Kendati Pemilihan Kepala Daerah (Pilkada) baru akan digelar pada 2018 mendatang, namun kandidat-kandidat yang akan maju sudah banyak bermunculan. Mulai dari kalangan pengusaha, bahkan sampai pejabat aktif di pemerintahan juga "berselera" memperebutkan posisi nomor satu dan dua.
Walikota Padang H. Mahyeldi Ansharullah Dt. Marajo menilai hal ini sebagai sesuatu yang wajar dalam dinamika politik. Banyaknya tokoh-tokoh bermunculan untuk ikut pilkada menandakan banyaknya keinginan yang baik untuk kemajuan kota.
Namun, politisi PKS yang juga ulama ini menyayangkan, dari kalangan PNS atau pejabat aktif yang berniat maju lebih disibukkan dengan kegiatan menggalang massa sehingga tugas pokok melayani masyarakat terabaikan. Bahkan, pejabat bersangkutan seolah melupakan sumpahnya sewaktu dilantik serta melalikan amanah yang diembannya.
"Masih lama datangnya pilkada di Padang, para calon kepala daerah sudah banyak yang muncul. Ada yang masih aktif menjabat asik mencari masa dimana-mana. Padahal kerjanya untuk melayani masyarakat masih banyak, malahan dia lupa dengan sumpahnya sewaktu dilantik, sehingga melayani masyarakat terabaikan. Ini akan dipertanggung jawabkan dunia dan akhirat," ungkap Mahyeldi dalam sebuah kesempatan di sela rapat dengan jajaran Satuan Kerja Perangkat Daerah (SKPD) Kota Padang, Kamis (22/6/2017) lalu.
Ia juga gusar dengan banyaknya pihak yang menyebut dirinya akan maju lagi jadi Cawako dan dipasang-pasangkan dengan beberapa nama. Padahal amanah sesungguhnya masih ia jalankan bersama Wakil Walikota Emzalmi. Sedangkan pernyataan resmi untuk maju, belum pernah ia sampaikan, lantaran ingin fokus melaksanakan program sesuai amanah yang diemban sebagai walikota dan wakil walikota Padang periode 2014 - 2019.
"Saya saja belum pernah mengeluarkan pernyataan untuk maju jadi cawako, sebab saya fokus apa yang diamanahkan oleh rakyat untuk membangun Kota Padang ini. Heran saya," kata Mahyeldi.
Lebih dia sesalkan, adanya yang menghujat-hujat dan mengeluarkan ujaran kebencian di media sosial terkait kegiatan pembangunan. Bahkan ada yang menyerang pribadinya. Menurutnya, jika itu sebuah kritikan membangun, dia menerima dan menjadikan sebagai koreksi atas kebijakan. Sebaliknya, bila hanya penyerangan karakter untuk kepentingan politis, akan diabaikan.
"Kritik membangun kita terima. Jika menyerang dengan ujaran kebencian tanpa dasar yang jelas, sebaiknya abaikan," ujarnya.
Pada kesempatan itu, Mahyeldi menekankan kepada pimpinan SKPD agar tetap fokus dan serius melaksanakan tugas. SKPD agar memberikan pelayanan terbaik kepada masyarakat sesuai tugas dan fungsinya.
"Saya berharap sama SKPD Pemko Padang, tolonglah serius melaksanakan tugas. Berikan pelayanan terbaik kepada masyarakat. Ini adalah amanah yang akan diminta pertanggung jawabannya nanti di akhirat," tukuk Mahyeldi.
Ia menambahkan, masih banyak tugas berat. "Jangan pikirkan dulu pilkada mari sama-sama kita bangun Padang ini lebih baik,'' imbuhnya.(tf/du/yz/ch).
0 Comments