera Barat telah rampung sejak Mei 2017 lalu. Namun, akses jalur transportasi darat menuju pelabuhan tersebut masih sangat tidak layak.
Akibatnya, sampai hari ini pelabuhan yang disebut-sebut bakal menandingi Teluk Bayur itu belum bisa dimanfaatkan. Bahkan, untuk bisa dilewati, butuh anggaran ratusan miliar lagi untuk menuntaskan bengkalai jalan menuju kawasan tersebut.
Selasa pagi (21/11), dengan menaiki kapal dari dermaga Air Bangis, Wakil Gubernur Sumbar Nasrul Abit bersama jajaran OPD terkait meninjau kawasan Teluk Tapang. Hampir seharian Wagub NA mengitari kawasan Teluk Tapang, termasuk meninjau akses jalan menuju Teluk Tapang.
Bupati Pasaman Barat Syahiran mengatakan, sejak mulai dibangun tahun 2006 lalu, proses pembangunan fisik Teluk Tapang telah menghabiskan dana sebesar Rp200 miliar. Dan kini, untuk merampungkan jalan menuju Teluk Tapang dari jalan raya dengan panjang mencapai 42 Km membutuhkan dana sekitar Rp400 miliar.
“Sekitar 37 Km plus 8 unit jembatan lagi yang perlu dituntaskan. Kita sudah berulang kali sampaikan ini pada Kementerian terkait, tapi sampai hari ini belum mendapat jawaban pasti. Untuk melanjutkan pembangunan ini tentu tidak bisa dengan APBD Kabupaten maupun Provinsi karena biayanya terlalu besar,” kata Syahiran di depan Wakil Gubernur Sumbar Nasrul Abit di pelabuhan Teluk Tapang Pasaman Barat.
Padahal, terang Syahiran, jika Pelabuhan itu cepat dioperasikan, justru akan meringankan kerusakan jalan nasional menuju Teluk Bayur. Sebab, rutinitas truk sawit yang biasa diangkut dari Pasaman Barat tidak mesti ke Padang lagi, dan cukup ke pelabuhan Teluk Tapang saja.
Bahkan, saat ini telah perusahaan tambang biji besi yang telah menanamkan investasi sebesar Rp10 miliar sejak tahun 2006 dan sudah membantu pembangunan jalan sepanjang 9 Km. “Jika akses ini cepat beroperasi, diyakini geliat investor akan lebih cepat di Pasaman Barat,” jelas Syahiran.
Senada dengan itu, Wakil Gubernur Sumbar Nasrul Abit juga menginginkan pelabuhan Teluk Tapang ini segera beroperasi. Sebab, sudah terlalu lama pelabuhan berskala Internasional ini terbengkalai.
“Pelabuhan ini sangat strategis untuk menunjang intensitas perdagangan. Tidak saja soal biji besi, dari pelabuhan ini nanti juga memudahkan aktivitas pengangkutan Crude Palm Oil (CPO) yang selama ini harus di antar ke pelabuhan teluk Bayur,” kata Nasrul.
Selain itu, dengan terbukanya akses transportasi pelabuhan kelak akan meningkatkan perekonomian masyarakat. Sehingga, Pasaman Barat segera keluar dari status ketertinggalan. (rl).